Hari keberangkatan menuju Solo akhirnya pun tiba. Pukul 10 pagi, 8 orang itu udah standby di Stasiun Gambir. Diperkirakan mereka akan sampai di Stasiun Solobalapan pukul 7 malam.
Perjalanan dari Jakarta ke Solo memakan waktu 8 jam. Si yang punya hajat──Tessa sendiri yang memesankan tiket kelas bisnis untuk para sahabat nya. Dia bilang kalau uang tiketnya tersebut dia dapatkan dari Mas Regan calon suaminya. Kebayang nggak sih sekaya dan semampan apa pria yang akan menikahi Tessa itu?
Naik kereta api kelas ekonomi aja sekarang udah enak, apalagi kelas bisnis?
Tessa bilang, dia akan menjemput mereka bersama dengan saudaranya, jadi ketika nanti sampai di Solo, mereka tidak akan kebingungan soal kendaraan.
Bengbeng aja kalah sama TOP. Tessa emang TOP! Semua biaya akomodasi di sokong oleh yang punya hajat.
Mereka ke Stasiun Gambir dengan menggunakan mobil Jeka. Setelah sampai di sana, mobil Jeka dititipkan pada orang suruhannya.
Jiyo udah standby di Stasiun lebih dulu daripada yang lain.
Iya, 8 orang yang dimaksud itu salah satunya ada Jiyo. Kalau Jeka dan yang lainnya teman satu sekolah Tessa, maka Jiyo tetangga yang juga merangkap sebagai teman rumahnya Tessa saat gadis itu masih tinggal di Jakarta.
Seharusnya Jiyo berangkat ke Solo bersama kedua orangtuanya. Namun, 3 hari sebelum hari-h pernikahan Tessa ternyata orang tua Jiyo harus mendatangi undangan saudara jauhnya terlebih dahulu sehingga kedua orangtuanya tidak akan bisa naik kereta pukul 10 pagi.
Jiyo juga nggak dapat izin dari orangtuanya kalau harus berangkat sendiri ke Solo, tapi karena nggak enak pada Tessa jadi ceritalah Jiyo mengenai hal itu pada Tessa, lalu ditawarilah untuk berangkat bareng bersama rombongan Chika.
Pada awalnya Jiyo nggak tau siapa Chika yang dimaksud oleh Tessa. Begitu Tessa menjelaskan lebih detail dengan menyebutkan nama kampusnya dan jurusannya barulah Jiyo menyadari orang tersebut yang tak lain Chika teman dekatnya sekaligus teman kelasnya.
Ternyata dunia sesempit itu ya.
"Jiyooooooo! Oh may gat gue kangen!" itu yang pertama kali Chika ucapkan setelah turun dari mobil sambil dorong-dorong kopernya.
"Najis banget sih kata gue teh, lo berdua kayak pasangan lesbi tau nggak," celetuk Dika membuat Chika menggetok kepalanya.
"Mending lo diem deh itil kadal, mulut lo bau lambung." ketus Chika.
"Gue lebih baik bau lambung daripada bau duit, nanti lo ngejar-ngejar gue lagi."
Chika balas mencibir. "Idih gue juga ogah kali, mending gue sama bapak lo duitnya jelas murni karna kerja keras."
"Heh, jangan salah. Gue bisa buktiin sekarang, cuman gue nggak mau sombong aja sih."
"Ya, justru itu. Gue malah takut kalo lo buktiin omongan lo itu. Duitnya dari hasil jadi babi setiap malam jumat. Udahlah, jangan kebanyakan halu. Kasian bapak lo nanti harus bayar RSJ."
KAMU SEDANG MEMBACA
8's Brothers
FanfictionNaurie merasa ini cuma mimpi. Bagaimana bisa tiba-tiba dia jadi orang kaya dalam semalem dan memiliki 8 kakak laki-laki yang super duper tampan seperti artis papan atas? kalau ini bukan mimpi, berarti dia lagi halusinasi. ──agustus 2O22' [12/01/23]...