26

1K 117 8
                                    

Semakin hari hubungan Zean dan Marsha semakin dekat, keduanya bahkan mulai berani menunjukkan sisi tersembunyi satu sama lain. Meski lebih banyak membuat Marsha terkejut, karena Zean yang ia kenal di awal sangat berbeda dengan Zean akhir-akhir ini. Zean yang terlihat tegas dan menakutkan, akhir-akhir ini justru terlihat clingy di hadapan Marsha dan tidak jarang membuat Marsha gemas.

Selain itu hubungan Marsha dan Alea juga semakin dekat. Marsha benar-benar membuat Alea tidak kehilangan figur Ibu dalam hidupnya, karena Marsha . Bahkan banyak hal yang sebelumnya ,belum Alea dapat dari sang Ibu justru ia dapat dari Marsha. Seperti menghantar jemput di sekolah, pergi ke salon bersama, berbelanja baju bersama dan banyak hal lainya yang dulu hanya bisa ia bayangkan.

Kedekatan yang semakin dekat setiap harinya itu, pada akhirnya membuat Zean yakin jika Marsha adalah pilihannya . Tidak perduli dengan sang Mama, Zean pun akhirnya melamar Marsha di hadapan Alea. Meski itu tidak terlihat romantis dan justru memalukan, karena Zean berteriak di tengah pasar malam dan menjadi tontonan pengunjung lain.

"Sha, mau ya....mau ya nikah sama aku ?" Zean yang masih berlutut terlihat sangat memohon.

Marsha yang seperti tidak mendapat kesempatan berpikir karena desakan pengunjung yang menonton untuk menerimanya itu pun pada akhirnya mengangguk. "Iya, aku mau ...,"jawabnya dan sukses membuat sorak sorai layaknya tengah memenangkan sebuah kompetisi.

Jawaban singkat dari Marsha yang terdengar penuh keyakinan itu, membuat Zean beranjak dan berhambur memeluk Marsha dengan erat.

"Aaa aku mau juga ,"teriak Alea sembari berlari, menghampiri.

Moment berpelukan Zean, Marsha dan Alea tentu saja mencuri banyak perhatian dan tanpa ketiganya ketahui ada beberapa orang yang mengenali Zean . Tentu saja yang mengenali Zean segera membuat sebuah postingan di akun sosial media masing dan menjadi trending topik .

******

Gelak tawa terdengar di dalam rumah Zean, setelah mereka pulang dari pasar malam. Gelak tawa itu ada karena Alea yang mempermalukan sang Papa di hadapan Marsha, sembari menunjukkan beberapa foto yang ada di sosial media yang ungah oleh pengunjung pasar malam, yang tadi menonton aksi sang Papa.

"Alea ,bisa stop enggak ? papa potong uang jajan kamu ya...,"ancam Zean yang sudah cukup malu karena ulah putrinya.

"Wlek...enggak masalah, kan ada Bunda sekarang ,"ucap Alea.

Degh.....gelak tawa itu menghilang tiba-tiba, Zean dan Marsha sama-sama menatap Alea.

"Eum... maaf ,"lirih Alea yang sedikit tertunduk, karena mendapat tatapan lekat yang tiba-tiba.

Marsha mengulas senyumnya, merengkuh Alea ke dalam pelukannya. Entah kenapa ia begitu bahagia saat Alea memanggilnya 'BUNDA'.

"cie punya Bunda sekarang ," Zean menusuk gemas pipi Alea yang bersemu merah itu.

Srek...Alea melepaskan pelukannya dengan Marsha. "Bunda ayo, kita tidur berdua....,"ajaknya, menarik tangan Marsha menuju kamarnya.

"Alea....noo, Papa juga mau ikut ," Zean berlari menyusul.

******

Zean benar-benar tidak main-main dengan ucapannya, di saat Marsha tengah menjawab panggilan telepon, Zean segera membersihkan dirinya dan kembali ke kamar Marsha. Alhasil keberadaannya di kamar Marsha membuatnya bertengkar dengan Alea, karena Alea tidak ingin ia ikut tidur di sana. Bahkan suara pertengkaran itu terdengar oleh Marsha yang berada di luar kamar, karena pintu yang tidak tertutup rapat.

"Issh...Papa keluar enggak !?" Alea melebarkan kedua matanya dengan tangan kiri yang siap melemparkan bantal.

"Enggak, papa mau di sini..Titik ," saut Zean dengan posisi yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

More Better IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang