°•°•°•°•°•°•°•°•
"Hai, Xelle. Sudah menunggu lama?"
Punggung Axelle yang sedari tadi bersandar pada tembok ruang latihan Ayana, kini menegap sempurna setelah mendengar suara gadis itu di sisinya. Axelle simpan ponsel-nya, mengalihkan fokusnya menatap Ayana. "Capek nggak?"
Pertanyaan dari Axelle tentu saja dijawab gelengan kepala dari Ayana. Perempuan bertubuh ramping itu mana pernah merasa kelelahan karena latihan ballet, meski seharian melakukannya. Axelle usap peluh yang menetes di pelipis Ayana, lalu bubuhkan kecupan di kening perempuannya. "Mau pulang sekarang?"
Ada sedikit ragu di mata Ayana yang terlihat jelas oleh Axelle. Gadis itu belum ingin pulang, meski matahari terlihat sudah mulai terbenam. "Boleh sebentar lagi?" Lirih Ayana, takut menyuarakan apa yang dia inginkan.
"Tapi kita makan malam dulu, ya?" Axelle tersenyum senang ketika mendapat anggukan dari Ayana, menampilkan gigi taring yang menjadi pesonanya. "Makan di apartemen saja. Kayaknya sebentar lagi hujan."
"Iya, nggak papa." Jawab Ayana, setuju dengan apapun keputusan lelaki di sebelahnya.
Universitas milik keluarga Axelle sudah mulai sepi di jam-jam sore begini, namun tetap saja masih ada beberapa mahasiswa yang tinggal dan pulang lebih malam dari Axelle dan Ayana. Nyata terlihat dari parkiran yang masih saja terparkir banyak kendaraan, padahal adzan maghrib sudah berkumandang. Sampai pada mobil putih yang hari ini Axelle bawa, ia buka pintu penumpang, mempersilakan gadisnya masuk lebih dulu. Lalu ia berjalan memutar, masuk ke kursi pengemudi.
"Kamu yang pesan, Ay." Axelle berbicara seraya berikan ponselnya pada Ayana setelah selesai memakai seatbelt.
"Kamu mau apa?"
"Samakan saja."
Ayana anggukan kepala setelah mendengar jawaban Axelle. Lalu fokus pada ponsel lelaki di sebelahnya dan mulai memesan makanan lewat aplikasi online.
°•°•°•°•°•°•°•°•
Tepat sekali dua insan itu sampai di lobi apartemen Axelle, seorang pria tua yang merupakan pengemudi ojek online sedang menunggu mereka di meja informasi. Bermaksud menitipkan makanan yang Ayana pesan. Genggaman di tangan Axelle, cepat-cepat Ayana lepas. Lalu mendekat pada pria tua dan perempuan di meja informasi.
"Atas nama Axelle ya, pak?" Tanya Ayana.
"Eh, iya. Punya mbak?" Jawab pria itu, setelah mendapati Ayana di sebelahnya.
Ayana mengangguk senang, berikan senyum riang. "Saya ambil sekalian. Terimakasih ya, pak."
Kejadian itu tidak luput dari pengamatan Axelle di belakang sana. Gadisnya memang sangat manis dan ramah pada semua orang. Ayana yang selalu terlihat kuat di depan wajah-wajah yang tidak mengenalnya. Langkah kaki Axelle cepat menyusul Ayana, lalu mengajaknya untuk segera naik ke lantai dimana kamar Axelle berada.
Sandi apartemen Axelle sudah Ayana hafal di luar kepala. Gadis itu tekan tombol kunci di pintu apartemen Axelle, lalu masuk lebih dulu diikuti sang tuan rumah. Setelah masuk, Ayana menuju dapur. Memindahkan makanan yang ia pesan ke piring untuk segera ia santap.
"Mau mandi atau makan dulu, Ay?"
Axelle lontarkan pertanyaan dari dalam kamar ketika matanya melirik ke arah dapur dan mendapati Ayana sedang menyiapkan makanan. Tumben sekali perempuan itu semangat untuk menyajikan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Home Called Love [02'Z ENHYPEN]
Fiksi PenggemarSiapa sih yang nggak kenal "Tiga Pujangga" milik Universitas Darmawangsa? Diketuai sama cowok dingin bernama Askara Rangga yang bodoh banget urusan cinta, lebih ngerti caranya ngurus motor daripada ngurus cewek. Tapi bunga sama cokelat di pintu loke...