MED 30 - CAFE KUCING ✓

38 3 0
                                    


Happy Reading!

Jangan lupa vote, komen, share, masukin ke reading list, masukin ke perpustakaan, follow akun sy😋😋

trimss

😼😼😼

"Gimana? Gue keliatan ganteng, kan?" Dean menyibak rambut ke belakang, berlagak keren dengan memamerkan gaya baru rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Gue keliatan ganteng, kan?" Dean menyibak rambut ke belakang, berlagak keren dengan memamerkan gaya baru rambutnya. Rasa percaya diri yang terlalu tinggi membuat pria itu berani bertingkah di depan umum sehingga menarik perhatian para gadis-gadis yang berlalu-lalang.

Merasa malu dengan tingkah Dean, Dara mendesis geli. "Bocah banget lo. Gak usah banyak gaya!"

Dean memicingkan matanya curiga. "Kenapa? Lo terpesona liat ketampanan gue?"

"Cuih, mulai."

Ejekan Dara itu berhasil mengundang tawa Dean. Pria itu cukup terhibur dengan respon yang diberikan oleh Dara. Sangat menarik dan lucu.

"Serius gue tanya, gue keliatan ganteng, kan?" tanya Dean sembari merapikan poni rambut.

Alis kanan Dara terangkat. "Apa yang membuat lo berpikir kalo lo keliatan ganteng?" tanyanya balik.

Dean tersenyum tipis. "Karena gue merasa banyak cewek-cewek di sini yang ngeliatin gue."

Jawaban Dean itu berhasil membuat Dara mendelikkan mata tajam. Seketika, ia menghentikan langkah, bersedekap di dada seraya mengangkat dagunya sedikit. "Itu karena lo banyak gaya nyibak-nyibak rambut segala."

"Emang iya? Masa?"

Dara menghela napas kasar. "Tanpa lo pamer-pamerin rambut baru lo, gue udah tau lo ganteng. Jadi, berhenti banyak gaya di depan banyak orang. Paham?"

Setelah mengatakan itu, Dara melangkah pergi mendahului Dean. Ia meninggalkan Dean yang sedang membeku di tempat karena terkejut dengan ucapan Dara. Pria itu tidak menyangka Dara akan mengatakannya. Dia kira Dara akan tetap mempertahankan harga dirinya.

Perlahan kedua sudut bibir Dean terangkat. Ia tersenyum lebar melihat ekspresi kesal yang nampak di wajah Dara. "Jiakh, tinggal bilang cemburu aja susah," gumamnya lirih.

Dean kembali berjalan, menghampiri Dara yang sudah berjalan lebih dulu di depan. Saat langkah kakinya sudah menyamai Dara, ia pun merangkul bahu Dara. "Mbaknya cemburu, ya?"

Dara menepis kasar rangkulan Dean. "Ngapain gue cemburu?"

"Karena banyak cewek-cewek yang liatin gue?"

"Najis lo ge-er banget, sih." Dara mencubit perut Dean. Pria itu merintih kesakitan. "A-Ah sakiit."

"Rasain!"

Dean tertawa. "Jangan cubit-cubit, cantik."

'Eh?'

Dara bergerak dua langkah menjauhi Dean. Setelah mendengar perkataan Dean, ia berhenti mencubiti perutnya. Kata terakhir pada kalimat yang Dean ucapkan tadi berhasil membuat pipi Dara memanas. Ia bahkan tidak sanggup mengangkat dagu untuk bertatapan dengan Dean.

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang