Part 10 🦋 ke Rumah Jordan

1.7K 251 27
                                    

Nara berada di kamarnya, di temani dengan fikiran kalut tentang hubungannya dengan Barra, perasaan sedih tentu saja menghampiri, penyesalan mengiringi, rasa bersalah selalu mendampingi.

"Ngga bisa tiduuurrrr." Keluh Nara saat melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun matanya masih terjaga.

"Gue harus samperin Barra."

Nara bergegas untuk menuju rumah Barra, tidak peduli jika hari sudah semakin malam, dia tetap akan menemui Barra di rumahnya.

🦋

Tingtong..
Nara menekan bel yang tertempel di samping pintu.

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok Calvin yang keluar. "Nara? Ngapain malem malem ke sini?"

"Barra ada?" tanya Nara.

"Dia ngga ada di sini, di rumahnya kali."

Nara kaget mendengar penuturan Calvin, namun gadis itu berusaha menyembunyikannya.

"Beneran ngga ada di sini?" tanya Nara.

"Ngga ada, pulang kampus juga dia ngga ke sini."

"Mm, yaudah, kalau gitu gue pulang."

"Hati hati ra, udah malem."

"Siap."

Nara meninggalkan pekarangan rumah Barra, gadis itu berhenti di ujung jalan. Nara mencoba untuk menghubungi nomor Barra, namun kedua nomornya tidak ada yang aktif.

Nara pun mencoba menghubungi nomor Daren untuk menanyakan keberadaan Barra, namun Daren mengatakan jika Barra tidak ada di rumahnya.

"Kemana Barra?" gumam Nara, Nara khawatir Barra nekat untuk pergi jauh sesukanya.

"Jordan, gue harus hubungin dia, siapa tau Barra di sana," gumam Nara.

Nara menghubungi Jordan, jawaban Jordan sama seperti Daren, Barra tidak ada di sana.

Nara menggenggam handphonenya begitu kuat, "Tapi gue yakin Barra ada di sana." Tanpa fikir panjang, Nara langsung melajukan motornya ke arah hutan yang sangat sepi, tidak ada lampu yang menerangi, hanya sorot dari motor yang menemani perjalanannya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Nara masih di perjalanan menuju rumah Jordan yang terletak di tengah hutan.

Dan akhirnya, kini Nara menghentikan motornya tepat di halaman rumah pria itu.

Nara mengetuk pintu tanpa mengeluarkan suara, hingga akhirnya pria yang dia cari membukakan pintu untuknya.

Terlihat sangat jelas ekpresi kaget melihat kedatangan Nara di jam yang hampir tengah malam.

Nafas Nara dua kali lebih cepat, dia lelah ke sana ke mari hanya untuk mencari keberadaan Barra.

🦋

"Bang, sorry gue ngrepotin lo." ujar Barra kepada Jordan.

"Santai aja kali, sering tidur di sini juga ngga papa, gue seneng kalau ada temennya," ujar Jordan.

Is He Mine? '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang