MED 42 - ALASAN

16 1 0
                                    

HAPPY READING SOB

SOWWY JARANG APDETZ, SIBUK AK GUYS

BIASALAH, MANUSIA SO SIBUK💤

🐶🐱🐶

"Kalo gue menang ..." Dean memberi jeda, seolah pria itu membutuhkan mental yang besar untuk kembali mengucap kata.

"Kalo lo menang, kenapa?" tanya Dara penasaran, diikuti Thalia yang juga ikut menunggu kelanjutan perkataan Dean.

"Kalo gue menang, berhenti ngobrol sama gue," tegas Dean singkat, padat, tetapi cukup membuat Dara dan Thalia kebingungan. Mereka berdua membeku di tempat, mencoba mencerna kembali maksud perkataan Dean barusan.

"Maksud lo?" tanya Dara lagi.

"Ini persaingan terakhir." Dean memberi jawaban. Pria itu memandangi Dara lekat tanpa ekspresi. "Kalo dalam persaingan terakhir ini gue menang, berhenti ngajak gue ngobrol. Jangan pernah dekati gue lagi."

"Dih, apaan sih lo aneh banget!" Thalia menyela, merasa kewarasan Dean telah hilang.

Tetapi, Dean tidak menjawab Thalia. Ia terus memerintah Dara untuk menjauhinya. "Jauhi gue sejauh-jauhnya."

"Lo dan gue, bukan lagi rival, bukan lagi teman, bukan lagi siapa-siapa." Dean mengepalkan tangan, mencoba menahan emosinya sebisa mungkin. Meski ia dapat melihat sorot penuh kekecewaan di manik mata Dara, ia tidak bisa menarik kembali ucapannya.

"Kocak, lo kenapa, sih? Udah gila, ye!" decak Thalia panik.

"Anggap kita berdua nggak pernah kenal. Lo dan gue yang tanpa hubungan persahabatan di masa lalu, tanpa hubungan rival, dan hanya sebatas teman sekelas." Dean kembali memperjelas maksudnya, memaksa agar gadis itu mengerti bahwa ia sedang tidak bermain-main.

"Lo gak sadar, apa yang lo ucapkan hari ini akan berdampak besar nantinya?" Thalia tetap berusaha melerai, berharap pria itu kembali menarik ucapannya.

Dean hanya terdiam sejenak, melirik Thalia tanpa minat. Ia tersenyum miring seolah meremehkan Thalia. Sementara itu, Dara tertegun. Ia menatap Dean dengan sorot bertanya-tanya. "Is this another prank?"

"Nggak. Semua ucapan gue itu real." Dean mengulurkan tangan. "Cukup jauhi gue semisal gue menang. Deal?"

Thalia mendecak geram. Ia menarik tangan Dara agar gadis itu tidak menerima uluran tangan Dean. "Jangan Dara! Dia udah gak waras-"

"Kalo misal ... gue yang menang, jelasin ke gue alasan lo suruh gue menjauh! Deal?" Dara menyela. Ia justru kembali bertanya pada Dean, mengabaikan larangan Thalia kemudian menerima uluran tangan Dean.

"Deal."

Usai bernegosiasi, Dara pun berjalan kembali ke bangku diikuti Thalia di sampingnya. "Dara!"

Dara terkekeh. Thalia masih saja seperti biasa. Gadis itu akan berisik meminta Dara untuk tidak menyetujui rules dari Dean karena takut sesuatu yang buruk terjadi padanya. Padahal, Dara pasti bisa memenangkannya.

"Tenang aja, Tha, gue pasti menang."

🐶🐱🐶

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang