Part 1 🦋 Rain

3.3K 308 23
                                    

Hujan mulai mengguyur daerah perkotaan, sudah satu jam Nara menunggu kedatangan Barra di halte dekat kampus.

Perbedaan kampus membuat Nara sedikit susah untuk bertemu lebih lama dengan kekasihnya. Karena itu juga Nara selalu menunggu kedatangan Barra sampai berjam-jam hanya untuk menjemputnya.

Berkali kali Nara meyakinkan Barra bahwa Nara bisa ke kampus sendiri dengan motornya, namun Barra terus saja melarang dengan alasan kalau dia takut gadisnya kenapa napa.

Tin...
Bunyi klakson begitu nyaring masuk ke indra pendengaran Nara, Nara langsung menghembuskan nafasnya gusar ketika melihat Barra melambaikan tangan ke arahnya.

Barra berjalan mendekati Nara sambil membawa jas hujan yang nanti akan Nara kenakan, tak lupa ritual yang biasa Barra lakukan beberapa bulan ini ketika bertemu gadisnya,mengelus rambut dan menyentuh pipi gadisnya, Barra duduk di sebelah Nara, "Cantik, udah lama ya nunggu?maaf ya, tadi kelas aku di undur jamnya,jadi aku telat buat jemput kamu," ujar Barra sangat merasa tidak enak hati dengan kekasihnya.

Nara tidak menjawab apapun, gadis itu membuang muka, Nara mengambil jas hujan yang Barra letakkan di sampingnya untuk segera di pakai.

"Nara, kamu marah?" tanya Barra dengan nada yang lembut.

setelah selesai mengenakan jas hujan, Nara berjalan menuju motor Barra di bawah rintikan air hujan yang semakin besar, "Pulang sekarang," ujar Nara.

Barra mencekal pergelangan tangan Nara, "Jangan dulu pulang, masih hujan besar, nanti kamu sakit."

Nara menurut, gadis itu kembali duduk di tempat semula sebelum Barra datang, "Nara, sorry, bukan maksud aku buat kamu nunggu lama," ujar Barra.

"Ra, ngomong dong, kalau kamu diem terus, aku ngga akan ngerti," Barra menggenggam kedua tangan Nara, matanya menatap wajah Nara yang terus menunduk.

"Jangan nunduk terus, mahkota kamu nanti jatuh," ujarnya berusaha menghibur Nara, namun ternyata tidak berhasil membuat Nara tersenyum sedikitpun.

"Kenapa?" tanya Barra lagi.

Barra berjongkok di hadapan Nara supaya bisa melihat wajah Nara yang terus menunduk.

"Ra, kebiasaan deh kalau ada apa apa tuh diem mulu," ujar Barra, Barra kembali duduk di samping Nara.

"Ok kalau kamu ngga mau ngomong, kita ngga akan pulang sampai kamu mau jelasin semuanya." ujar Barra sambil memainkan kakinya.

Perlahan Nara mengangkat kepalanya, gadis itu menatap wajah Barra dari samping cukup lama sebelum mengatakan sesuatu.

"Bar, kampus kita beda, bukan cuma sekali dua kali loh kamu telat jemput aku, biarin aku naik motor sendiri, sebelum aku sama kamu juga aku udah biasa kaya gitu kan." Nara mengutarakan isi hatinya, rasa kesal menyelimuti dalam dirinya, sudah lebih dari tiga kali Barra telat untuk menjemput, 15 menit masih Nara maafkan, namun sering kali Barra telat menjemput dirinya sampai lewat dari satu jam lamanya.

"Ra-...

"Bar, kampus kamu sama aku itu jaraknya jauh, kalau aku nunggu kamu sampai hujan kaya gini, aku capek Barra, pulang kampus bukannya langsung istirahat, aku malah nunggu kamu lama. Boleh ya Barra, aku udah biasa bawa motor sendiri," ujar Nara meminta pengertian kepada Barra.

"Maaf kalau aku terlalu khawatir sama kamu, aku cuma ngga mau kamu kenapa napa. Kalau kamu mau berangkat sendiri, bawa mobil ya, ini lagi musim hujan, kamu kan ngga bisa kena air hujan lama, nanti sakit," ujar Barra.

"Maaf ya, bukannya aku ngga mau kita berangkat pulang bareng, tapi kalau harus kaya gini terus, aku capek nunggu di sini, kalau hujan kan dingin," ujar Nara.

Is He Mine? '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang