[33] The Truth

835 149 11
                                    

"Kemana anak itu?"

Namjoon bergumam seraya menatap monitor ponsel yang menampilkan sebuah room chat dengan sang putra. Tidak ada balasan sama sekali. Telepon pun tidak diangkat.

Seingat Namjoon setelah kembali dari rumah keluarga Jeon, Taehyung berkata ingin menginap semalam disana dan mungkin kembali saat pagi hari. Namun ini sudah siang, Namjoon belum mendengar kabar kelanjutan dari Taehyung.

Ditambah Yunhoo sudah mengetahui semuanya. Asisten pribadi sekaligus sahabat Namjoon itu datang pagi-pagi ke kediamannya. Menyampaikan sepatah dua patah kata tentang perihal kekecewaannya. Terlebih pada perilaku Taehyung yang mana sedikit banyak membuat lelaki paruh baya tersebut sakit hati.

Ini berkaitan dengan Yena. Satu-satunya putri kesayangan Yunhoo yang kiranya mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari Taehyung.

Namjoon merasa tak enak hati. Permintaan maaf pun rasanya masih kurang. Ia kembali menelepon Taehyung dan kali ini berhasil dijawab. Suara serak khas bangun tidur menyapa telinga Namjoon.

"Ada apa?" Tanya Taehyung di seberang sana.

"Dimana, Tae? Kenapa belum pulang?"

Berusaha untuk tidak meninggikan nada suara. Namjoon mengingat nasihat Seokjin agar tidak melibatkan emosi yang tinggi.

"Di hotel. Mungkin nanti malam aku pulang, Appa"

"Bisa kau pulang sekarang saja? Kau harus menemui ayah mertua dan istri mu segera"

Taehyung berdecak tak suka mendengarnya. Sejenak berhenti bicara. Ia menoleh pada Jungkook yang bergerak resah. Seperti terganggu oleh suaranya. Lantas ia bubuhi satu kecupan menenangkan di pucuk kepala Jungkook sebelum menyingkir.

Tak lupa ia memakai bathrobe hotel lebih dulu untuk menutupi tubuh telanjangnya. Lalu pergi sedikit menjauh dari tempat tidur.

Beruntung hotel yang ia sewa luas. Ada area ruang tamu dan beberapa fasilitas lain seperti dapur mini.

Taehyung kembali membuka suara usai menegak air mineral dari botolnya langsung. "Appa, kau mengingat Hoseok?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Taehyung"

"Aku akan pulang dan mengundang Hoseok ke rumah. Sepertinya Appa perlu mengetahui sesuatu"

Namjoon sempat terdiam. Kedua alisnya menaut layaknya orang tengah berpikir. Tak menemukan jawaban dari banyaknya kemungkinan yang ada. Ia kemudian bertanya. "Apa maksud mu?"

Baru saja Taehyung membuka mulut ingin menjawab, suara Jungkook yang memanggil namanya terdengar. Ia menoleh sesaat sebelum kembali menjawab sang ayah yang setia menunggu.

Namun, alih-alih menyampaikan maksud dan tujuan mengundang Hoseok, Taehyung justru mengucapkan salam perpisahan.

"Sudah dulu, Appa. Sampai bertemu nanti malam"

Panggilan diputus begitu saja. Taehyung melempar ponselnya ke atas sofa sebab pagi ini ia ingin menghabiskan waktu bersama Jungkook sebelum kembali ke Seoul.

.

.

.

.

.

Taehyung menepati janjinya. Ia sungguh tiba di rumah pukul delapan malam. Usai memakirkan mobilnya di basement, ia bergegas naik ke lantai 2, tempat biasa Namjoon dan Seokjin menghabiskan waktu untuk bersantai.

Beberapa pekerja rumah menyapanya dengan sopan. Sementara yang disapa hanya membalas seadanya. Taehyung menghampiri sang ibu di dapur. Seokjin tengah menyiapkan teh hangat karena tahu mereka akan kedatangan tamu malam ini.

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang