MED 7 - SAKIT ✓

48 4 0
                                    

SELAMAT MENIKMATI MED PART 7

(≧▽≦)

💊💊💊


Pagi ini, pukul sembilan lewat sepuluh menit, Dara masih bergelung dalam selimut tebalnya.

Meriang.

Penyakit itu menyerang Dara sejak sehari lalu. Setelah seharian belajar di kelas dengan kondisi seragam yang basah kuyup, Dara langsung terserang demam dan flu.

Uhukk ... uhukk ....

Dara terbatuk. Ia meletakkan punggung tangannya di atas kening, mencoba merasakan suhu tubuhnya yang semakin naik. "Panas," gumam Dara mengeluh.

"Gue gak akan mati, 'kan?" lantur Dara sembari memeluk guling.

Dasar Dara! Terlalu overthinking. Baru sakit sedikit saja sudah melantur takut mati.

Tok ... tok ... tok ....

Pintu kamar diketuk. Dara yang sedang lemas pun hanya mendeham singkat tanpa membukakan pintu. Beberapa detik setelahnya, pintu terbuka menampilkan Derina yang sedang membawa nampan berisi mangkuk bubur dan obat-obatan. "Mama buatkan bubur," ujar Derina menyimpan nampan di nakas. Ia membantu Dara duduk lalu mulai menyuapi putrinya.

Dara menerima suapan demi suapan bubur yang dibuatkan oleh sang Mama. Namun, pada suapan kelima, Dara menggelengkan kepala pertanda ia sudah tak ingin lagi suapan bubur lain. "Udah, Ma."

Derina mengernyit. "Loh? Kok cuma sedikit. Ayo makan yang banyak biar cepat sembuh."

Dara enggan membuka mulut. "Dara gak kuat, Ma. Takut muntah nanti," rengeknya beralibi. Derina terpaksa mengiyakan permintaan anaknya. Yah, lumayan makan lima suap, daripada tidak makan sama sekali.

"Ya udah, minum obatnya." Derina mengeluarkan satu kaplet obat dari bungkusnya lalu menyodorkan obat dan air pada Dara. Dara pun mulai meminum obat tersebut lalu kembali menidurkan badannya di kasur. Sementara itu, Derina kembali ke dapur.

Drrrrrt ... drrt ....

Ponsel Dara bergetar. Dengan malas, Dara mengambil ponselnya lalu mengangkat telepon dari seseorang.

"Halo?" ujar Dara dengan suara serak.

"Dar, lo gak papa?" tanya Thalia di seberang sana.

"Hm."

"Udah minum obat?"

"Udah."

"Bagus kalo gitu. Oh iya, barusan abis ulangan harian."

"Terus?"

"Lembar soal punya lo dititip ke Dean. Nanti Dean kasihin ke lo."

Dara terduduk tegap, terkejut mendengar nama Dean disebut. "H-Hah? Kenapa harus dititipin ke dia?"

"Ya mana gue tau. Bu Maria yang titipin."

"Ck. Arrggh!" decak Dara frustasi.

"Yaudah gue tutup telponnya. Cepet sembuh yaa."

"Hmm ... makasih."

Sambungan terputus.

Tenaga Dara seolah habis saat itu juga, mendengar bahwa lembar soal ulangannya dititipkan di Dean. "Makin pening deh pala gue."

Dara kembali berbaring. Ia menarik selimut hingga se-leher lalu memejamkan mata hendak melupakan perihal soal ulangan. Saat ini, ia harus me-refresh isi pikirannya agar kembali segar.

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang