[16] Fact

2.1K 174 9
                                    

Jungkook terkejut mendapati Yugyeom sudah berada di depan pekarangan rumahnya. Pagi-pagi sekali lelaki itu menghubungi dan berkata bahwa ia sudah didepan.

Tak seperti biasanya. Yugyeom tidak pernah berkunjung ke rumah sepagi ini. Agaknya ada sesuatu yang penting ingin disampaikan.

Hari ini Jungkook libur. Setelah seminggu lamanya berada di negara asing, Taehyung memberinya waktu untuk beristirahat.

Meski awalnya lelaki itu bersikeras agar Jungkook menetap saja di apartemen. Jelas Jungkook menolak. Ia harus pulang ke rumah. Tidak mungkin Jungkook terus tinggal disana.

Sang ibu bisa curiga jika Jungkook tidak pulang sesekali. Maka di hari libur atau ketika ada kesempatan Jungkook akan singgah. Menginap di rumah yang sekarang jarang ia tempati.

"Tumben. Ada apa? Pagi sekali kemari"

Usai meletakkan secangkir teh hangat. Jungkook mengambil tempat duduk di samping Yugyeom. Dilihat lelaki itu yang tampak gelisah. Raut khawatir yang menghiasi wajahnya tak bisa tertutupi.

"Ayah dan Ibu kemana?"

"Sepertinya sedang ke pasar" Jeda. Jungkook menatap Yugyeom yang seperti tengah menyembunyikan sesuatu. "Ada masalah?" Tanyanya.

Yugyeom menggeleng dan tersenyum. Diambilnya tangan Jungkook untuk ia genggam.

"Jung, aku ingin membuat pengakuan"

Tak berniat memotong ucapan Yugyeom. Jungkook hanya menunggu, walaupun ia sedikit bingung akan maksud dari sang kekasih.

"Jungkook, aku minta maaf" Helaan napas lelaki itu terlihat gusar. "Aku sangat bersalah. Aku sungguh minta maaf. Kau tahu aku mencintai mu, kan?"

Jungkook mengangguk. Ia masih belum mengerti sepenuhnya.

"A-aku-" Yugyeom menggigit bibir bawahnya. Satu tarikan napas panjang lalu ia berkata, "Aku berselingkuh, Jungkook"

Hening. Selama 10 detik kedepan mereka terdiam. Jungkook belum membuka suara. Pengakuan jujur yang keluar dari mulut Yugyeom entah mengapa tak mengagetkan sama sekali.

Atau memang Jungkook sudah memperkirakan. Mungkin sudah dua kali ia tak sengaja melihat Yugyeom bergandengan tangan dan berpelukan mesra bersama seorang wanita. Bahkan Mingyu juga pernah melihatnya.

Namun Jungkook memilih abai. Ia selalu beranggapan bahwa wanita tersebut adalah sepupu atau saudara jauh sang kekasih. Nyatanya semua anggapan itu hanya Jungkook gunakan sebagai tameng. Terus-terusan bersikap denial dan masa bodoh adalah caranya untuk menghindari perdebatan.

Sebab masih banyak hal yang jauh lebih penting yang harus ia urus. Hidupnya di dominasi oleh kesibukan. Keluarga adalah yang utama. Dari pada membuat keributan lebih baik waktu yang ada digunakan untuk mencari nafkah, begitu pikir Jungkook.

"Sejak kapan?"

Sontak Yugyeom mengeratkan genggaman tangannya. Ia kalut. Berani sumpah ia sangat menyayangi Jungkook.

Saat itu Yugyeom melakukannya karena jenuh. Hubungan yang ia bangun dengan Jungkook selama 4 tahun akhir-akhir ini terasa hambar. Jungkook yang selalu disibukkan oleh pekerjaan. Sekedar pulang ke rumah atau bertemu sebentar pun jarang.

Sebagai lelaki yang memiliki pasangan, tentu Yugyeom butuh sebuah afeksi. Kehadiran Jungkook sangat berarti. Barang kali pemuda manis itu mau meluangkan waktu barang sejenak, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Maaf. Aku minta maaf, Jungkookie" Yugyeom kembali menarik napas yang kian terasa sesak. "Sejak kau semakin sibuk bekerja. Aku memulai sebuah hubungan dengan orang lain"

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang