episode 17

2 3 0
                                    

Siang hari di taman, jill duduk di samping aditya yang sedang menterjemahkan buku yang mereka temukan di ruangan aneh semalam.

"Koyoe iki buku tentang pemujaan jill, iki delok yo. "

Aditya membaca buku itu sambil menunjukkan beberapa gambar yang ada di dalam buku itu, "aditya! Iki. " jill menunjuk ke salah satu gambar.

"Iki mahluk seng tak omong ! Dia memiliki banyak lendir di tubuh nya, "

"Iki opo yo.. Koyo nogo koyo.. Opo toh iki? "

"Bentuk nya itu abstrak, dia punya kepala seperti kita namun banyak lendir nya dan bau. Dia juga punya badan yang panjang kaya ular tapi ndak ada sisik nya. "

"Aku ndak pernah lihat yang beginian jill, ini aneh banget kok ada mahluk kaya gini. "

"Aku juga ndak pernah ketemu yang kaya gini aditya, maka nya aku kaget waktu pertama kali lihat dia. "

"Tiap dino hamba pengabdi wajib, "

"Sek aditya, "

Aditya yang mau lanjut membaca buku itu langsung berhenti dan menatap ke arah jill "pakai bahasa Indonesia biar paham dengan jelas. " pinta jill.

"Tiap hari para mengabdi di wajib kan memberikan satu tumbal nyawa manusia, tumbal tidak dapat di gantikan dengan ternak atau binatang lainya.

Manusia yang bisa di jadikan tumbal adalah manusia yang hidup dengan pengabdi, segala keperluan tumbal harus di penuhi pengabdi tanpa ada kata keluhhan.

Daging tumbal harus di makan setelah selesai upacara lalu di gantung, semua pengabdi akan menampung darah yang maduh menetes di korban sebagai penutupan ritual. "

Tangan jill meremas paha nya kuat kuat sambil mendengar kan aditya yang masih membaca buku itu, rasa mual menyerang jill dengan begitu dahsyat karena dia benar-benar membayangkan jika di depan nya ada orang sedang memakan daging orang juga.

"Huek!!! Huek!! "

Mata jill terbelalak melihat apa yang dia muntahkan, darah, rambut, daging merah dan belatung yang bergerak di antara nya.

"Jill, "

Aditya langsung berdiri dan mendekati jill, "aku.. " jill menunjuk ke arah muntahan nya. Namun itu berbeda dengan apa yang dia lihat sebelum nya.

"Kamu mual ya? Ojo di bayangin. "

"Bagaimana bisa? "Jill mengucek mata nya beberapa kali.

Dia menatap muntahan nya yang mengerikan tadi sekarang berubah menjadi muntahan biasa.

" ra popo toh? "

"Ra popo.. Aku mual mendengar nya, "

"Wes enakan? Atau mau di lanjut besok saja? "

"Sekarang saja, "

Mendengar keputusan jill, aditya kangen kembali melanjutkan membaca buku itu. Di dalam buku itu tertera jelas tentang sebuah ritual khusus yang mengarahkan para pemuja untuk mencari korban tiap hari, dan tata cara melakukan ritual itu, dan juga larangan apa yang harus di jauhi si pemuja.

                                  *****

"Wujud manungso, kelakuane monyet karo ulo, "

Sore hari jill berdiri di depan papan menatap petunjuk yang tertulis di sana, "kau palsu. " jill mendekat dan merobek petunjuk itu lalu membuang nya begitu saja.

Beberapa jam kemudian, matahari sudah tenggelam dan jill sudah bersembunyi di dalam ruangan di mana orang yang di pilih menjadi mahluk tidak nyata di kurung.

Sementara aditya bersembunyi di perpisahan untuk memantau pergerakan yang lain, dan benar tak lama kemudian orang berjubah hitam datang menyeret orang yang ada di sell itu.

Jill langsung bergerak pelan pelan mengkuti mereka, terlihat mereka mulai berbelok dan masuk ke perpustakaan.

Glekk!

Melihat ada pergerakan aditya langsung menahan nafas nya, tak lama kemudian terdengar suara ketukan di arah utara.

"Aditya! Mereka sudah masuk! "

"Iya, sekarang aku yang akan masuk lebih dahulu untuk memastikan kondisi nya. "

Mereka mulai melakukan hal yang sama, lalu masuk pelan pelan  menuruni tangga sederhana yang  di pahat di tanah.

Perlahan aditya bergerak ke arah pintu di ikuti dengan jill, dan benar! Ada banyak orang di sana mereka semua mengenakan jubah hitam dan pelajar yang tertangkap tadi di ikat dia atas meja kayu besar.

Mantra mulai di bacakan dengan gerakan gerakan aneh yang di lakukan oleh para pemuja itu.

Degg!!

Salah satu dari mereka menoleh ke arah pintu yang membuat aditya reflek menutup pintu, "eneng uwong! " seru dia dengan keras.

Dua orang dari mereka langsung mendekati pintu dan membuka nya, lalu mengamati sekitar nya dengan teliti.

Sementara itu di bawah tumpukan jerami aditya memeluk jill dengan erat, mereka masih ada di ruangan itu dan bersembunyi bersama.

Namun kedua orang berjubah hitam itu belum pergi, mereka memeriksa sekitar nya seperti di bawah ranjang, di balik pintu.

Jleb!

Benda tajam di tancapkan di tumpukan kain lusuh "ora ono! " ucap salah satunya , salah dari mereka menunjuk ke arah jerami kering.

Jleb!!

Aditya menekan kepala jill ke dada nya karena jill hampir saja teriak , "ora ono! " tak lama kemudian mereka pergi dan menutup pintu.

"Koe ra popo? " bisik aditya sambil mengusap wajah jill yang sudah kotor.

Jill menganguk pelan, lalu mereka keluar dari tumpukan jerami "dia datang aditya! " jill menunjuk lendir di dinding dan langsung menarik aditya untuk lari dari sana.

Dengan tergesa-gesa mereka naik tangga dan kembali ke perpustakaan, "hah.. Hah.. Hah.. " dada aditya naik turun "aku ndak lihat dia, " ujar aditya sambil menatap jill yang berbaring di lantai.

"Dia pasti ada di atas kita, sekarang tau sesuatu toh? "

"Tau! "

"Kalau semua ini hanya permainan belaka, ndak ada mahluk yang tidak nyata itu! Mereka melakukan ini hanya untuk mencari tumbal. "

"Kamu benr Jill, sekarang kita harus berbuat sesuatu. "

"Kalau kita ngomong ke mereka pasti mereka ndak akan percaya, tapi aku tau! Apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan ini semua! "

"Opo rencana mu? "

                              ******

Keesokan harinya...

Hari ini Jill sengaja berangkat lebih awal begitu juga dengan aditya, kini mereka sudah berdiri di depan papan dan menatap petunjuk yang sudah ada di sana.

Sraakk!!

Aditya mengambil kertas itu dan Jill langsung merobek nya sampai hancur lalu melempar nya ke udara.

Tak lama kemudian kehebohan terjadi!

Semua orang heboh karena hari ini sangat berbeda dari hari biasanya, karena tidak ada petunjuk yang tertulis di papan seperti hari hari sebelumnya.

Namun ada beberapa orang yang merasa lega karena petunjuk itu tidak ada, para guru bahkan sampai datang untuk memastikan kabar kalau petunjuk hari ini benar benar tidak ada.

Jill dan aditya berdiri di Koridor melihat semua orang heboh di depan papan, semua orang di mana pun itu mereka membahas tentang petunjuk itu.

"Sekarang langkah kedua! "

"Aku siap Jill! "

Mereka berdua langsung berbalik dan pergi dari tempat itu menuju tempat selanjutnya.

Apakah mereka berhasil menghentikan ini semua?

jill and the school, siapa yang tidak nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang