Shanum Agnia Sudrajat,
24 tahun. Bersahabat dengan teman yang berkecimpung di dunia showbiz mau tidak mau membuatnya kecipratan juga. Walau tidak dibuka ke publik, dia adalah seorang youtuber yang terkenal dengan konten memasaknya. Muda, cantik, mem...
Rencana Jagat untuk mengajak Shanum untuk menemui kedua orang tuanya dalam waktu dekat terpaksa ditunda. Perusahaannya kalah tender untuk proyek perumahan di daerah Jakarta Selatan. Dan itu cukup menurunkan semangatnya beberapa hari ini. Mungkin karena itu, Ayang juga terlihat tidak seceria biasanya. Sepertinya anak itu peka jika ayahnya sedang ada masalah. Suasana hati Jagat yang sedang tidak baik-baik saja itu membuat Shanum berencana menghabiskan waktunya weekend ini di rumah kekasihnya.
Sore setelah berbelanja beberapa bahan makanan untuk dimasak, Shanum langsung melajukan mobilnya menuju rumah Jagat. Sebelumnya dia sudah memberitahu kekasihnya itu kalau dia akan datang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian Shanum telah sampai di rumah Jagat dan memasukkan mobilnya di carport. Begitu keluar dari mobil, Ayang berteriak dan berlari ke arahnya. Shanum menangkapnya ke pelukannya dan menggendong Ayang. Diciumnya pipi menggemaskan milik bocah itu.
Jagat menyusul Ayang mendekat ke arahnya. Melihat wajah Jagat yang sedikit lesu Shanum menjadi tidak tega. Jagat langsung memeluk Shanum yang masih menggendong Ayang itu dengan erat. Sambil berjinjit, Shanum mencium dagu Jagat.
"Tolong bawain belanjaan aku di bagasi ya Mas. Buat masak makan malam nanti."
"Oke. Kalau berat Ayang diturunin aja, Sha."
"Ayang nggak belat, Ayaaaahhh." kata Ayang tidak terima yang membuat kedua orang dewasa itu terkekeh geli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jagat membawa masuk belanjaan Shanum dan meletakkannya di meja dapur. Ayang sudah menarik tangan Shanum ke ruang keluarga yang tersebar mainan dan buku gambarnya. Ruang keluarga, dapur, dan ruang makan di rumah ini memang menyatu tanpa sekat, membuat rumah Jagat yang tidak terlalu besar ini kesan luas dan lega.
Ayang dan Shanum duduk di karpet menunggu Jagat selesai menata belanjaan yang dibawanya tadi. Dengan semangat Ayang menunjukkan hasil gambarnya.
"Atee, liat gambal Ayang. Tadi Ayang gambal-gambal juga di cekolah. Miss bilang aku pintel kalna gambalnya bagus." pamer Ayang pada Shanum.
"Oh, ya. Wah, Ayang keren banget. Gambarnya bagus, nanti Ate mau digambarin ya, sayang." kata Shanum sambil mengelus rambut Ayang.
"Okeee.. Ayang gambalin bunya ya Tee, cama teddy beal," ucap Ayang sambil mengalihkan fokusnya pada kegiatan menggambarnya.
Shanum mengawasi keasyikan Ayang yang sedang menggambar. Sesekali Shanum mendekatkan crayon-crayon yang berceceran di sebelah Ayang.
Tiba-tiba Shanum merasa pinggangnya direngkuh oleh tangan yang kuat. Ketika dia menoleh, Jagat sudah duduk di sampingnya sambil menyenderkan kepala di bahunya. Seolah dengan begitu beban yang Jagat rasakan bisa menghilang. Shanum hanya menggenggam tangan yang berada di pinggangnya. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah yang dirasakan Jagat. Nanti setelah Ayang tidur, baru mereka akan membahasnya.
"Mas, kayaknya Ayang bakatnya ke seni ya. Gambarnya bagus loh untuk ukuran anak yang belum genap empat tahun," kata Shanum.