MED 18 - TANTANGAN TIGA HARI ✓

45 3 0
                                    

MED 18 START!!!

HAPPY READING

。◕‿◕。

🦋🦋🦋

Dara meneguk air mineral di botol sampai tersisa hanya setengah saja. Setelah itu, dia juga menyodorkan botol air yang masih tersegel pada Thalia. Dengan malas, Thalia menerima air minum yang Dara berikan lalu meminumnya hanya beberapa teguk saja.

"Nyesel gue berangkat sekolah hari ini." Thalia mengerucutkan bibirnya sedih. Dia menyesal sudah berangkat sekolah hari ini. Kalau tahu dia akan dipilih sebagai perwakilan kelas, Thalia pasti tidak akan datang hari ini.

Salah satu sudut bibir Dara terangkat, membentuk sebuah senyuman miring. "Bukannya lebih nyesel kalo lo gak berangkat sekolah hari ini?" goda Dara yang masih belum tertangkap di pikiran Thalia.

"Maksud lo?"

"Kalo lo gak berangkat hari ini, lo pasti nyesel gak bisa lihat ketampanan Kevin."

"Apaan sih bawa-bawa dia." Thalia semakin bete. Dia jadi tidak mood untuk menjalani hari yang berat ini. Gadis itu bahkan sampai berharap festival olahraga hari ini tidak jadi dilaksanakan karena ada halangan.

Mengetahui mood Thalia yang semakin memburuk, membuat Dara mengurungkan niatnya untuk menggoda Thalia. Dia kira, setelah dia menggoda Thalia, gadis itu akan tersenyum seperti sedia kala. Ya sudahlah, memang tidak setiap saat mood seseorang itu bagus. Pasti ada saat-saat di mana seseorang merasa tidak semangat menjalani hari-harinya.

Padahal dia sempat berharap Thalia bisa sedikit bersemangat hari ini. Toh, hari ini bebas, tidak ada kegiatan belajar sama sekali, hanya berolahraga sedikit. Guru-gurunya juga ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan lomba di sini memeriahkan acara.

Seharusnya, Thalia senang karena itu.

Festival Olahraga seusai ujian itu menyenangkan menurut Dara. Mungkin bagi sebagian orang, olahraga itu memang melelahkan. Tapi tak sedikit dari mereka yang senang berolahraga. Dara adalah salah satu orang yang termasuk pada kategori orang yang senang berolahraga.

Itu sebabnya saat dia mendengar ada pengumuman festival olahraga di sekolahnya, dia langsung bersemangat. Terlebih, ketika ada seseorang yang menantangnya untuk berlomba di acara ini.

Seketika Dara teringat perkataan Dean beberapa hari lalu.

"Di mading ada pengumuman festival. Mau bersaing lagi?"

Dara tertawa mengingat tantangan konyol yang Dean katakan. Tapi itu terdengar menarik. Dan pada akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui tantangan yang cowok itu berikan.

"Kalo gue menang di perlombaan ini, sebagai hukuman lo harus jadi babu gue selama tiga hari. Lo harus beliin gue minum, lo harus bantuin gue kerjain tugas, lo harus bantuin gue segala macem, dan lo juga gak boleh bantah ucapan gue."

"Kalo gue yang menang?"

"Kalo lo yang menang, gue yang akan jadi babu lo."

Lucunya, saat dia menerima tantangan Dean, Thalia tiba-tiba memukuli lengannya kuat-kuat. Mungkin Thalia takut kalau Dara kalah, Dara pasti akan merasa malu harus menjadi pembantu saingannya sendiri. Tapi, hal itu tidak akan menyurutkan kobaran api Dara untuk menerima tantangan dari Dean. Dia tidak sabar ingin melihat Dean menjadi babunya selama tiga hari. Pasti sangat menyenangkan bukan?

Dara menoleh, dia melihat Dean dan Kevin yang berjalan melewatinya sambil berbisik. Thalia yang saat itu tidak semangat, tiba-tiba dia duduk tegap. Memandangi Dara dan Dean yang sedang berhadap-hadapan saling memberikan tatapan tajamnya.

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang