Sedari tadi Jagat terus merasa gelisah. Setelah kejadian sebelumnya, Jagat merasa Shanum mengabaikannya. Sesampainya di rumah, Shanum langsung ke dapur memenuhi request Ayang untuk dimasakkan ayam yang diinginkannya. Setelah menemani Ayang makan malam, Shanum kemudian memandikannya dan langsung menemaninya tidur. Ketika keluar dari kamar, calon istrinya itu justru sibuk mengobrol dengan ibu dan adiknya.
Apa Shanum marah padanya? Jagad bertanya-tanya dalam hati.
Jagat memandangi Shanum dan sedang duduk-duduk di halaman belakang bersama ibu dan adiknya. Ingin rasanya dia menghampiri kekasihnya itu untuk menuntaskan kegelisahannya ini. Tetapi karena ketiganya tampak seru dengan obrolan mereka, maka Jagat pun untuk memilih menunggu.
Setelah beberapa saat menunggu, tampak ibu dan adiknya beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamar. Mereka tidak melihat Jagat yang memang duduk agak di pinggir. Ketika keduanya sudah memasuki kamar, Jagat langsung menghampiri Shanum yang sedang bersiap-siap masuk juga. Gadis itu agak terkejut melihat Jagat yang tiba-tiba muncul di sampingnya.
"Sha...." kata Jagat pelan.
"Mas, kirain sudah tidur lho tadi. Kenapa? Mau dibuatin minum," sambil menawarkan Shanum hendak masuk menuju dapur.
Pikiran Jagat yang sedari tadi gelisah semakin yakin kalau Shanum memang sedang menghindarinya. Karena dia seperti ingin cepat-cepat pergi dari hadapannya. Maka Jagat segera memegang pergelangan tangan Shanum dan menarik dan membawa tubuhnya untuk duduk di pangkuannya.
"Mas!" pekik Shanum tertahan. "Nanti kalau dilihat keluargamu gimana. Udah ih."
Namun Jagat menahan Shanum dalam pelukannya. "Sha... kamu marah sama Mas?"
"Hah? Kok Mas mikir gitu?" Shanum menatap Jagat dengan bingung.
"Habis kayake kamu dari tadi hindarin Mas terus habis pulang jalan-jalan. Percaya sama Mas, aku sama Duwi itu ndak pernah ada hubungan apa-apa." kata Jagat sambil menyurukkan kepalanya ke leher Shanum yang harum.
"Yang marah siapa sih Mas? Perasaan aku biasa aja dari tadi."
"Tapi kamu hindarin Mas terus, Sha. Habis pulang kamu malah nyibukin diri sama Ayang, trus sibuk sama Ibu, sibuk sama Ranan." nada Jagat seperti merajuk layaknya anak kecil.
Shanum terkekeh mendengar perkataan Jagat. Dirangkumnya wajah Jagat dengan kedua telapak tangannya. "Ya ampuuunn Mas, kok kamu gemes banget sih." Shanum menciumi wajah Jagat saking gemasnya.
"Aku beneran nggak marah kok. Kalaupun dulu kamu pernah berhubungan dengan perempuan tadi, it's okay. Semua punya masa lalu. Dan aku sangat menghargai semua masa lalu kamu, Mas. Yang penting sekarang, kau milik aku, dan kalau sekarang kamu berani macam-macam, baru aku marah."
"Tapi tadi...."
Baru saja Jagat hendak menyangkalnya, Shanum sudah memotong. "Ya aku tadi ngurusin Ayang karena dia memang sedang mau nempel terus. kan tadi dia minta dimasakin ini-itu. Dan kamu tahu lah, Mas, Ayang kalau mau bobok sekarang harus sama aku. Terus tadi Ibu sama Ranan bahas gimana nanti acara lamaran kita. Kan lusa kita sudah ke Jakarta lagi. Ibu mau nyiapin hal-hal yang perlu dibawa. Jadi bukan maksud buat nyuekin kamu Mas."
Mendengar itu, kegelisahan Jagat seolah hilang tak berbekas. Ya Tuhan, jadi dari tadi aku galau dengan sia-sia?
"Makasih ya Sha, makasih kamu sudah sepengertian ini." Jagat mengecup bibir Shanum dengan lembut kemudian di tatapnya wajah cantik Shanum yang tak pernah berhenti membuatnya tergila-gila, selain karena kebaikan hatinya juga tentu.
"Maafin juga ya Mas kalau nggak sengaja bikin kamu ngerasa nyuekin kamu. Kalaupun nanti ke depannya ada sesuatu yang membuatku nggak nyaman pasti aku bakal ngomong ke kamu kok Mas. Aku pasti komunikasiin semua sama kamu, karena aku mau hubungan kita selamanya. Komunikasi kita harus lancar untuk bisa buat itu kan."
"Oke, Mas juga mau komunikasi kita lancar. Kalau ada yang salah sama Mas nanti, tolong ingetin ya Sayang. Mas ndak bisa jamin kalau ndak bakal bikin mau sedih, tapi pasti itu tanpa kesengajaan dari Mas. Yang bisa Mas janjiin, Mas akan selalu berusaha bahagiain kamu dan keluarga kecil kita nanti."
Keduanya berpandangan dalam senyum. Suasana syahdu pedesaan semakin membuat rasa cinta mereka membuncah.
"Udah yuk, kita masuk. Nggak enak kalau nanti tiba-tiba ibu, bapak, atau adik-adikmu lihat kita begini." Shanum kembali berusaha beranjak dari pangkuan Jagat tapi kekasihnya itu kembali menahannya.
"Nanti. Mereka kalau sudah di kamar nggak bakal keluar lagi kok. Selama di sini kita belum berduaan lho, Sha. Aku kangen," Jagat menciumi leher Shanum dengan mesra.
"Maaaassss..." Shanum menahan desahannya agar tidak terlalu keras. Duda satu ini benar-benar..
Dirasakannya tangan Jagat menyusup masuk ke dalam dasternya dan menangkup dadanya yang membusung dan meremas-remasnya.
Shanum langsung panik dan menoleh ke arah dalam rumah. Untung saja halaman belakang rumah orang tua Jagat ini tertutup tembok yang lumayan tinggi sehingga jika ada orang lewat tidak akan terlihat. Tetapi Shanum khawatir jika tiba-tiba ada anggota keluarga yang keluar dan melihat kelakuan mesuk putra tertua pemilik rumah ini.
Ketika Jagat ingin melepaskan celana dalamnya, Shanum buru-buru menahannya. "Mas jangan ah! Nanti ada yang lihat."
"Ndak akan Sha, kalau kita ndak berisik pasti aman. Quicke aja ya, pleaseee... Mas udah ndak bisa tahan nih.."
"Tap...."
Mulut Shanum sudah ditutup oleh Jagat dengan bibirnya. Dilumatnya bibir gadis cantik itu dengan penuh gairah, yang semakin lama membangunkan gairah gadis itu. Akhirnya Shanum membalas ciuman Jagat dengan sama nafsunya. Gadis ini memang selalu luluh dengan godaan sang duda ini. Di tengah pergumulan bibir itu, Shanum tidak menyadari bahwa celana dalamnya sudah dilorotkan, begitu juga dengan Jagat.
Penyatuan keduanya tidak bisa terelak lagi. Mereka menikmati panasnya gairah pertemuan kedua bagian tubuh yan paling intim. Rasa cemas akan dipergoki oleh orang-orang rumah menambah sensasi yang membuat Jagat semakin semangat memompakan tubuhnya pada Shanum.
Suara jangkrik menjadi saksi panasnya malam itu. Di tengah-tengah deru nafasyang semakin memburu, Jagar jadi berpikir, jika setiap dia geilsah berakhir dengan aktivitas memuaskan seperti ini, sepertinya dia akan mengulangi rasa itu....
Author Note:
Hai semua. Terima kasih yang masih menyimpan cerita gaje ini di library masing-masing dan masih nunggu update.an yang semakin lama semakin seret 🤭
Selain karena memang bener-bener sibuk sama pekerjaan yang tak kunjung usai, kemarin-kemarin sempet kayakhilang mood buat nulis. Bahkan nggak nyentuh/buka wattpad sama sekali.
Update selanjutnya nunggu kalau udah 2,5K vote aja ya. Bukan berarti apa-apa, tapi biar nggak merasa bersalah banget kalau lama updatenya, karena pasti buat dapet vote sgitu bakalan lamaaaaaaa 🤣🤣🤣
For now, enjoy this chapter. Kalau ada typo-typo dan kesalahan tulis lainnya harap maklum ya. Komen selain 'next' sangat ditunggu loh.
See ya when i see ya 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama
Literatura KobiecaShanum Agnia Sudrajat, 24 tahun. Bersahabat dengan teman yang berkecimpung di dunia showbiz mau tidak mau membuatnya kecipratan juga. Walau tidak dibuka ke publik, dia adalah seorang youtuber yang terkenal dengan konten memasaknya. Muda, cantik, mem...