°•°•°•°•°•°•°•°•
Membosankan.
Rangga lempar salah satu modul kuliahnya. Kembali meraih salah satu buku psikologi kesukaannya. Tapi lagi-lagi, lelaki itu lempar sembarang ke arah ranjangnya. Membosankan sekali terus-terusan menghabiskan waktu dengan menunduk dan membaca buku. Apalagi di akhir pekan seperti ini.
Telefon Rangga berdering, ia lirik sebentar nama yang tertera di layar. Dan saat ia melihat nama kesayangannya, ia tekan tombol hijau secepat mungkin.
"Halo, Rain?"
"Kak Rangga!" Teriak Raina di seberang sana, sepertinya suasana hatinya sedang baik hari ini.
"Ada apa, Rain?" Hening beberapa detik, terdengar suara grasak-grusuk yang disebabkan oleh Raina. Rangga biarkan dulu gadisnya selesaikan melakukan kegiatannya.
"Ibu masak kue banyak banget hari ini. Dan aku disuruh kasih ke Kak Rangga. Apa harus ku antar sekarang?"
Segera Rangga bangkit dari rebahannya, lalu asal mengambil jaket kulit yang tergantung. Ini bisa jadi kesempatannya keluar dari apartemen yang makin lama makin membosankan saja. Lelaki itu raih kunci motornya di atas nakas, berjalan sambil menjawab pertanyaan Raina di telepon.
"Kak Rangga ke toko saja, kamu tunggu di sana. Jangan kemana-mana."
°•°•°•°•°•°•°•°•
Raina letakkan handphone-nya setelah mendapat jawaban dari Rangga. Ia raba meja di depannya, kemudian menumpuk beberapa kotak makan dengan jenis kue basah berbeda. Entah terkena jin darimana, namun hari ini ibunya tiba-tiba saja menyiapkan banyak kue dan menyuruh Raina untuk membaginya dengan Rangga.
Gadis itu ambil tongkatnya, lalu berjalan dari pantry menuju kursi tunggu pengunjung. Tidak sibuk hari ini. Raina bisa menikmati suara jalanan yang berisik dan harum bunga-bunga di tokonya. Pekerjaannya untuk merawat bunga miliknya sudah selesai semenjak pagi tadi, jadi hari ini Raina akan menghabiskan waktunya bersantai sampai ada pesanan baru.
Suara derung motor yang sudah Raina hafal, masuk ke telinganya. Lalu bunyi lonceng pertanda ada seseorang masuk, dan terakhir bau parfum coklat yang mulai menyengat.
"Kak Rangga!" Ucap Raina sesaat ia mendengar derap sepatu berhenti di depannya.
Rangga acak pelan puncak rambut kesayangannya, "mana kuenya?"
"Datang-datang langsung minta kue!" Raina layangkan protes karena selain ingin membagi kue, Raina berharap bisa menghabiskan waktu dengan Rangga hari ini,
Rangga dudukkan dirinya di depan Raina, dibatasi meja persegi dengan vas kecil berisi bunga mawar merah. Lelaki itu tarik salah satu ujung bibirnya ke atas, menggemaskan melihat perempuannya merajuk dengan isyarat.
"Memang harusnya ngapain lagi kalau kesini?" Tanya Rangga, menggoda Raina untuk mengatakan hal yang gadis itu inginkan, meski Rangga sudah paham.
"Nggak ada. Sudah sana, ambil kue nya di meja pantry, habis itu pulang." Raina berkata menggunakan emosinya, yang justru menambah gemas Rangga.
"Yasudah, Kak Rangga pulang ya?"
Lalu lelaki itu langkahkan kakinya menuju pantry, membawa salah satu kotak makan sembarang lalu berpura-pura berjalan ke arah pintu. Meski tidak nampak di mata Raina, Rangga lemparkan kekehan melihat bagaimana wajah gadisnya makin kesal saja. Hingga akhirnya suara lonceng terdengar, Raina raih tongkatnya buru-buru.
"Kak Rangga!" Teriak Raina, mencekal lengan Rangga cepat. "Temenin di toko. Hari ini Raina nggak ngapa-ngapain, nggak ada pesanan juga. Raina, bosan sendirian." Lanjut gadis itu, malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Home Called Love [02'Z ENHYPEN]
FanficSiapa sih yang nggak kenal "Tiga Pujangga" milik Universitas Darmawangsa? Diketuai sama cowok dingin bernama Askara Rangga yang bodoh banget urusan cinta, lebih ngerti caranya ngurus motor daripada ngurus cewek. Tapi bunga sama cokelat di pintu loke...