[4] Wish

2.5K 186 9
                                    

Kim Namjoon memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Usai mendengar rengekan dari sang menantu yang membuat ia didera pening.

Tadi sore Yena menemuinya, wanita itu menangis tersedu-sedu. Memohon-mohon pada Namjoon agar ia bisa pergi bulan madu dengan Taehyung.

Yena juga menceritakan tentang hubungannya dengan Taehyung belakangan ini merenggang. Suaminya itu terlalu sibuk dikantor. Bahkan jarang pulang ke rumah mereka. Seolah melupakan fakta bahwa dia sudah menikah.

Namjoon tentu terkejut. Ia sama sekali tahu menahu permasalahan yang dihadapi menantu dan anaknya itu. Yang ia tahu Taehyung terlihat menyayangi Yena.

Sebagai ayah, Namjoon paham, sejak dulu Taehyung memang workaholic. Namun ia tidak mengira akan separah ini. Bahkan setelah menikah. Namjoon pikir hubungan Taehyung dan Yena baik-baik saja selama ini.

Ternyata Taehyung masih sama. Padahal harapan Namjoon, setelah menikahkan Taehyung, anaknya itu bisa lebih suka berada di rumah. Mengurangi pekerjaan. Hidup dengan lebih santai.

Jika begini terus, bagaimana Namjoon bisa menimang cucu. Ia sudah sangat ingin mendapatkan cucu dari anak semata wayangnya itu.

"Kau kenapa?"

Kim Seokjin, sang istri datang memasuki ruang kerja pribadi Namjoon yang sengaja dirancang untuk memudahkannya bekerja dari rumah. Ditangannya terdapat secangkir teh hangat yang baru saja diseduh. 

Setelah meletakan cangkir di atas meja. Ia lekas mengambil tempat di belakang sang suami. Berniat memberi pijatan yang biasa ia lakukan kala sedang senggang.

"Anak kita. Ku rasa ada yang salah dengan hubungan mereka" Ucap Namjoon seraya menyesap teh hangat buatan sang istri.

"Maklumi saja. Mereka masih pengantin baru" Sahut Seokjin berharap bisa menenangkan kegelisahan hati sang suami.

Namjoon mengehela napas lelah. Ia menegakkan tubuh seraya menarik tangan Seokjin. Meminta sang istri untuk duduk di pangkuannya.

"Ini sudah dua tahun. Taehyung akan berumur 30 sebentar lagi. Apa kau tidak ingin menimang cucu?" Namjoon merengkuh pinggang Seokjin agar sang empu lebih mendekat. Sesekali mengecup mesra pelipis sang istri.

Jemari Seokjin menyisir rambut Namjoon yang sedikit memanjang. Lalu tersenyum manis. Sebuah senyum yang menghangatkan hati. "Aku tidak buru-buru. Yang penting anak kita bahagia. Itu sudah cukup bagi ku"

Tentang perjodohan yang direncanakan Namjoon. Sebenarnya, sejak awal Seokjin tidak setuju. Memaksa Taehyung untuk menikahi seseorang yang bukan pilihannya sendiri. Seokjin takut hal itu akan memicu perpecahan di keluarganya.

Selain itu, Seokjin tak ingin Taehyung merasa tidak bahagia atas pernikahannya. Tetapi ia bisa apa, sebagai seorang istri ia hanya bisa pasrah akan keputusan sang suami.

Apalagi Namjoon tipikal orang keras kepala. Sama seperti anaknya.

"Aku akan memanggil Taehyung kemari" Putus Namjoon.

Sementara Seokjin menghela pasrah. Lagi-lagi sang suami ikut campur dalam perkara rumah tangga anaknya.

"Terserah mu saja. Aku beri saran pun kau pasti tidak mau mendengar. Kita tidak bisa mencampuri urusan rumah tangga anak kita terus, Namjoon"

     

.

.

.

.

         

Taehyung berkali-kali memukul stir mobilnya seraya mengumpat kesal. Padahal ia ingin segera sampai ke apartement pribadinya. Apartement yang sengaja ia beli untuk dirinya dan Jungkook.

AFFAIR || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang