[36] Helper

825 145 14
                                    

"Sial-mhh"

Ponselnya terjatuh. Jungkook berusaha memberontak. Namun berhenti kala mengetahui siapa orang yang menariknya.

"Y-yugyeom?"

"Sstt" Yugyeom menempelkan jari telunjuk didepan bibir. Memberi isyarat agar Jungkook tak bersuara keras-keras.

Ia berjalan ke sudut kamar Jungkook. Sebuah kamera kecil yang ia bawa ditempatkan di sana. Ia mengatur arah sorotnya agar tepat saat merekam.

Kemudian Yugyeom mengajak Jungkook untuk keluar dari kamar melalui jendela. Lalu mereka bersembunyi di balik dinding kamar.

Teguk ludah susah payah. Tubuh Jungkook menegang karena ketakutan.

"Tenanglah" Bisik Yugyeom teramat pelan.

Suara derap langkah yang semakin dekat seakan memaksa kinerja jantung untuk bekerja dua kali lipat. Jungkook yakin ia tidak merasa gerah, tapi keringat terus saja keluar dari tubuh.

Ujung mata Yugyeom menangkap raut wajah Jungkook yang tampak cemas. Lantas ia mengambil tangan Jungkook untuk digenggam. Membawa sang mantan kekasih supaya lebih mendekat.

"Jangan takut. Kau akan baik-baik saja"

Terdengar suara derit pintu yang dibuka secara perlahan. Dari balik dinding sini, Jungkook seolah bisa mengilustrasikan apa yang sedang terjadi.

Dan saat bunyi yang diyakini berasal dari sebuah pistol mengudara, Jungkook nyaris berteriak.

Andai kata Yugyeom tak lebih dulu membungkam mulutnya, sudah pasti mereka akan ketahuan.

Kedua mata Jungkook terpejam erat. Bunyi tembakan itu terdengar beberapa kali. Membabi buta. Begitu menyeramkan.

Jungkook sendiri tidak tahu siapa orang-orang asing itu dan kenapa mereka berniat membunuhnya.

"Brengsek, ini guling. Pantas tidak ada darah"

"Sial menambah kerjaan saja"

"Sepertinya dia menyadari niat kita"

"Itu karena di taman tadi kau menatapnya"

"Kau tahu, aku selalu suka menatap target ku lama sebelum membunuhnya"

Mereka menggeledah seisi kamar Jungkook. Mulai dari lemari, kamar mandi, bawah tempat tidur dan sela-sela ruang yang sekiranya dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian.

"Kita cari di ruangan lain"

Orang-orang itu mulai berpencar ke seluruh penjuru rumah. Mengecek satu per satu ruangan. Berusaha menemukan keberadaan Jungkook.

Waktu terus berjalan. Yugyeom senantiasa memeluk tubuh Jungkook yang gemetar. Mereka masih mempertahankan posisi hingga suara mobil yang diperkirakan milik orang-orang tadi mulai terdengar. Semakin lama, semakin menjauh.

Butuh waktu sekitar 5 menit demi memastikan bahwa orang-orang itu sudah benar-benar pergi. Yugyeom membantu Jungkook untuk kembali masuk ke dalam kamar.

Jungkook memperhatikan sekeliling kamarnya. Sangat berantakan. Selimut, guling, dan sprei miliknya berlubang akibat peluru. Lalu matanya menangkap eksistensi benda persegi panjang yang ia jatuhkan.

Ponselnya pun tak luput dari sasaran tembak. Hancur lebur tak bisa digunakan lagi.

"Jung, kau tidak apa?" Yugyeom bertanya seraya memperhatikan Jungkook yang tampak linglung. Ia mengerti, Jungkook masih trauma dengan kejadian tadi.

Menuntun Jungkook supaya duduk di tepi ranjang. Yugyeom berinisiatif mengambilkan segelas air minum di dapur.

"Ini" Yugyeom menyerahkan gelas berisi air putih. "Minum dulu"

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang