Sekitar pukul 8 pagi manakala sinar mentari telah menampakkan diri, Jungkook terbangun dari tidur. Ia membuka mata. Melirik pada tirai jendela yang sudah terbuka.
"Shh"
Ia memegangi kepalanya yang terasa lebih berat. Matanya terpejam selama 5 detik seraya mengatur napas. Ada yang salah dengan tubuhnya pagi ini. Buru-buru ia menyingkap selimut kemudian berlari ke toilet.
Sesuatu keluar secara paksa melalui mulut. Jungkook baru saja memuntahkan seluruh isi perutnya. Ia tidak enak badan. Dibasuhnya sisa-sisa kotoran disekitar mulut.
Cermin berbentuk bulat itu memantulkan eksistensi seorang pemuda yang terlihat pucat, mata sayu, dan hidung merah.
Jungkook total kacau pagi ini.
Kedua tangannya menyangga tubuh yang terasa lemas. Jungkook menggeleng kala kepalanya berdenyut tak mengenakkan.
Dengan hati-hati ia berusaha kembali menuju tempat tidur. Berpegang pada dinding dan barang di sekitar agar tidak jatuh.
Suara pintu yang terbuka tak sedikit pun mengalihkan atensi. Jungkook tidak peduli siapa yang masuk. Ia hanya fokus pada ranjang. Ingin segera merebahkan tubuh.
"Astaga, sayang"
Taehyung mendekat dengan membawa segelas air mineral. Lelaki itu bertelanjang dada. Hanya mengenakan celana pendek rumahan sebatas lutut.
Setelah meletakkan gelas berisi air mineral tersebut di atas nakas. Tanpa aba-aba Taehyung langsung mengangkat Jungkook. Menggendongnya dengan hati-hati lalu merebahkannya ke ranjang.
Lelaki bermarga Kim itu tak bisa menyembunyikan raut kepanikkan yang begitu kentara. Selimut tebal berwarna putih dibentangkan untuk menutupi tubuh Jungkook sebatas dada.
"Kenapa tiba-tiba sakit seperti ini?" Disentuhnya dahi Jungkook yang terasa panas. "Aku sudah menghubungi dokter. Kemungkinan sebentar lagi akan datang"
Taehyung merapikan selimut agar Jungkook merasa lebih hangat. Kemudian menunduk hendak memberi kecupan pada bibir pucat Jungkook. Namun Jungkook menahannya. Yang mana sontak membuat Taehyung terdiam bingung.
Pandangan mata keduanya bertemu. Dari jarak sedekat ini dapat Taehyung lihat kantung mata Jungkook yang sedikit bengkak.
"Jung, apa kau menangis?" Tanya Taehyung dengan penuh kelembutan.
Jungkook enggan menjawab. Netra bulatnya mulai berkaca-kaca. Bekas goresan panjang yang Jungkook yakini berasal dari kuku seseorang tercetak jelas di bahu Taehyung.
Ia tidak mampu menahan air mata untuk tidak keluar. Jika bukan karena nyawa lain yang tengah ia kandung, Jungkook bisa saja pergi sejak dini hari lalu.
"Hei, ada apa dengan mu?" Taehyung mengusap lelehan air mata yang membasahi pipi Jungkook. "Sayang, jangan membuat ku khawatir"
Dengan satu sentakan, Jungkook menyingkirkan tangan Taehyung dari wajahnya.
"Keluar" Ucapnya tegas.
Taehyung tertegun. Sepertinya ada hal yang ia lewatkan. Semalam Jungkook masih baik-baik saja. Mereka masih bersikap mesra layaknya sepasang kekasih. Tetapi kenapa pagi ini mendadak semua berubah.
Taehyung tidak mengerti.
"Jung—"
"Keluar!" Ulangnya dengan nada yang meninggi seraya mendorong Taehyung untuk menjauh.
Tak menyerah. Taehyung justru semakin mendekat. Mencekal pergelangan tangan Jungkook agar berhenti mendorongnya.
"Jungkook, kau ini kenapa?" Suara Taehyung terdengar frustasi. Baru dua hari mereka berada di Jepang dan sekarang sudah bertengkar. "Aku minta maaf. Jangan seperti ini ya?" Mohonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR || taekook ✔
FanficSiapa sangka hubungan terlarang mereka justru menghasilkan sesuatu yang tidak diduga-duga. "Jadi, anak siapa dalam kandungan mu, Jungkook?" Top! Tae Bott! Jk Mpreg Warning!! Cheating. Started 25/11/2023 End 11/11/2024