25. Semakin Dekat

21.6K 1.1K 15
                                    

Shanum sedang mengemasi pakaian dan barang-barang yang akan mereka bawa pulang. Ayang dengan semangat ingin membantu untuk packing. Anak itu melipat baju-baju yang baru saja dilaundry. Walaupun Shanum harus kerja dua kali karena alih-alih merapikan, Ayang justru membuat baju-baju itu terlihat lecek. Untung dia tinggal menyelesaikan packing koper kecil berisi baju-baju Ayang.

Shanum baru sempat  packing tiga jam sebelum jadwal penerbangan ke Jakarta karena kesiangan bangun. Semalaman Jagat hampir tidak memberinya waktu untuk tidur. Dia baru tidur menjelang subuh. Sekarang saja badannya masih pegal-pegal karena ulah Jagat. Sedangkan laki-laki itu sekarang masih terlihat segar dan sedang mengangkuti koper yang sudah selesai dipacking ke mobil.

"Celecaaiiii...!!!" Ayang berseru riang setelah menutup resleting koper terakhir. "Huuuffftt.... Ayang capek banget macuk-macukin baju ke kopel." kata anak itu sambil mengelap dahi dengan lengannya seolah-olah sedang berkeringat.

" kata anak itu sambil mengelap dahi dengan lengannya seolah-olah sedang berkeringat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pinternyaa," puji Shanum sambil membelai rambut Ayang. "Nanti sampai Jakarta bantuin Ate unpack kopernya ya, sayang."

"Ciap, Ate. Nanti aku bantu yah. Ini kopel masukin mobil kan, Te? Belat tapi, bial ayah aja yang bawa. Ayaaahhh... Ayaaahhhh..." Ayang berlari keluar mencari ayahnya. Tak lama kemudian dia datang kembali sambil menarik tangan ayahnya.

"Tu, Yah, kopelnya. Tadi udah aku macukin baju-baju, penuuhhh campe capek banet. Tolong macukin ke mobil ya Ayah. Ayang nggak kuat angkatnya. Ate juga nggak kuat."

Shanum menaikkan alisnya, kapan dia bilang seperti itu?

Tentu saja Jagat tahu kalau anaknya itu asal bicara saja. Karena sejak dia bersama Shanum, anak ini berubah menjadi sangat cerewet seperti burung kicauan. Siapa saja yang baru mengenal Ayang pasti tidak akan menyangka bahwa beberapa bulan sebelumnya dia adalah anak yang sangat pendiam, tidak mau berinteraksi dengan orang baru, dan introvert. LIhatlah sekarang. Jagat malah sering kali pusing sendiri mendengar kicauan putri kecilnya ini.

"Iya, iya. Ini ayah angkatin. Emang ini beneran Ayang yang masukin baju ke koper? Kayaknya Ayah lihat Ate Shanum deh yang masukin." 

"Benelan Ayang yang macukin bajuna. Ate bantu cuma dikiiiittt aja."

"Yang beneeerrr," goda Jagat dengan usilnya.

"Beennneeelll!!!"

"Masaaaaa.."

Ayang yang terus digoda ayahnya mulai terlihat ingin menangis. Dia langsung memeluk Shanum dan menangis dengan keras.

 Dia langsung memeluk Shanum dan menangis dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ateeee... Ayah nakal.. Huaaaaa!!!"

Shanum langsung menggendong dan menenangkannya." Mas, ih! Suka banget ngusilin anaknya sampai nangis." omel Shanum.

"Maaf, maaf. Ayah cuma bercanda sayang. Maaf ya," Jagat memeluk Ayang yang masih dalam gendongan Shanum. "Ayah percaya kok Ayang yang masukin baju-baju tadi ke koper. Maafin Ayah ya."

"Nggak mau, ayah nakal. Ayang nggak mau fliend cama Ayah. No like. Cetay away plom me, no deket-deket," gerutu Ayang sambil masih sedikit sesenggukan.

"Ngomong opo to kowe, Nduk," dengan gemas Jagat menciumi pipi Ayang dan membuat gadis kecil itu semakin keras menangis.

"Ya ampun, Maaasss. Udah ih! Kita perlu siap-siap lho ini ke bandara. Kamu malah bikin nangis anaknya. Tau sendiri Ayang kalau nangis bawaannya nemplok mulu, maunya digendong nggak mau turun. Kamu, ish."

"Habis anakku gemes, sayang. Apalagi kalau udah sok ngomong inggris. Pengen tak uyel-uyel."

"Ck.. Ni liat nih, anaknya nemplok gini. Aku belum nyiapin baju ganti kamu loh, Mas. Belum nyiapin baju Ayang juga. Jadi susah ini."

Cuupp... Bibir Shanum dikecup Jagat dengan mendadak dan membuat omelan Shanum terhenti. "Yang ini juga kalau ngomel-ngomel gemesin juga sih." Kemudian Jagat menciumi pipi Shanum berkali-kali.

Ayang yang melihat Ate Sha-nya diciumi sang ayah tidak terima. "Ayah jangan cium-cium Ate, Ayah nakal. Ate punya aku. Pelgi-pelgi!"

Jagat malah semakin kembali menciumi Ayang dengan gemas, yang membuat sang putri kembali menangis.

"Mmmaaaaaaaassss!!"

Suara tangisan, suara kecupan berkali-kali Jagat di pipi Ayang dan Shanum secara bergantian, suara Shanum yang mengomeli Jagat. Ah, betapa ramainya hari terakhir mereka di Lombok ini.



Author Note : Short update dulu semua. Sedang banyak kerjaan numpuk, jadi nyolong-nyolong nulisnya. Next part udah langsung tiba di Jakarta ya. Mereka langsung aktivitas sambil persiapan ke kampung Jagat. Mungkin satu atau dua chapter lagi baru ke bagian pulkamnya. Update nunggu waktu agak longgar nanti. Selamat membaca.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang