panti asuhan

1.1K 87 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat itu nggak berubah, masih sama seperti 1 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat itu nggak berubah, masih sama seperti 1 tahun yang lalu. Yang membedakan hanya plang nama yang telah berkarat.

Panti Asuhan Permata Anugerah

Usapan lembut dipundaknya membuat mata Naurie teralihkan dari plang tersebut kepada Mamah yang membimbingnya untuk segera masuk ke dalam panti.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Suara perempuan pun menyahut, lalu sosoknya muncul dari samping rumah sambil memegang gagang sabu. "Mohon maaf ibu cari siapa?"

"Ibu Wulan-nya ada?" tanya Mamah.

"Oh Ibu ada di dalam, silakan duduk pak bu biar saya panggilkan dulu."

Mamah dan Papih mengangguk, menarik kursi yang ada di teras dan mendudukinya. "Duduk sini, dek." ucap Papih meraih tangan Naurie untuk duduk di sampingnya.

Sementara yang cowok-cowok tetap berdiri sambil sesekali memperhatikan anak-anak panti yang sedang bermain bersama di halaman.

Tiba-tiba seorang anak kecil melambaikan tangan kearah mereka dengan senyum lebar sambil mengayuh sepeda mininya. "Haloo om."

Serempak mereka menyahut kompak. "Haloo!"

"Wow!" Anak kecil itu seketika menghentikan sepedanya dan tangan mungilnya terangkat menutup mulutnya. "Om baju putih ganteng banget!"

"Buset kacau." celetuk Beomgyu melongo.

Jinan tertawa dan hanya menanggapi omongan anak kecil itu dengan acungan jempol. Gaya andalan bapak-bapak banget.

Kemudian seseorang yang tengah mereka tunggu pun akhirnya datang bersama perempuan muda barusan.

"Ya ampun Bu Nira," Mamah langsung bangun dan menyambut pelukan wanita berhijap sage selaku pemilik panti. "Kenapa nggak kabarin dulu, Bu. Saya jadi nggak enak soalnya nggak ada persiapan apa-apa."

Mamah tersenyum. "Gapapa, Bu. Teh manis juga udah cukup."

Begitupun dengan Papih yang tersenyum ramah pada pemilik panti tersebut. Tanpa sadar remasan Naurie pada dress-nya mengerat, matanya nampak berkaca-kaca memperhatikan sosok paruh baya itu.

8's BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang