QUEENSHA || 31

1.6K 28 0
                                    

                    Happy reading!!

Kini queen, Melisa dan Rani sedang berada di Dufan, setelah queen pikir-pikir ia akan membawa Rani dan Melisa ke Dufan saja.

Kini queen dan Rani sedang menatap punggung Melisa yang sedang bermain-main dengan para bodyguard.

"Kasian Melisa, masih kecil hidupnya sudah sebatang kara" ucap Rani yang menatap Melisa

"Aku berniat ingin mengangkatnya menjadi anak aku bun" ujarnya yang masih menatap Lisa, sedangkan Rani terkejut.

"Kau serius?"

"Iya Bun, aku tertarik dengan Melisa" ujarnya

"Baiklah, jangan lupa kamu bilang ke naren"

Queen hanya mengangguk, benar kata Rani ia harus meminta izin ke naren, karna sebentar lagi naren aja menjadi suaminya.

"Bunda, kita kapan mencari kebayanya" ujarnya ketika ingat pernikahannya dan naren sebentar lagi

"Minggu, tapi bunda tidak bisa menemani kamu mencari kebaya, karna Minggu bunda harus terbang ikut Arkan ke Rusia lagi" ujarnya

"Apa ada masalah lagi Bun?"

"Tidak, Arkan hanya ingin mendatangi pesta yang di selenggarakan oleh rekan bisnismya, dan tentu bunda harus ikut"

Queen mengangguk dan tanganya melambai kearah Melisa, Melisapun tersenyum dan melambai kembali pada queen.

Mata queen menatap sekitar dan matanya terpaku sama tukang siomay di dekat Sanah.

"Bunda, queen kesanah dulu ya" ujarnya Ranipun hanya mengangguk dan menpokuskan pandangan kearah ponselnya.

Queen berlari kecil menghampiri tukang siomay.

"Bang, Bali siomaynya" ujarnya mengagetkan tukang siomay.

"Uluh-uluh, bidadari ti mana iye teh" ujarnya

"Haha, si emang bisa aja" ujarnya sambil cekikikan

"Bisa atu neng, mau berapaen neng"

"Mau 10 ribu aja mang" ujarnya

"Sok atu neng duduk Hela"

Queenpun duduk di salah satu bangku di Sanah.

"Eneng, bumbuna campur?"

"Iya mang"

"Siap, sakedapnya neng" ujarnya.

...

Seorang pria dengan jas berwarna birunya tengah menatap datar seorang pria paruh baya, yang sedang menatap lantai.

"T-tuan, t-tolong maafkan saya"

"Kenapa saya harus memaafkan anda?" Tanyanya berjalan kearah pria tua itu.

"T-tolong tuan, s-saya masih ingin menjaga a-anak-anak saya tuan" ujarnya memegang kaki pria ber jas tersebut.

Naren langsung menendang pria tua tersebut, hingga ia mundur kebelakang.

Akh

Jari pria tua tersebut di injak oleh naren, dengan sengaja naren menekan kakinya.

"A-ampun tuan"

"Padahal saya sudah baik, menerima kau di perusahaanku, tapi anda berani-beraninya membocorkan rahasia perusahaan"

Tubuh pria tua tersebut bergetar, bodoh ia mencari masalah dengan naren.

"Saka, Hukuman apa yang pantas buat seorang penghianat?" Tanyanya

"Hukuman buat seorang penghianat adalah memenggal kepala penghianat tersebut" ujar seorang pria bernama saka

QueenshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang