Siang hari di tempat makan, Jill makan sambil mendengar kan perbincangan orang orang di sekitar nya bersama aditya sampai akhir nya seorang pelajar pria datang menghampiri Jill.
"Jill, kata bu guru kamu mau ketemu kepala sekolah, sekarang kepala sekolah sudah ada di kantor. "
"Oh, terimakasih. "
Aditya menatap Jill meletakkan makanan nya, "Jill kamu mau apa? " tanya aditya "aku akan menemui mu nanti. " Jill langsung pergi dengan cepat.
Tak lama kemudian Jill masuk ke sebuah ruangan, "sampurasun pak, " Jill mengetuk pintu dengan sopan.
"Rampes, masuk saja. "
Mendengar itu Jill langsung masuk, dia melihat seorang pria yang sedang duduk di depan mesin tik yang sangat kuno.
"Ono opo ndok? "
Pria itu mendongak dan menatap ke arah Jill dengan tersenyum ramah.
Glek!!
Namun gadis indigo yang tersenyum itu langsung membeku di tempat, pria yang dia lihat adalah pria yang waktu itu dia lihat di saat mengikuti pihak sekolah.
Wajah pria itu benar-benar tidak asing, nafas Jill naik turun dengan perasaan campur aduk.
Tiba tiba secuil memori muncul di kepala nya, dan itu membuat Jill semakin pucat.
"Ndok, "
Pria itu berdiri sementara Jill melangkah mundur dengan syok, "anu.. Pak.. Hm.. " Jill memutar otak nya sekarang karena dia harus pergi dari sana.
Pria itu bergerak ke arah Jill sebagai lambat, kepala Jill mulai terasa sakit dan pandangan mulai kabur dan dia jatuh tidak sadar kan diri.
******
Cahaya merah kekuningan terlihat samar samar ketika Jill membuka mata nya, "Jill, " isti ada di samping Jill yang baru saja sadar.
"Di mana ini? "
"Kamu di kamar, tadi kamu pingsan di sekolah. Koe sakit toh? " tanya isti dengan tatapan sendu.
"Ah.. "
Jill duduk dan melihat dirinya sudah ada di dalam kamar, "ini minum dulu Jill, " ani memberikan segelas minuman untuk Jill.
Setelah tenang Jill langsung mengeluarkan buku nya dan mencatat sesuatu serta membuat beberapa coretan, "jam berapa sekarang? "Tanya Jill sambil menatap kedua teman nya.
" sewelas wengi, koe arep lungo? Mbok yo leren koe loyo ngono. "
"Ho'o Jill. "
"Ma.. Malam? Sudah malam? "
Pintu terbuka terlihat dina datang membawa makanan dan juga obat, "mangan disek Jill, iki mengko ombenen jamu iki biar seger! "Ucap dina sambil tersenyum.
" terimakasih, maaf ya merepotkan kalian. "
Mereka bertiga tersenyum dan duduk menemani Jill, sampai keesokan harinya jill langsung pergi ke sekolah untuk mencari aditya.
*****
"Opo!! "
"Ho'o aditya, aku ingat jelas dengan apa yang tak lihat. Aku pernah toh cerita ke kamu tentang ruangan yang penuh mayat itu, nah pria itu adalah kepala sekolah. Aku kaget semalem di saat melihat wajah kepala sekolah dan itu artinya nya ini adalah permainan nya kepala sekolah, "
"Iso juga jill. "
"Kamu percaya toh karo aku aditya? "
"Ho'o aku percaya karo awak mu, "
Sambil tersenyum aditya mengusap rambut Jill dengan lembut berharap jill merasa aman, "aditya aku rasa, aku harus menyelidiki semua nya. Apa kamu ndak curiga ? Dengan semua keanehan di sekolah dan petunjuk petunjuk itu. " Jill menatap aditya yang terlihat tenang.
"Aku juga merasakan kamu yang kamu rasakan Jill, tapi siapa yang percaya karo aku? "
"Kalau begitu ayo buat tim dengan ku, kita cari tau apa yang sebenarnya terjadi. "
"He.. Hei.. Kok mesra banget! "
Mereka berdua menatap dua orang yang datang, ani dan baim teman sekelas mereka "lah kalian berdua ngapain? " tanya aditya.
"Cari kalian, empat hari lagi itu malam satu suro aku, ani, koe dan Jill di suruh pak Gumara cari kembang. " ucap baim.
"Yo wes , tak cari sekarang ayo Jill. "
"Loh, karo Jill ndak karo aku? "
"Podo ae! "
Tak banyak bicara lagi, aditya langsung membawa Jill pergi sementara baim menggelengkan kepala nya "isi ae koe, golek kesempatan dalam kesempitan. Yo ani, cari kembang nya. " ucap baim dengan ramah "ayo, gowo empat keranjang iki cukup kan? " tanya ani dan baik mengangguk sebagai jawaban nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
jill and the school, siapa yang tidak nyata?
Horrorjill gadis kota yang pindah ke desa seorang diri, karena dia memiliki kebiasaan yang aneh yang tidak biasa di lakukan orang lain jill kerap kali di musuhi dan tidak memiliki teman. dengan tekad dan beranian nya dia memutuskan untuk hidup seorang di...