"Ra, cowok lu ke toilet lama banget dah" ujar Shani yang menyadari jika Barra tak kunjung datang.
"pup mungkin" ujar Nara.
"ooh"
Nara dan Shani kembali menikmati alunan lagu yang di nyanyikan teman teman mereka dengan yang lainnya, namun mendadak suara itu menjadi sunyi dan dentuman mic yang sedikit di pukul dengan telapak tangan.
"itu Barra ra, dia mau nyanyi ya?" tanya Shani.
"lah, tumben banget" ujar Nara.
Nara tersenyum saat Barra melambaikan tangan ke arahnya.
"Boleh minta perhatiannya?" ujar Barra menggunakan mic.
seluruh tamu undangan langsung memusatkan pandangannya ke depan.
"terimakasih buat semuanya yang sudah menyempatkan hadir di acara ulang tahun mamah saya, dan mungkin kalian juga tau ya, di undangan tertulis dua acara, yaitu acara birthday party my mom and my engagement" ujar Barra sontak membuat Nara membuka mulutnya.
"lo mau tunangan ra?" tanya Shani.
"nggak shan, Barra ngga ada ngomong gitu ke gue,gue ngga tau isi undangannya, bahkan tadi di perjalanan pun dia ngga ngasih tau tentang itu" ujar Nara.
"gue juga ngga baca undangannya ra" ujar Shani.
"apa Barra tunangan sama orang lain ya ra? dia di jodohin gitu, bisa jadi kan?" ujar Shani membuat fikiran Nara berubah menjadi negatif.
"Shan, ngga mungkin ih, gue udah tiga tahun loh sama dia, masa seenaknya dia nerima perjodohan itu" ujar Nara.
"Nara" Barra memanggil nama gadisnya dengan senyum yang berbeda, terlihat Barra yang berjalan mendekati Nara, semua pasang mata mengikuti langkah Barra yang sedang menghampiri Nara.
"kita kedepan ya" ujar Barra membuat Nara kebingungan.
Barra menggandeng tangan Nara naik ke atas panggung.
"ini dia, gadis yang udah tiga tahun jadi pacar saya, dengan kesabarannya, kasih sayangnya, kecantikannya, tentunya kebaikannya yang membuat saya bertahan sampai detik ini" ujarnya, Nara sudah tau kemana arah tujuan Barra.
"beberapa hari yang lalu, saya sudah meminta izin kepada orang tua dia untuk melamar dia, dan syukurnya mereka menyetujuinya. Saya sengaja tidak memberi tau gadis di hadapan saya iniii, karena saya ingin membuat kejutan dan sekaligus meminta maaf atas kesalahan kesalahan yang sudah saya perbuat sama dia" begitu tulus Barra mengutarakan isi hatinya.
Barra mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya, "so, apa kamu mau kita melanjutkan hubungan ke yang lebih serius dari ini?" tanya Barra sambil menunjukkan dua cincin yang masih menempel di kotak kecil yang ia pegang.
air mata Nara langsung menggenang dan sebentar lagi akan meluncur kebawah, "Barra, kamu yakin?" bisik Nara dengan suara pelan. Barra hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyuman.
"gimana?" tanya Barra, setelah beberapa detik Barra dan para tamu menunggu jawaban Nara, akhirnya Nara mengangguk pelan dengan senyum yang mengembang, air mata Barra pun langsung luruh begitu saja melihat anggukan dari Nara yang berarti menerima dirinya.
Barra menyematkan cincin tersebut ke jari Nara yang begitu lentik, begitupun Nara menyematkan juga cincin di jari Barra.
Barra memeluk Nara, pria itu merasa lega, selama ini ia berjanji akan memberikan kepastian untuk gadisnya, dan finally, hari ini dia menepatinya.
terdengar teriakan dari teman teman mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang Nara dan Barra rasakan hari ini, Nara tidak menyangka jika ternyata hari ini Barra akan menepati janjinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Mine? '2'
FanfictionEND!! Janji setia yang keduanya ucapkan teryata hanyalah omong kosong, siapa sangka jika Nara akan mengecewakan kekasihnya dengan mengagumi pria lain, hubungan yang hampir tiga tahun menjadi hubungan yang begitu toxic, kesempatan yang Barra berikan...