07. Play Date

21.2K 1.6K 1
                                        


Saat ini Shanum, Jagat, Ale, dan Ayang sedang duduk di restauran jepang sesuai dengan rencana sebelumnya. Sedari tadi Ale dan Ayang tampak sangat akrab bercanda berdua. Sesekali mereka tertawa terkikik menertawakan sesuatu yang entah apa. Ayang sudah benar-benar lepas dari sifat malunya. Bahkan tadi dia sempat menggandeng tangan Shanum ketika berjalan menuju restauran. Jadi tangan Shanum penuh digandeng oleh kedua bocah itu. Sedangkan Jagat berjalan mengikuti mereka dari belakang.

"Kamu mau makan apa, Mas? Biar sekalian aku tulis," tanya Shanum yang tanpa sadar telah mengubah panggilannya menjadi aku-kamu. Mungkin karena daritadi dia sudah lama mengobrol dengan akrab saat menunggu Ale dan Ayang bermain. Dia tadi juga meminta Jagat untuk tidak memanggilnya dengan panggilan Mbak karena merasa jauh lebih muda dari Jagat. Sungkan.

"Aku ngikut kamu sajalah. Ndak ngerti menu-menu makanan jepang kayak begini," jawab Jagat.

"Mas nggak suka makanan jepang? Kenapa nggak ngomong dari tadi, tau gitu tadi kita nggak kesini aja."

Jagat tertawa, "Bukannya ndak suka, cuma ndak biasa aja, Sha. Pilihin aja makanan yang ndak aneh-aneh."

"Hmmm.. Ramen gimana?"

"Terserah, Sha, aja."

Shanum langsung menuliskan pesanan Jagat. "Ale sama Ayang mau makan apa?"

"Mau yang mie, Te. Cama naci telol kayak yang pelnah Ate buat itu loh."

"Naci telol apa Ale? Enak nggak?" tanya Ayang penasaran.

"Enak banget Ayang. Ate aku kalo macak enak-enak. Nanti kalo kamu main ke lumah aku, ate aku macakin yang enak-enak deh."

"Mau...mau.. Ayang juga mau naci telol. Ate Shanum, Ayang mau cama kayak Ale," kata Ayang bersemangat.

"Oke, oke. Ate pesenin ya." Nasi telur yang dimaksud Ale adalah oyakodon. Shanum memang pernah beberapa kali memasakkan itu untuk Ale sebelumnya.

"Mas mau daging juga nggak?"

"Boleh."

"Minumnya orange juice aja yah semua."

Setelah itu Shanum memanggil pelayan untuk menyerahkan pesanannya. Beberapa saat kemudian semua makanan sudah tersaji di meja. Shanum membantu Ale dan Ayang menyiapkan makanan mereka. Melihat Shanum yang sibuk mengurusi keponakan dan putrinya, Jagat pun balik membantu menyiapkan makanan Shanum.

Kedua anak itu terlihat menikmati makanannya dengan riang. Saking lucunya Shanum mengabadikan momen itu di ponselnya dan mengupload di akun pribadinya.

"Mas, foto Ayang boleh aku post di instagram nggak?" Shanum meminta izin Jagat  terlebih dahulu. Kalau hanya foto Ale saja Shanum pasti langsung memposting. Tapi karena ada Ayang maka dia harus meminta izin dulu dengan ayahnya.

"Akun kamu yang followersnya jutaan itu?" tanya Jagat mengerutkan keningnya. Dia tidak nyaman membayangkannya.

"Bukan dong. Itu mah akun buat kerja. Ini akun pribadiku kok. Yang follow orang-orang terdekatku aja kok. Boleh?"

Mendengar kalau itu akun pribadi Shanum, Jagat mengangguk mengizinkan. "Akunmu apa? Biar aku follow." Jagat mengeluarkan ponselnya. Shanum memberitahukan nama akunnya.

Shanum membaca komen-komen yang bermunculan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shanum membaca komen-komen yang bermunculan. Tanpa membalasnya, Shanum memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Jagat tersenyum melihat postingan Shanum, dia hanya membalas dengan dua emote yang mungkin terlihat hanya menanggapi foto anaknya, tapi sebenarnya itu juga apa yang dia rasakan pada perempuan yang duduk di sampingnya itu.

Ya, dia mengakui, bahwa dia memang telah jatuh-sejatuhnya kepada seorang gadis bernama Shanum Agnia Sudrajat.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang