24

485 34 5
                                    

"Are u okay?"

"Yes"

"Maafkan ayah yah"

"Ih it's oke Gal"

"Serius?"

Shilla mengangguk yakin.

"Yakin?"

"Gala!" Shilla mencubit pelan lengan Gala dan  Gala hanya terkekeh kecil. Tak lama kemudian, makanan merekapun datang dan keduanya menikmati makan malam mereka.

Setelah makan, mereka langsung pulang. Keduanya juga tak berpamitan dengan Sanjaya. Bukan karena sengaja, melainkan banyak kolega bisnis Sanjaya disana membuat keduanya ragu karena pembicaraan mereka terlihat serius.

"Ayah kamu gak marah kan kita gak pamit?"

"Nggak.. Ini yang kelima kalinya kamu tanya"

"Oh hehehe.. Gak sadar"

"Karena takut?"

"Maksudnya?"

"Karena takut jadinya gak fokus?"

Shilla menggeleng.

"Gak usah takut. Aku yakin dia gak bakalan berani nyakitin kamu lagi"

"Kalau ternyata sebaliknya?"

"Kamu harus lawan juga. Sekarang itu, om Daniel, om Wandi, aku, ayah, semua di pihak kamu"

"Kata siapa om Sanjaya di aku"

"Aku"

"Ih, Samuel itu kolega bisnisnya, pasti om Sanjaya lebih milih Samuel"

"Dia itu Pratama Sanjaya, bukan Samuel yang lebih mementingkan bisnis"

Shilla langsung saja tertawa karena mengerti maksud Gala.

"Lagipula. Mereka baru ingin bermitra sepertinya"

"Iya?"

"Hm, ingat gak ucapan ayah tadi, di pertemuan pertama kita minggu lalu. Berarti ayah juga memang baru dekat sama Samuel ini"

Shilla manggut-manggut, benar juga.

"Kita langsung ke rumah?"

"Hm, atau mau kemana?"

Shilla menggeleng

"Mau kemana cantik?"

"Heheh gak tau, belum mau pulang aja"

"Why?"

"I don't know, maybe because uncle Wandi masih di rumah"

"Lalu?"

"Ck malas, diejek mulu"

Gala terkekeh kecil "Om kamu itu masih lajang kan ya?"

"Yup, katanya masih mau main-main"

"Sampai sekarang?"

Shilla mengangguk. "Dia sudah terlalu lama bekerja dengan daddy, bahkan bisa dibilang sejak berkarier emang langsung bersama daddy. Daddy juga gak pernah nikah selama ini karena nunggu dan mencari mama. So uncle katanya nyaman saja seperti ini, bekerja, main-main, tidak berkomitmen dengan seseorang"

"Dia tidak merasa kesepian atau merasa ingin diurus?"

"Not. Dia bilang, dia bisa mengurus diri sendiri, semua akan mudah jika punya uang, oleh karenanya selagi daddy baik-baik saja maka diapun juga akan lebih baik karena sumber uangnya aman hahaha"

"Haha.. Dia bercerita seperti itu?"

Shilla mengangguk. "Eh ini kita ke apart kamu?"

"Aku juga gak tau banyak tempat romantis disini. Tapi rooftop lumayan menurut ku, bagaimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang