MED 15 - UJIAN SEMESTER ✓

58 4 0
                                    

HAPPY READING!!!!

🦋🦋🦋

"Hah? Serius ada kejadian itu kemarin?" Thalia menutup mulut dengan tangan kanan. Dia nampak antusias mendengar cerita Dara tentang kejadian di perpustakaan kemarin.

Dara mengangguk. Cewek berkulit putih itu menidurkan kepala di meja dengan lengan kanan sebagai bantal. Dia memunggungi Thalia yang sedang duduk di sampingnya. Melihat ada buku paket di atas meja, Dara meraihnya kemudian menutup wajah menggunakan buku paket. Wajahnya terasa panas ketika mengingat perlakuan Dean kemarin yang berbeda jauh dari biasanya.

"Sumpah gue gak nyangka banget ternyata dia bisa jadi cowok yang kek gitu, Dar." Thalia semakin heboh. Dia memegang kedua pipi chubby-nya sembari membulatkan mulutnya takjub.

Thalia tersenyum licik. Dia menyapu pandang seisi kelas, mencoba mencari keberadaan seseorang. Setelah menangkap sosok yang dia cari, raut wajahnya berubah. Thalia mengerjapkan kedua mata beberapa kali. Di benaknya, muncul berbagai ide jahat.

"Kevin!" seru Thalia memanggil Kevin yang sedang asyik berbincang dengan Dean. Kevin mengalihkan pandangan menghadap Thalia. "Kenapa, Tha?"

Sudut bibir Thalia melebar, dia tersenyum manis ke arah Kevin. "Lo gak usah sok ganteng."

Kevin mengerutkan kening. Dia terdiam untuk beberapa saat. Cowok itu menggaruk pipinya canggung. "Maksud lo apa, Tha? Gue dari tadi diem kok, gak ngapa-ngapain."

"Lo gak usah keliatan ganteng di depan orang. Ganteng lo cukup buat gue aja. Gak usah buat orang lain." Thalia berkedip lalu berpaling wajah, beralih ke arah Dara yang terduduk tegap sambil menatapnya dengan ekspresi kaget. Dara mendengar semua ucapan Thalia dari awal. Perkataan itu sebagian besar sama persis dengan apa yang Dean ucapkan kemarin di perpustakaan.

Kevin terkekeh. "Bisa aja lo gombalnya."

Thalia mengacungkan jempol disertai dengan senyum manis yang merekah lebar. Dia tidak peduli dengan tatapan tajam yang Dara tujukan padanya. Selama dia merasa puas, dia tidak masalah dengan itu.

Dara menepuk jidat. Saat ini, Dara menyesal sudah menceritakan itu pada Thalia. Dia tidak menyangka Thalia akan meniru perkataan Dean lalu mengatakannya dengan santai pada Kevin.

"Thalia lo-" Dara menutup wajah dengan kedua tangan. Dia jadi sedikit malu.

"Gue kenapa?" tanya Thalia penasaran.

"Lo gila! Lo setres! Lo kurang obat! Lo ..." Dara terdiam. Dia kehabisan kata-kata untuk memaki Thalia.

"Arrrghhh!" racaunya kesal.

Sementara itu di sisi lain, Dean yang sedari tadi terdiam, sebenarnya menyimak ucapan Thalia dengan baik. Dia merasa de javu setelah mendengarnya. Mungkin ini hanya kebetulan saja, tapi Dean berpikir Thalia memplagiat perkataannya saat di perpustakaan kemarin.

"Dean, lo denger omongan gue gak sih? Gue dari tadi ngomong lo kacangin." Kevin melambaikan tangan di depan wajah Dean, berusaha menyadarkan sang empu dari lamunannya.

Dean tersadar. Dia kemudian menggelengkan kepala. "Enggak. Omongan lo gak penting!"

Kevin mengelus dada. Dia ingin membalas Dean, namun dia mengurungkan niatnya karena guru pengawas ujian hari ini sudah masuk ke kelas.

"Selamat pagi semua. Hari ini kita ada ujian semester. Silakan untuk siswa dan siswi segera duduk di kursinya masing-masing."

Dean berdiri, berniat untuk berpindah tempat dari kursi Kevin ke kursi tempat dia duduk. Dia berjalan melewati Dara yang sudah terduduk rapi di kursi dengan Thalia di sebelahnya.

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang