Warning : Containt of harsh words.
°•°•°•°•°•°•°•°•
Sepi sekali saat Raina didorong sampai jatuh terduduk. Raina raba tempat ia terjatuh, yang ia sadari berupa tanah basah, dan tetesan air sisa hujan dari dedaunan yang rindang. Itu artinya, ia masih berada di sekitar taman dan di bawah pohon besar. Perempuan bernama Chintya mendekat, mengangkat dagu Raina dengan ujung jarinya.
"Oh, jadi ini cewek yang bikin Rangga nggak suka sama gue? Goblok banget ya si Rangga."
Raina buang mukanya ke samping, menutup mata dan mulai meneteskan air mata.
"Gitu aja nangis, lemah. Rangga nggak suka cewek lemah asal Lo tau!"
"Jadi gue kasih sedikit pelajaran biar Lo pantes buat dapetin Rangga. Meski cewek buta kayak Lo ngga pernah pantes sama cowok sesempurna Rangga."
Persetan dengan semua yang wanita itu katakan, di kepala Raina hanya terlintas bayangan kejadian 10 tahun lalu yang baru saja sore tadi Raina ceritakan pada Rangga. Jantungnya berdebar kencang, padahal sudah lama tapi suara tawa teman-temannya masih saja terdengar.
Satu orang mendekat, menuangkan sebotol minuman berasa buah ke atas kepala Raina. Gadis itu tidak bisa berkutik, tangisnya menyatu dengan lengketnya minuman itu. Belum selesai, satu orang lain mencengkram rambut Raina. Kemudian menampar kencang pipi kiri Raina.
Suara tombol kamera terdengar berulangkali, begitu juga dengan tawa menggelegar dari ketiganya. Saat sudah dirasa puas, Chintya mendekat. Menarik wajah Raina lebih dekat.
Tangis Raina sudah tidak bisa di tahan, ia ingin melawan tapi rasa takutnya lebih besar. Ditambah, kejadian seperti ini seperti trauma baginya.
"Cantik juga."
"Jadi gue bikin biar Lo nggak cantik lagi. Biar Rangga nggak sudi sama Lo lagi."
Raina semakin gemetar, tangisnya sesak tidak terdengar. Chintya ambil potongan kaca di depannya, mengarahkannya pada pipi kanan Raina. Saat Raina merasa sebuah benda menggores pipinya, merasa perih karena darah keluar dengan derasnya. Saat itu juga Raina dengar suara bariton di depannya. Menarik paksa benda tajam itu dari pipi Raina.
°•°•°•°•°•°•°•°•
Axelle tatap mata Rangga penuh emosi, ia salurkan betapa benci ia pada temannya yang sedang terkapar karena tinju bertubi-tubi dari Axelle malam ini lewat matanya. Demi Tuhan Axelle tidak mengerti apa yang Rangga pikirkan sampai membiarkan perempuan miliknya, ditinggal begitu saja tanpa seseorang disampingnya.
"Anjing Lo Ngga! Gue tahu Lo tolol masalah cewek tapi nggak gini juga babi!"
Bugh!
"Maksud Lo apa sih, sat?!"
Rangga lakukan perlawanan, beri satu tinju lemah dengan sisa tenaga yang ada. Tampilan Axelle kacau, keringat bercucuran di kemejanya. Penglihatan Rangga mulai kabur karena Axelle yang tidak henti meninjunya.
"Lo tahu cewek Lo punya kekurangan kenapa nggak hubungin gue atau Dayzen buat jagain hah?! Segitu nggak percayanya Lo ke kami sat?! Cewek Lo nggak akan direbut goblok!"
Tidak henti-hentinya Axelle memaki Rangga, memberi tahu betapa bodoh Rangga malam ini. Membiarkan temannya tergeletak dengan darah yang mulai mengalir dari hidung dan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Home Called Love [02'Z ENHYPEN]
FanficSiapa sih yang nggak kenal "Tiga Pujangga" milik Universitas Darmawangsa? Diketuai sama cowok dingin bernama Askara Rangga yang bodoh banget urusan cinta, lebih ngerti caranya ngurus motor daripada ngurus cewek. Tapi bunga sama cokelat di pintu loke...