MED 32 UPDATE!!
🥳🥳HAPPY READING!🥳🥳
DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT, SHARE, AND ADD ‘MY ENEMY, DEAN!’ TO UR READING LIST!
HOPE U ALL LIKE THIS PART MWAH MWAH
⁉️⁉️⁉️
Suasana kelas Dara sunyi tanpa ada sedikit pun suara dari teman kelas Dara.
Hawanya pengap dan dingin. Tidak ada kehangatan di dalamnya. Begitu menginjakkan kaki di kelas, Dara dapat merasakan tatapan-tatapan datar dan dingin yang mengarah padanya.
Sepasang mata di ujung sana, menatap gadis itu tajam, menghunus iris mata kecokelatan milik Dara. Ia merinding sekujur tubuh, memandangi teman sekelasnya dengan sorot kebingungan.
"P-Pagi," sapa Dara kikuk, berusaha mencairkan suasana.
Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menjawab sapaan Dara. Mereka hanya berbalik badan, berlalu melanjutkan aktivitas tanpa memedulikan keberadaan Dara.
Dara membeku di tempat.
Ada apa ini? Rasanya ia seperti dikucilkan. Tidak ada satu pun yang menyambutnya seperti hari-hari biasa. Apa yang membuat mereka menjadi seperti ini? Dara tidak ingat ia pernah membuat kesalahan fatal hingga membuat teman-temannya berubah.
"E-Eh, kalian kenapa, sih? Horor banget deh," gurau Dara tertawa ringan, menepis pikiran negatif yang bergema di kepala.
Sayangnya, tidak ada yang memedulikan candaan Dara. Mereka semua menganggap Dara sebagai angin lalu, menghiraukan Dara seolah mereka tidak melihat apapun.
Dara meremas rok erat-erat hingga buku-buku jarinya memutih.
Gawat.
Jantungnya semakin berdetak tidak karuan. Deru napas yang semula teratur, kini mulai tidak beraturan hingga membuat rasa sesak menyerang. Dara meneguk saliva susah payah, menahan gemetar di sekujur tubuh.
Ia melangkah, berjalan menuju kursi tempat ia duduk, berharap Thalia masih menyapanya seperti biasa. Begitu ia sampai di kursi, ia segera menaruh tas di meja kemudian duduk di samping Thalia yang sedang sibuk membaca buku sembari mendengarkan lagu menggunakan earphone.
Ia menyenggol siku Thalia perlahan, berharap sang empu menyadari keberadaannya. Sadar dengan sikutan Dara, ia pun melepas earphone kemudian menutup buku yang ia baca. Lega karena Thalia masih mau merespons, Dara pun tersenyum lebar menyapa Thalia.
"Pagi, Tha."
"Hm."
Dehaman dingin itu ialah sebuah respons singkat dari Thalia. Dara tidak mendapat ucapan 'selamat pagi' kembali dari Thalia. Sebuah respons yang sangat dingin, berbeda dari biasanya. Namun, Dara masih belum ingin menyerah.
Ia kembali berbicara, membuka sebuah topik pembicaraan baru. "Orang-orang hari ini pada kenapa, sih? Aneh banget. Gue dateng biasanya mereka riuh. Sekarang pada diem-diem aja. Aneh gak sih?"
"Biasa aja," jawab Thalia kembali memasang earphone lalu lanjut membaca buku.
Dara tertegun. Tidak mungkin Thalia tidak menyadarinya 'kan? Teman-temannya hari ini aneh. Sangat terlihat jelas sekali keanehan mereka. Sudah pasti Thalia menyadari perubahan yang terjadi hari ini. Sambutan dingin yang mereka tujukan padanya sangatlah berbanding terbalik dengan sambutan hangat yang biasa ia dapatkan di hari normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy, Dean!
Teen FictionMereka berdua adalah sepasang sahabat dekat yang terpaksa berpisah karena suatu alasan. Perlahan menjaga jarak, mengurangi komunikasi, hingga pada akhirnya mereka berhenti berinteraksi satu sama lain. Sepasang sahabat tersebut adalah Adara Andalusi...