😱😱INI PART TERPANJANG!😱😱
SIAPKAN CAMILAN BUAT MENIKMATI
JANGAN LUPA JUGA SEDIAKAN KOPI ATAU TEH
SUSU JUGA BOLEH, TAPI HARUS SUSU COKELAT
KALO SUSU PUTIH, KASIAN BAYI SAPINYA GA KEBAGIANHAPPY READING GUYS!!!😠
❌❌❌
Gadis cantik berambut panjang itu menyunggingkan seulas senyum manis yang lebar. Ia meletakkan kalender di nakas kemudian mengambil ponsel yang letaknya tak jauh dari kalender tadi. Memeriksa tanggal di ponsel, ia lagi-lagi tersenyum. "Besok ulang tahun gue. Hari ini, mereka harus maafin gue!"
Ia bercermin sejenak, melihat penampilannya yang sudah rapi lengkap dengan seragam dan sepatu. Usai puas bercermin, ia meraih tas ransel di meja belajar kemudian mengenakan tas tersebut. Sebelum ke luar kamar, ia menarik napas panjang kemudian mengembuskannya perlahan. Sembari memegangi handle pintu, ia bergumam, "Ayo, Dara! Lo pasti bisa!"
Dara membuka pintu, ia turun ke bawah menghampiri Derina yang tengah sibuk menyiapkan sarapan. "Pagi, Mama!" sapa Dara yang membuat Derina mengalihkan atensinya sejenak.
"Pagi, Dara," sapa Derina balik.
Kemudian, Dara menghampiri papanya yang tengah asyik menyeruput kopi di meja makan. Ia duduk di depan Dario. "Pagi, Papa!"
Dario, papa Dara tersenyum hangat menyapa putrinya. "Pagi juga, Dara."
Kali ini, Dara beralih menatap Diero yang baru saja datang. Ia melihat kakak sulungnya dari atas sampai bawah, takjub melihat keelokan paras Diero yang kusut, kumuh, suram, dekil, dan berantakan. Diero menguap lebar seraya menggaruk perut. "Pagi, Pa, Ma, Dara."
"Pagi, Diero. Kenapa jam segini baru bangun?" tanya Dario.
Diero menyengir. "Semalam habis temenin Aline telfon."
"Bucin!" Dara mendengus. Diero mendelik tajam. "Iri bilang bos!"
"Ke air sana, gak usah ribut!" titah Derina menyuruh putra sulungnya ke kamar mandi. Mau tak mau, Diero berhenti meledek Dara. Ia mengikuti perintah sang bunda kemudian pergi ke kamar mandi. "Iya, Ma."
Dara tersenyum penuh kemenangan. Ia menoleh, memandangi Derina yang saat ini sudah selesai menyiapkan sarapan pagi. "Ma, besok Dara ulang tahun."
"Eh iya. Sweet seventeen, ya?" tanya Derina yang dibalas anggukan penuh antusias oleh Dara.
"Cie udah besar," sahut Dario.
"Ulang tahun kali ini, Dara boleh minta sesuatu, Pa?" tanya Dara pada Dario.
"Boleh. Mau apa?"
"Dara mau kue ulang tahun anime, Pa."
Uhukkk... Uhukk ....
Dario tersedak saat ia hendak menyeruput kopi. Ia terkejut mendengar pernyataan putrinya yang tidak bisa ia tebak. Ia memang mengetahui obsesi Dara terhadap anime, tapi ia tidak menyangka Dara akan meminta kue ulang tahun bertema ala-ala anime. "A-Anime?"
Dara tertawa. "Nggak. Dara bercanda."
Dario menghela napas lega. Awalnya, ia kebingungan, tak tahu harus mencari di mana tempat memesan kue custom anime. Tetapi untungnya Dara tidak benar-benar serius dengan permintaannya. "Mau minta apa emangnya?"
"Papa nggak keberatan kan kalo Dara ajak temen-temen sekelas buat rayain di rumah?" tanya Dara.
"Nggak kok. Ajak aja semua temen kamu." Dario mengukir senyum tipis. "nggak ada salahnya, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy, Dean!
Dla nastolatkówMereka berdua adalah sepasang sahabat dekat yang terpaksa berpisah karena suatu alasan. Perlahan menjaga jarak, mengurangi komunikasi, hingga pada akhirnya mereka berhenti berinteraksi satu sama lain. Sepasang sahabat tersebut adalah Adara Andalusi...