Barra duduk santai di ruang tamu rumah Nara, di temani secangkir teh hangat yang sengaja bi Sumi buatkan untuk Barra, kakinya sengaja ia silangkan agar terasa lebih nyaman.
"Loh Barra, dari tadi sini?" ujar Kiara sambil menutup pintu kamarnya.
Barra reflek langsung menurunkan kakinya.
"Iya tante,eh mommy, habis mandi di sini lagi, hehe, kehujanan soalnya."
"Ngga papa Barra, kan mommy udah ngomong, anggep aja ini rumah kamu sendiri, ngga usah sungkan sungkan, kan kamar tamu juga udah mommy bersihin buat tidurnya kamu kalau kesini,terus biasain panggil mommy, tente tetus, lupa ya, " Kiara begitu antusias memberitahu Barra tentang itu.
"Iya tante,eh mommy, Barra masih sering lupa."
"Ngga papa, nanti juga terbiasa."
"Hihi, iya mom."
"Udah makan?"
"Belum mom."
"Kenapa belum? Makan sana Barra, keburu lauknya dingin loh."
"Nanti mom, nunggu Nara."
"Nara kemana?"
"Tadi sih baru selesai mandi dia, habis marah marah tuh mom, gara gara bajunya Barra berantakin,"
"Ngadu terus, ngaduu." terdengar suara Nara dengan suara kaki menuruni tangga.
"Tuh kan, gitu tuh mom, marah mulu, PMS kali dia," ujar Barra kembali mengadu kepada Kiara. Kiara hanya tertawa melihat kericuhan kedua remaja di hadapan matanya.
"Ngomong biasa doang di bilang marah,"
"Ngaku kamu, pasti PMS kan?"
"Baru tadi,"
"Tuhh, pantes aja marah marah terus."
"Udah udah, cepet sana makan,berantem mulu kalian,kaya Tom and Jerry" ujar Kiara menyuruh Nara dan Barra untuk segera makan.
🦋
"Ambilin nasinya dong bub," celetuk Barra yang langsung mendapat tatapan elang dari Nara.
"Bab bub bab bub, alay banget, ikutan siapa lo?bukan pacar gue itu," celetuk Nara.
"Di kampus aku banyak yg manggil ke pacarnya gitu tau ra, kamu ngga iri?" ujar Barra. Memang semenjak hampir tiga tahun bersama, kepribadian mereka sangatlah berubah drastis dari sebelum sebelumnya, jika dulu mereka selalu menunjukkan keromantisannya, kini mereka lebih sering beradu mulut tapi tetap membuat orang orang yang melihatnya merasa gemas dengan cletukan cletukan yang mereka berdua lontarkan.
"Nggak, udah cukup Sayang aja ok."
"Kamu kalau aku terus terusan manggil sayang di marahin," ucap Barra.
"Ya kamu manggil sayang bukan ke aku, penjualan batagor kamu panggil sayang, penjual gantungan kunci kamu panggil sayang, sejak kapan jadi homo gitu."
"Santai sayang, jangan ngegas gitu, nanti nasinya penuh dengan bakteri gara gara air liur kamu muncrat sana sini."
"Kamu juga dari tadi ngomel terus, bisa bisa nasi kamu jadi bubur gara gara kebanyakan air,"
"Husht, jangan di bongkar gitu ah, malu aku." Nara mengerutkan alisnya dengan perkataan Barra barusan, gadis itu heran dengan tingkah Barra yang semakin hari semakin Random.
"Pacar siapa lo?" tanya Nara.
"Maaf buk, saya ngga punya pacar, punyanya istri,namanya Nara Auqeenesha Zevanya." Barra menahan tawanya. Pipi Nara langsung berubah warna menjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/347630069-288-k273186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Mine? '2'
FanficEND!! Janji setia yang keduanya ucapkan teryata hanyalah omong kosong, siapa sangka jika Nara akan mengecewakan kekasihnya dengan mengagumi pria lain, hubungan yang hampir tiga tahun menjadi hubungan yang begitu toxic, kesempatan yang Barra berikan...