12

877 119 17
                                    

Rokok dan wine adalah teman terbaik untuk Aldi sejak usia remaja, meski kini ia menjadi seorang Dokter. Akan tetapi meski begitu, Aldi hanya mengambil rokok dan winenya disaat isi kepalanya terlalu penuh. Seperti malam ini, isi kepalanya terlalu penuh dan sesah hingga ia membutuhkan pelampiasan untuk sedikit tenang.

"Huftt...," untuk kesekian kalinya kepulan asap rokok terlihat melambung tepat di depan wajah Aldi setelah ia menghembuskannya. Kedua matanya menerawang jauh kedepan dengan sedikit ingatan permintaan sang Kakek yang lagi lagi memintanya untuk menghubungi Zean, meminta bantuan untuk pendana penelitianya yang sudah mengalami kendala keuangan itu.

Meminta bantuan sang adik, sebenarnya sangat umum terjadi. Namun, Aldi sama sekali tidak ingin melakukan itu karena ia tidak ingin memiliki hutang budi dengan Zean. Hutang budi yang mungkin nanti akan membuat posisinya terancam.

Sementara itu di Jakarta.

Zean yang biasanya masih terjaga di ruang kerjanya, malam ini terlihat berada di ruang keluarga. Menggantikan Alea menemani Marsha, karena besok Alea harus berangkat lebih pagi ke sekolah.

Sedangkan Marsha, pada awalnya merasa tidak enak hati karena memimjam laptop Alea untuk kesekian kalinya di hadapan Zean. Akan tetapi Alea mengatakan padanya untuk memakai laptop itu sampai kapan pun, hingga mendapat pekerjaan. Karena hingga hari ini ia mencari pekerjaan , ia sama sekali belum mendapatkan satu pekerjaan pun.

"Huftt..., andai aja aku punya pengalaman kerja. Pasti sekarang udah bisa kerja ,"Marsha menatap layar laptop sembari bertopang dagu, karena email yang ia kirim tidak satu pun yang mendapat balasan.

Zean yang duduk di sofa, hanya diam dan sesekali memperhatikan Marsha secara langsung. Karena sebenarnya, meski telihat sibuk dengan iPadnya, Zean lagi lagi memperhatikan Marsha dari cctv.

Srek...Marsha tiba tiba berbalik dan sedikit mengadah menatap Zean.

"Ke- kenapa ?' tanya Zean terdengar gugup, akan tetapi raut wajahnya tetap terlihat datar.

Marsha menggeleng dengan pipi yang sedikit mengembang, kemudian beranjak dari duduknya. "Aku tidur dulu ya Om, selamat malam ..,"ucapnya, kemudian meninggalkan Zean.

Zean hanya diam, membiarkan Marsha masuk kedalam kamar yang tepat berada di samping kamarnya. Setelah melihat Marsha masuk kedalam kamar, Zean terlihat menghela nafasnya dan merelaksasi ototnya.

"Huftt...,"Zean mengusap dadanya sembari menghela nafas. "Sial, kenapa selalu kaya gini sih tiap deket sama tuh cewek ,"gumamnya saat merasakan degub jantungnya yang begitu cepat, karena ini bukan kali pertama Zean merasakan itu saat berada di dekat Marsha akhir akhir ini.

"Tapi di liat liat dia lucu juga ,"Zean bergumam saat meraih ponselnya. Namun, dalam beberapa detik kemudian ia menggeleng. "Dih, lucu apanya...udah buat perut gue robek gini ,"ucapnya, kemudian beranjak dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya.

**

Keesokan harinya...

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi, Alea yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya terlihat sedikit terlena dengan kebahagian Marsha yang pagi pagi sekali mendapat panggilan kerja dari salah satu restoran pizza tidak jauh dari rumah. Aneh memang, akan tetapi mereka tidak perduli karena yang paling penting Marsha mendapat kerja.

"Eh tapi, aku nggak bisa nganterin Kakak ...,"Alea menatap lesu pada Marsha setelah ingat jika ia harus segera berangkat pagi, sedangkan restoran pizza itu buka sedikit siang.

Marsha mengulas senyumnya, menangkup kedua pipi Alea. "Kan bisa di hari lain , tenang aja ...yang penting sekarang Kakak udah bisa kerja ,"ucapnya.

Alea mengulas senyumnya, kemudian memeluk Marsha. "Selamat ya Kak, pokoknya aku seneng banget kakak akhirnya bisa kerja ,"ucapnya sedikit mengadah menatap Marsha.

Disaat Alea dan Marsha tengah merayakan kebahagian Marsha, dari lantai dua Zean hanya menonton.

***

Jam sudah menunjukan pukul 09.00 dan Alea sudah berangkat ke sekolah sejak dua jam lalu. Marsha juga sudah selesai dengan pekerjaanya, membersihkan kamar Marsha dan kini ia juga sudah terlihat siap untuk bekerja di hari pertamanya dengan baju yang si Mbok berikan.

Ceklek....Zean menutup pintu kamarnya setelah ia keluar dan bertepatan dengan Marsha yang juga baru keluar dari kamar sebelah.

"Pa- pagi Om ...,'Marsha menyapa Zean .

Degh...Zean sedikit membeku, menatap Marsha dari atas hingga bawah. Baju yang Marsha pakai pagi ini, seperti tidak asing untuknya.

"Pak- bo's ...,"Mbok Ida terkaget, melihat Zean saat ia baru keluar dari kamar Marsha. Karena tadi ia sempat membantu Marsha bersiap.

Zean hanya berdehem kemudian melangkah menuruni anak tangga, tanpa sepatah kata pun. Hal itu sedikit membuat Marsha takut, akan tetapi si Mbok mengatakan pada gadis itu jika Zean tengah banyak urusan kantor yang membuat laki laki itu terlihat lebih banyak diam.

"Kalau gitu aku berangkat ya Mbok ,"pamit Marsha pada si mbok.

Mbok Ida mengangguk dengan senyumnya. "Semangat ya Neng , hari pertama kerja biasanya banyak yang usil ,"ucapnya.

Tap...tap...tap...Marsha berjalan dengan langkah kaki riangnya. Dan setibanya di teras, Om Danu tiba tiba menghampiri Marsha .

"Kenapa Pak ?" tanya Marsha, bingung.

"Eum..itu neng, eum....kata Nonn Alea hari ini neng Marsha masuk kerja ya ? "tanya Om Danu . "Eum ,Nonn Alea bilang ,kalau Neng Marsha berangkat bareng pak bos aja biar nggak terlambat ," ucapnya, sedikit menoleh ke belakang.

Marsha sedikit menaikan alisnya, kemudian melihat kearah mobil di belakang Om Danu . Ia terdiam dengan banyak pertimbangan karena melihat Zean yang sudah duduk didalam mobil.

Bippp...bipp....suara klakson mobil yang Zean bunyikan, sukses membuat Om Danu sedikit panik. Karena sudah pasti memakan waktu bos besarnya yang sudah berada didalam mobil.

Marsha pun sedikit mengigit bibirnya dan akhrinya ia pun masuk kedalam mobil ,duduk di bangku belakang bersampingan dengan Zean untuk kedua kalinya .

Mobil yang melaju membelah jalanan itu di selimuti dengan suasana hening, karena Zean sibuk dengan iPadnya dan Marsha hanya diam menatap keluar.

Tidak butuh waktu lama, mobil perlahan menepi. "Neng, kita udah sampai..mau saya antar ke dalam ?" tanya Om Danu, menoleh pada Marsha.

"Eh..eung ~ enggak usah Pak., "jawab Marsha, bersiap turun. "Makasih ya Pak tumpanganya, "ucapnya pada Om Danu.

Ceklek...Marsha membuka pintu mobil di sampingnya, akan tetapi sebelum turun ia juga mengucapkan terimakasihnya pada Zean meski laki laki itu hanya menoleh dan menatapnya sejenak.

Setelah Marsha turun, mobil kembali melaju .

"Om, putar balik bentar ...,"pinta Zean dan Om Danu pun dengan patuh menurutinya.

Mobil kembali melewati restoran KiTa Pizza dan Zean sudah tidak melihat Marsha di luar yang itu artinya Marsha sudah masuk. Dan mobil pun akhirnya melaju menuju kantor Zean

KiTa Pizza adalah restoran pizza milik Gita dan Kathrina, kakak beradik yang merupakan teman dekat Helisma. Dan yang mengirimkan lamaran kerja Marsha ke restoran itu adalah Zean kemarin saat ia berangkat ke kantor, ia bahakan menemui Gita langsung untuk membuat panggilan kerja secepat mungkin.



*New cast...

Gita JKT48 as Gita Andara 

Kathrin JKT48 as Kathrina Airine

*Alurnya kelambatan nggak sih ? apa kecepatan soalnya pak bos udah mulai perduli nih di liat liat *

*See you*

More Better IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang