episode 3

7 4 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Jill masuk sekolah, sepanjang jalan semua menatap menatap ke arah nya.

"Cah anyar yo, "

"Koyo'e Iyo. "

"Jill!! "

Aditya menghampiri Jill yang terlihat sedang kebingungan itu, "untung kau datang, aku benar-benar kebingungan ini. Kelas yang mana aku tidak tau, " ucap Jill dengan perasaan lega.

"Yo wes, ayo bareng aku. "

"Apa yang sering di katakan orang sini itu bahasa daerah ya? "

"Oh.. Iya, semua nya di sini pakai bahasa daerah Jawa. "

"Ajarin aku ya, "

"Tenang saja, nanti tak ajarin kok! "

Mereka pun sampai di depan kelas, begitu masuk Jill langsung di sambut dengan ramah. Semua nya langsung berdiri lalu menunduk "selamat datang Jill, " ucap mereka secara bersamaan.

"Loh, kok mereka tau? "

"Iyo, aku seng maksudnya aku yang ngasih tau mereka kemarin. "

"Oh, halo semuanya salam kenal ya. " Jill ikutan membungkukkan badan nya.

"Silahkan, " mereka ternyata sudah menyiapkan tempat untuk zia, hal itu membuat zia semakin senang dan betah di sini.

Mereka menyambut nya padahal mereka sama sekali tidak mengenal nya, dan juga mereka langsung memperlakukan dirinya dengan baik.

"Aku tidak perlu menutupi wajah ku lagi di sini, semua orang mau berteman dengan ku. " batin Jill sambil melangkah ke tempat yang telah di sediakan.

Aditya juga duduk di samping Jill, semua orang tersenyum ke arah nya "kenapa gak dari dari dulu aku ke sini, sekolah nya nyaman, tempat tinggal tersedia. Dan tidak ada gangguan sama sekali, aku tidak melihat ataupun mendengar bisikan lagi. Waw! " batin zia dengan senang.

Seorang wanita dengan baju kebaya datang sambil membawa buku "siapa dia? " batin Jill dengan heran

"Itu ibu mimi guru di sini, " bisik aditya.

"Waw.. Serasa masuk ke film jadul, " batin zia.

Karena selama dia sekolah, dia jarang melihat guru memakai kebaya kecuali di hari batik nasional.

Guru itu menatap ke arah Jill "sini nak, maju perkenalkan dirimu. " ucap nya.

Rasa percaya diri Jill semakin meningkat, dia langsung maju tanpa ragu dan takut kalau akan ada orang yang melempar nya saat di depan.

"Halo semua nya, saya satya purnama jillya zahry asal bandung. Salam kenal semua nya, " Jill memejamkan mata nya karena biasanya akan ada yang melempar nya, namun  ini ada!

Semua nya tersenyum dan menyambut nya dengan tepukan tangan yang begitu meriah, satu persatu pelajar maju menyerahkan bunga ke jill sebagai kata sapaan.

Bruagg!!

Sebuah suara muncul dari jendela, Jill langsung menoleh namun tidak ada apa apa di sana.

"Kaya ada sesuatu? Apa aku halusinasi atau itu suara hantu? Tidak mungkin, tempat ini aman kok. " batin jill.

"Jill.. Jill.. Nak kamu tidak papa? "

Jill tersadar dari lamunan nya, dia langsung tersenyum canggung lalu menggeleng kan kepala nya "tidak papa bu, maaf saya melamun. " ucap Jill "tidak papa, silahkan duduk. Pelajaran akan di mulai, " Jill mengangguk lalu kembali ke tempat nya.

"Oke.. Santai.. Tidak ada apa apa di sini, tidak ada gangguan dan tidak ada si pengganggu! " batin Jill.

Betapa terkejut dia ketika bu mimi gurunya itu menulis dengan kapur, selama ini yang dia tau menulis dengan spidol bukan kapur.

"Sekarang aku tau kenapa sekolah nya gratis, karena cara dan penampilan nya semua nya jadul. Aku harus memajukan sekolah ini! Akan ku buat kalah sekolah sekolah yang membuang ku!, " batin Jill.



                             ******

Jam istirahat..

Beberapa orang mengajak Jill untuk membeli jajanan, tentu saja Jill senang dan segera menerima ajakan itu.

Namun sesampainya di kantin, Jill kembali termenung karena kantin yang di depan nya jauh dari bayangan nya.

Itu tidak terlihat seperti kantin, tapi lebih mirip warung yang ada di jalanan. Dengan kursi panjang dan meja sederhana, dan yang di jual hanyalah Ubi rebus, Ubi bakar, Ubi goreng, gorengan, mi, nasi dengan lauk sederhana, minuman syirup , jus, dan kerupuk.

Namun Jill kelihatan tidak mempermasalahkan hal itu, dia langsung menoleh mencari plastik untuk tempat makanan nya "ibu pelastik nya mana ya? " semua nya langsung menoleh ke arah Jill.

"Pelastik? " ibu yang jual makanan terdiam sejenak.

"Jill, di sini kalau beli makanan tidak pakai plastik kalau beli barang baru pakai plastik. " bisik aditya.

"Jadi pakai apa? " tanya Jill.

"Pakai ini! " isti menunjuk ke arah  daun jati serta daun pisang.

"Oh, maaf maaf. Aku tidak tau, " Jill salah tingkah.

"Tidak papa, sini aku ambil kan. Kau mau apa? " tanya aditya.

"Goreng pisang dua, ini kue kukus nya dua, sama ini apa? "

"Itu gethuk, "

"Oh, aku mau juga dua. "

"Nih, sudah terbungkus rapi. "

"Terimakasih, gimana kalau aku traktir dirimu? Aku bayarin kau makan. "

"Jangan, Aku bayar sendiri aja. "

"Oh, bu ini berapa semua nya goreng pisang dua, kue kukus yang ini dua, sama geth-eh yang ini dua. "Jill menatap ibu penjual yang menatap ke arah aditya.

" cah anyar bu, maklumi wae. Ra ngerti opo opo jek anyar, tekone wingi. "

Ibu kantin langsung menatap ke arah Jill "800 nak, " Jill menutup mulut nya "delapan ratus ribu? " tanya Jill dengan kaget "ngomong opo koe, delapan ratus perak. " ucap si ibu penjual.

"Hah! Beneran bu? " Jill tidak percaya.

"Iyo, delapan ratus perak. " ucap si ibu penjual nya.

Sambil tersenyum canggung, Jill meraba saku nya dan mengambil pecahan dua ribu rupiah.

"Ini bu, "

"Kosek yo, "

Tak lama kemudian si ibu penjual memberikan kembalian nya, "terimakasih ya bu, " ucap Jill sambil melihat orang orang yang duduk di sana.

"Bingung? Ayo duduk di sana. " ajak aditya dengan nada medhok nya itu.

Jill menganguk lalu mengikuti aditya, "sampurasun, " Jill menoleh ke pria yang sebaya dengan nya tengah menatap teman nya "rampes, tuku opo kowe? " tanya teman nya itu.

Kata yang tidak asing di telinga Jill, dia pernah mendengar kata itu tapi di mana dia tidak ingat.

"Ah.. Ya aku ingat. Kata itu pernah aku lihat di film jadul, keren banget nih sekolah. Ini pasti di buat sistem seperti ini agar generasi muda tidak melupakan sejarah zaman dulu. " batin Jill.

"Enak tidak makanan nya? "

"Uh, enak kok. Oh ya ngomong ngomong kamu itu siapa nya mbok inem? "

"Aku itu keponakan nya mbok inem, tapi sejak kecil beliau yang merawat saya. Karena orang tua saya gugur saat bertugas, "

"Orang tua mu orang angkatan ya? "

"Hah? "

"Itu loh, tentara. "

"Tidak kok, mereka warga sipil cuma ikut kena peluru saja pas melindungi majikan nya. "

"Maksudnya gimana sih, apa otak ku  ngelag ya? " batin Jill.

Setelah selesai makan, mereka lanjut ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

jill and the school, siapa yang tidak nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang