Libur Natal dan tahun baru, baru berjalan tiga hari. Akan tetapi Zean sudah harus bertolak dari Jakarta ke Singapura untuk urusan bisnisnya. Meski hal ini sering terjadi, Alea tidak pernah mempermasalahkanya karena biasanya gadis cantik itu juga akan ikut untuk berlibur. Akan tetapi kali ini Alea tidak berniat untuk ikut dan memilih menemani Marsha mencari pekerjaan agar bisa segera melanjutkan mencari keluarganya.
Zean yang tidak pernah meninggalkan putrinya sendiri di rumah, tentu saja menolak pilihan Alea. Akan tetapi Alea begitu kerasa meyakinkannya jika semua akan baik baik saja meski tinggal di rumah hanya bersama Marsha. Dan hasilnya Zean pun setuju, meski sedikit repot karena Zean harus menyuruh banyak anak buahnya mengawal putrinya dan menjaga rumahnya selama ia tidak berada dirumah.
Repot dan memang repot, akan tetapi demi kebaikan bersama. Alea yang sebenarnya enggan dengan aturan dari sang Papa, hanya pasrah menerima dari pada ia harus ikut yang pada akhirnya hanya berjalan jalan seorang diri sembari menunggu pekerjaan sang Papa selesai.
"Huftt...,"Alea mendengus saat membuka pintu rumahnya sudah di sambut dua laki laki berbadan tegap yang sangat ia kenal. Karena dua laki laki itu selalu datang mengawalnya, setiap sang Papa tidak ada di sekitarnya.
"Selamat pagi Nona Alea, "sapa Om Andy, salah satu anak buah sang Papa yang juga cukup dekat denganya.
"Pagi Om ."Alea membalas sapaan Om Andy. "Oh iya ,Ini Kak Marsha ...,"ucapnya, mengenalkan Marsha.
Om Andy mengulas senyum dan memperkenalkan dirinya . "Andy, "ucapnya.
Dengan canggung, Marsha membelas salam perkenalan dari Om Andy. Dan setelah itu, mereka pun masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan .
"Hari ini masih di minggu hari libur, Kak Marsha yakin nggak mau cari keluarga Kakak ?" tanya Alea, setelah ia duduk di kursi penumpang. "Siapa tahu, mereka masih berada di kota ..,"ucapnya, menatap Marsha.
Marsha terdiam, menimang pilihan mana yang harus ia pilih untuk hari ini. Jika mencari pekerjaan, mungkin tidak akan dapat di hari ini karena masih hari libur. Akan tetapi jika mencari keluarganya, ia juga tidak tahu lagi kemana harus mencari karena beberapa tempat yang ia ingat sudah di datangi beberapa hari lalu bersama Alea.
"Om jalan aja ,"ucap Alea, menepuk bahu Om Andy yang sudah duduk di kursi kemudi.
"Eh..kita mau kemana ?" bingung Marsha.
Alea mengulas senyumnya. "Hari ini, aku yang akan ajak kak Marsha jalan jalan. Kak Marsha pasti udah lama nggak jalan jalan kan ?".
"Tapi...emang nggak papa kalau kita jalan jalan ?" tanya Marsha dengan tatapan takutnya, takut supir yang mengemudi mobil yang ia tumpangi akan melapor pada Zean.
Lagi, Alea mengulas senyumnya. "Ya nggak papa lah, emang kenapa ? Kakak takut ya ? ".
Srek...Alea sedikit merubah posisi duduknya, menghadap Marsha. "Kak, kakak itu udah bagian dari aku sama Papa. Jadi aku akan bawa Kakak kemana pun aku pergi sampai Kakak bisa ketemu sama keluarga Kakak lagi. Jadi mulai sekarang, aku mohon banget Kakak jangan pernah ragu atau takut buat minta tolong ke aku ataupun Papa ya...,"ucapnya.
Entah harus bersikap seperti apa, yang pasti Marsha merasa bersyukur di pertemukan dengan Alea dan Zean. Meski hingga hari ini, Zean masih belum banyak berbicara denganya. Namun, ia yakin Zean adalah laki laki yang baik , terbukti dari cara Alea memperlakukan dirinya sejak hari pertama bertemu.
**
Seperti yang Alea katakan sebelumnya yang akan membawa Marsha pergi jalan jalan. Kini kedua wanita cantik berbeda usia itu terlihat menikmati waktu mereka di sebuah taman hiburan di pusat kota. Keduanya terlihat begitu menikmati waktu mereka, terbukti dari rasa antusias satu sama lain saat mencoba setiap permainan yang ada. Hingga rasa lelah menghampiri, Alea akhirnya mengajak Marsha untuk makan.