[18] Competition

2.2K 223 35
                                    

Yena melangkah tanpa ragu memasuki gedung perusahaan Taehyung. Beberapa orang yang ia lewati menyapa kedatangannya namun tidak satu pun dari mereka yang dihiraukan. Raut wajah yang tampak tak senang dengan kedua tangan mengepal erat menandakan ia tengah diliputi amarah.

Jemarinya lekas menekan tombol lift lantai paling atas, dimana ruangan Taehyung berada. Kedua tangannya terlipat di depan dada seraya menunggu pintu lift kembali terbuka. Di lantai ini hanya ada ruangan Taehyung dan sekretaris yang bertempat di samping pintu ruangan presdir.

Langkah kakinya dipercepat hingga tiba di depan meja yang bertuliskan sekretaris. Lantas telapak tangan wanita itu mendarat sempurna di atas permukaan meja. Menciptakan bunyi yang cukup keras.

"M-maaf Nyonya Kim, ada—"

Kalimat Mingyu terpotong kala Yena lebih dulu bersuara.

"Kau" Ujarnya penuh tekanan seraya mengacungkan jari telunjuknya kepada Jungkook. "Ikut aku"

Kemudian Yena berjalan lebih dulu meninggalkan kedua pemuda yang memandang kepergiannya dengan penilaian yang berbeda—Mingyu yang mengernyit karena kebingungan dan Jungkook yang tampak memutar bola mata malas.

"Jungkook, kau ada urusan dengan si wanita ular itu?" Bisik Mingyu.

Jungkook mengangkat bahu tak acuh. Lalu bergegas mengikuti kearah mana Yena pergi. Ia akan menghadapinya. Meski cap sebagai orang ketiga nanti bisa saja tersemat di namanya, ia sudah terlanjur tak peduli. Sejak awal hubungan Taehyung dan Yena memang tidak baik.

Ia percaya bahwa segala sesuatu yang dipaksakan pasti berakhir buruk.

Kebetulan sore ini Taehyung ada meeting mendadak bersama divisi keuangan. Jungkook diminta untuk tidak ikut. Jadi waktunya sedikit banyak luang dari biasanya.

Rooftop Golden Group. Jungkook menghampiri Yena yang lebih dulu sampai. Ketika tiba dihadapan wanita itu, Jungkook terkejut sebab Yena tiba-tiba menampar pipi kirinya cukup keras.

"Brengsek kau, Jungkook. Bukankah aku sudah memperingati mu untuk pergi dari hidup Taehyung? Aku sudah memberi mu waktu. Tapi apa? Kau malah bertindak kurang ajar. Dasar tidak malu!" Sungut Yena menggebu-gebu.

Kesabaran Yena sudah habis. Siang tadi kala jam istirahat berlangsung, Jungkook mengiriminya sebuah pesan. Yena pikir pemuda itu paham namun nyatanya rasa membakar dalam hati menyerang lantaran Jungkook mengirim foto dirinya dan Taehyung tengah berciuman dengan Jungkook yang duduk diatas pangkuan Taehyung.

Rupanya pemuda berusia 3 tahun dibawahnya itu justru mengibarkan bendera perang. Jelas istri sah mana yang tidak marah mengetahui suaminya bermain api. Walaupun pernikahan Yena dan Taehyung terbentuk atas keterpaksaan dan Taehyung tidak mencintainya sama sekali, Yena tetap tidak terima.

Jungkook memperlihatkan senyuman manisnya. Mata itu menatap lurus ke depan dengan berani. Tak ada raut ketakutan diwajahnya.

Sedikitnya Yena mampu dibuat tersentak.

"Jung Yena. Setelah menimang berulang kali, ku rasa tak masalah jika kau ingin memberi tahu orang tua Taehyung"

Mendengar itu Yena lantas meradang. Berani sekali bocah tengik ini memanggilnya dengan sebutan nama. Tidak tahu sopan santun.

Yena mendengus remeh lalu membalas. "Kau menantang ku? Kau pikir kau siapa? Kau hanya pemuda miskin yang tidak tahu diri. Menempel bagai parasit. Kau hanya mau menguras harta suami ku"

Detik itu tawa Jungkook pecah. Aneh sekali. Wanita ini justru membicarakan dirinya sendiri. "Apa tidak terbalik? Kau dan ayah mu itu yang berniat merampas harta keluarga Kim"

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang