episode 4

3 3 0
                                    

Byur!!

Beberapa orang mencelupkan pakaian mereka ke dalam air sungai, "ayo Jill, kamu ndak nyuci? " tanya ani ketika melihat Jill masih berdiam diri di tepi sungai.

Lagi lagi Jill mencoba tersenyum lebar, bukan tidak mau mencuci tapi dia tidak tahu bagaimana cara nya mencuci dengan tangan.

Karena biasanya dia akan mengantar baju ke ke laundry atau tinggal lempar ke mesin cuci, "sini jil, ayo barengan. " ajak anak anak yang lain.

Pelan pelan Jill akhirnya bergerak turun ke sungai sambil membawa keranjang yang terbuat dari bambu itu, dia melihat bagaimana orang orang di sekelilingnya mencuci pakaian .

"Keren, sistem di sini benar-benar menggunakan peradaban mundur bukan maju. Sungguh mengagumkan kan, " batin Jill.

"Kamu ndak bisa nyuci? " tanya dina karena Jill tidak juga bergerak di samping nya.

"Hum.. Iya, aku tidak tahu cara memakainya seperti papa ini. Dan bagaimana cara mencuci tidak tau, " wajah Jill memerah karena malu.

"Owalah, ra iso jebole. "

"Ho'o ayo di ajari, "

Semua nya langsung menatap ke arah Jill, dengan senang hati isti menunjukkan bagaimana cara nya mencuci.

"Maaf ya merepotkan saja aku  ini, " ucap Jill dengan perasaan tidak enak.

"Ndak popo, semuanya juga pada belajar kok. " sahut yang lain.

"Ya ampun.. Mereka baik banget, " batin Jill.

Akhirnya Jill sudah bisa mencuci sendiri, tidak ada yang mengabaikan nya di sini semua nya senang dan mengajak nya ngobrol terus sampai dia bingung harus membicarakan apa lagi.

Sambil mencuci Jill memperhatikan gadis gadis yang ada di sana, mereka semua mengenakan kain panjang dengan corak batik sebagai penutup tubuh mereka.

Sementara Jill memakai kaos lengan pendek dan celana pendek yang dia bawa dari rumah, "kulit mereka putih pucat semua nya ternyata, cantik sekali padahal tidak ada perawatan di sini. Kaya nya aku berbeda sendiri, " batin Jill.

"Jill, kenapa ndak pakai kain jarik? "

Jill langsung menoleh ke arah seseorang yang menayai nya, "harus di pakai ya?" Tanya Jill "biasanya kalau mau mandi atau nyuci pakai nya kain jarik, " ucap gadis itu sambil berlalu melewati nya.

"Ndak popo toh, wonge kan jek rak ngerti. "

"Ojo di seneni, "

"Aku ra nyeneni, Aku gor ngegur tok."

Melihat semua nya sedang berbicara dengan bahasa daerah, Jill hanya bisa terdiam karena tidak tau apa yang sedang mereka bahas.

Setelah selesai, Jill langsung kembali ke  kamar nya "kapan lagi bisa hidup enak seperti ini? Uang ku gak habis habis, semua nya serba murah, dan kehidupan di sini tidak brutal. Ya ampun.. Senang nya aku, " batin Jill sambil menari nari.

"Kamu itu ngapain toh Jill? " tanya dina yang baru datang.

Jill tersenyum "aku sedang merasa senang, kau- kamu mau gak dengar cerita aku? " tanya Jill .

"Boleh boleh.. " dina langsung duduk di lantai sambil menatap Jill, ke dua teman nya yang baru datang juga ikutan duduk.

"Ono opo? " tanya isti.

"Jill arep cerito, " jawab dina.

"Ayo Jill cerita saja, " kata ani.

"Kalian tau, sekolah ku sangat kejam dia hanya memperdulikan pelajar yang  menurut mereka menarik. Mereka juga membiarkan bullying ada di mana mana, salah satu nya aku.

jill and the school, siapa yang tidak nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang