QUEENSHA || 25

1.6K 29 0
                                    

                   Happy reading!!

Nafas naren terengah-engah sambil menatap papahnya, naren tertawa dengan lepas.

Tawa naren begitu menyeramkan, memasuki indra pendengaran Gavin dan orang-orang di sekitarnya.

Gavin melirik Arkan, Arkan mengangguk sekilas, Gavin langsung menyuntikan obat bius ke leher naren.

Naren yang mendapatkan serang mendadak itu langsung menatap tajam Gavin dan Arkan.

"Obat bius, sialan" gumamnya

Pandangan naren mulai mengabur seketika naren kehilangan kesadarannya.

"Bawalah putraku ke hotel milik Alexander" perintahnya ke Gavin

Gavin, melirik anak buahnya lalu merekapun menggotong tubuh besar naren kedalam mobil yang sudah di sediakan.

Arkan menghembuskan nafasnya dengan berat, dan melirik sekitar yang masih ramai wartawan, padahal ini sudah tengah malam.

...

Alam bawah sadar naren.

Naren menatap sekelilingnya dengan raut bingung, ia hanya melihat bunga-bunga yang baru pada bermekaran.

Tiba-tiba ada sebuah cahaya mengelilingin dirinya, narenpun mencoba menangkapnya, tetapi tidak bisa.

Ayah

Naren mencari arah suara tersebut, dengan tangan yang sudah siaga, takut-takut musuhnya yang ingin mengelabuinya.

Ayah

"Keluarlah kau sialan" teriaknya

Ayah

Ayah

Ayah

Suara itu membuat kepala naren pusingg, naren menatap sekitarnya dengan waspada.

Ayah

Aku kangen ayah

Suara-suara itu seperti kaset yang terus berputar di benak naren, membuatnya memukul-mukul kepalanya.

Sampai jumpa ayah

Setelah suara tersebut, kesadaran naren pun menghilang.

...

Brak

Arkan langsung melihat kearah pintu dan mendapatkan istrinya yang baru saja tiba dari Rusia.

"Sayang" ucap

Rani tidak menggublikan ucapan Arkan, dia berjalan kearah naren yang terlihat berbaring di kasur oversize tersebut.

"Naren sayang" lirihnya

Rani melirik suaminya dan meminta perjelasan kenapa anaknya terbaring.

"Naren hanya tertidur, tadi aku menyuruh Gavin menyuntikan obat bius pada naren"

"Karna sisi lain dari naren sudah keluar huhf" lanjutnya dengan membuang nafas yang begitu berat.

"Astaga" 

Rani mengusap lembut rambut naren dengan penuh kasih sayang, hanya sakit saat melihat sisi lain anaknya mulai keluar.

"Bagaimana dengan queen, apakah sudah di temukan?"

"Belum, tapi naren sudah menyuruh semuah anak buahnya untuk mencari tubuh queen"

Rani menangis, ia tidak mau saat anaknya tersadar nanti pasti ia akan mengamuk kembali, karna queen belum di pertemukan.

QueenshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang