[28] Found Out

1.1K 170 11
                                    

Taehyung menunggu dengan sabar di depan pintu pemeriksaan yang bertuliskan obgyn.

Kedua tangannya saling bertaut memanjatkan doa. Rasa gelisah yang dialaminya terlalu kentara. Hanya dengan melihat saja siapapun bisa tahu.

Tak berselang lama, pintu ruang pemeriksaan terbuka. Menampilkan entitas seorang lelaki berusia setengah baya mengenakan jas putih khas kedokteran.

Lantas Taehyung lekas berdiri menghampiri. "Bagaimana kondisinya, dokter?" Ujarnya tak sabaran.

Sang dokter justru tersenyum. Seolah paham akan kekhawatiran calon ayah tersebut. "Bisa ikut ke ruangan saya sebentar?"

Taehyung dengan patuh mengikuti langkah sang dokter. Ketika tiba di ruangan, dokter mempersilahkan Taehyung untuk duduk.

"Silahkan, pak Taehyung"

Wajah Taehyung tampak lebih tegang. Ia takut jika yang keluar dari mulut sang dokter adalah berita buruk.

"Baiklah" Sang dokter menarik napas sejenak. "Setelah saya lakukan pemeriksaan. Sepertinya insiden yang menimpa pasien cukup membuat pasien mengalami shock" Dokter tersebut mengambil hasil usg yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Menunjukkannya kepada Taehyung. "Benturan yang dialami lumayan keras. Tapi bersyukur hal ini tidak berakibat fatal"

Taehyung mengernyit sebab belum mengerti sepenuhnya. "Jadi?"

"Beruntung anda cepat membawanya ke sini. Sehingga kejadian yang tidak diinginkan bisa kami atasi. Kandungannya selamat. Hanya saja, mungkin sedikit lemah karena benturan tersebut nyaris melukai calon bayi. Karena itu saya sarankan untuk membatasi aktivitas fisik pasien kedepannya"

Akhirnya Taehyung dapat menghela napas lega. Raut kepanikannya berangsur mereda.

"Saya akan resepkan beberapa obat dan vitamin. Anda bisa menebusnya nanti"

"Terima kasih, dokter"

Usai bertemu dengan sang dokter. Taehyung lekas menuju ke ruangan tempat Jungkook berada. Dilihatnya sang kekasih yang tengah melamun.

"Sayang?" Panggil Taehyung lembut.

Jungkook menoleh. Sorot matanya tampak sendu. "Tae" Lirihnya teramat pelan.

Taehyung segera mendekat, peluk kesayangan yang terlihat begitu rapuh.

"Maaf" Ucap Jungkook. "Karena aku, kita hampir kehilangan—"

"Sstt, sudah" Taehyung menepuk-nepuk punggung Jungkook lembut. "Jangan diteruskan. Aku tidak suka kau menyalahkan diri mu sendiri"

"Tae"

"Hm?" Karena tak kunjung mendapat balasan dari Jungkook. Taehyung lantas melonggarkan pelukan keduanya. Memegang dagu Jungkook agar sedikit mendongak untuk bersitatap dengannya. "Ada apa?"

Jungkook menggigit bibir bawahnya. Ia ragu.

"Itu— apa Yena tahu aku hamil?"

Sebenarnya Jungkook memikirkan ini sedari tadi. Tentang bagaimana jika Yena mengadu pada orang tua Taehyung? Jungkook belum menyiapkan diri untuk menghadapi kedua orang tua Taehyung, terutama Seokjin yang sangat baik padanya.

Apa kata mereka nanti?

Meskipun dekat, bukan berarti Jungkook bisa bersikap kurang ajar. Merusak rumah tangga anak semata wayang keluarga Kim sangatlah tidak bermoral.

Taehyung menghela napas sebelum menjawab. "Ya. Dia sudah tahu"
 

.

.

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang