[39] Session

777 136 15
                                    

Tangisnya memenuhi seluruh penjuru kamar. Jungkook tertunduk menatapi selang infus yang menancap di punggung tangan Taehyung.

Sudah dua hari Taehyung terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dua hari pula Jungkook tak henti bersedih. Ia terus menyalahkan dirinya lantaran Taehyung harus berkorban menjadi tameng agar ia tak tertembak.

Tubuh Taehyung terdapat banyak luka tembak. Dokter mengatakan ada luka yang cukup dalam bersarang di tubuh lelakinya. Taehyung harus menjalankan operasi demi mengeluarkan peluru-peluru  tersebut.

Jungkook terisak pilu. Ia mengusap perut buncitnya dengan hati-hati. Bermaksud mengajak buah hati untuk berbagi perasaan yang ia rasakan.

"Bagaimana ini, babies?" Lirihnya masih sesenggukan.

Sementara mata lain yang sedari tadi memandangnya sudah kehabisan kata-kata. Hanya bisa menatap Jungkook jengah.

"Ck, sudah ku katakan aku tidak apa-apa. Kenapa menangis terus?"

Jungkook lantas mengeraskan tangisannya. Ia menyentuh tangan Taehyung yang tidak terdapat selang infus. Sedangkan Taehyung justru kelabakan sendiri saat Jungkook semakin menangis.

"Jungkook sayang" Taehyung menggenggam tangan kesayangannya. Menariknya mendekati bibir lalu mengecupnya disana. "Sudah, ya? Jangan menangis. Kasian babies melihat Mommynya sedih"

"Apa sakit?" Tanya Jungkook kemudian. Suaranya serak akibat terlalu lama menangis.

"Tidak. Tidak sakit sama sekali" Ucap Taehyung menenangkan.

Jungkook mengangguk. Ia mengusap ingusnya yang keluar tanpa diperintah.

"Jorok sekali sih, sayang ku" Taehyung terkekeh.

"Jangan sakit lagi, Taehyung. Aku sedih melihat mu terluka seperti ini. Apalagi kau terluka karena melindungi ku"

Jungkook ingat betul. Jika bukan karena teriakan Seri, mungkin keduanya bisa berakhir celaka. Kala itu, entah bagaimana sang ibu bisa kembali ke lantai atas setelah kericuhan yang mengharuskan wanita paruh baya itu terdorong-dorong hingga terpaksa ikut diamankan oleh tim keamanan.

Tidak ada pengunjung yang diperbolehkan kembali ke lantai atas sebab sangat berbahaya. Sebagian tim Hoseok membantu pihak keamanan mall untuk mengkoordinasikan para pengunjung. Lalu sebagian yang lain berjaga di atas. Mereka menjalankan tugas sesuai rencana yang Taehyung dan Hoseok susun.

Menjebak Yunhoo agar menampilkan diri. Beruntung Jungkook bisa menangkap maksud yang diisyaratkan. Meski Taehyung harus banyak berkorban. Setidaknya mereka berhasil.

Kendati demikian, manusia memang tak luput dari kecerobohan. Kecerobohan disini adalah mereka lupa dengan entitas Yena. Wanita itu menargetkan Jungkook sebagai sasaran tembaknya.

Setelah Seri berteriak memanggil Jungkook. Taehyung lekas membalik posisi keduanya. Menjadikan dirinya tertembak untuk kesekian kalinya. Jungkook menjerit takut. Memanggil nama Taehyung berulang kali lantaran lelaki itu sempat hilang kesadaran.

Sungguh, Jungkook pikir akan kehilangan Taehyung detik itu juga. Bahkan sampai Yena hendak diringkus oleh tim Hoseok, wanita itu masih sempat menembakkan peluru ke segala arah.

Maka terpaksa Hoseok menembak tangan Yena agar pistol ditangan wanita itu terjatuh.

"Iya, sayang. Tapi untuk melindungi mu itu adalah kewajiban ku. Aku tidak bisa tinggal diam saat kau dalam bahaya. Kalau perlu aku tukar nyawa ku demi melindungi mu"

Secara otomatis, tangan Jungkook menggebuk lengan Taehyung. Ia tak suka mendengar Taehyung yang menganggap nyawa seseorang begitu ringan.

"Aw, sakit sayang"

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang