18. Rezeki Pengganti

18.5K 1.2K 6
                                        

Seperti yang banyak orang bilang, akan ada matahari setelah mendung melanda. Saat ini, itu yang Jagat rasakan dan alami. Setelah perusahaannya gagal menang tender sebelumnya, Tuhan mengganti dengan yang lebih baik tidak lama setelahnya. Perusahaannya mendapatkan proyek pembangunan perumahan sederhana di Lombok. Baru hari ini dia dan timnya menandatangani kontrak. Jagat tidak sabar untuk membagikan kabar ini pada Shanum. Gadis itu lah yang selalu menyemangatinya untuk tidak menyerah mencari pengganti proyek lain setelah kegagalan sebelumnya. 

Setelah pulang kantor dia langsung menuju apartemen Shanum. Jagat sekaligus juga akan menjemput Ayang yang sepulang sekolah tadi dijemput Shanum. Sebenarnya Mbok Yem sudah kembali dari kampung dan bisa saja Jagat memintanya untuk menjemput Ayang karena memang sebelumnya tugas Mok Yem adalah mengasuhnya. Tapi sekarang mana mau putri kesayangannya itu kalau jauh-jauh dari Shanum. Jadi Mbok Yem sekarang hanya bertugas untuk membersihkan rumah dan memasak. Itu saja seringnya Shanum yang melakukannya. Kekasihnya itu memang sering memasak di rumahnya. Atau kalau tidak sempat, dia akan mengirimkan makanan frozen siap olah buatannya yang tinggal dipanaskan saja jika ingin memakannya.

Mobil Jagat memasuki basement apartemen Shanum. Setelah itu dia langsung naik ke lantai apartemen Shanum berada. Sebelumnya dia sudah menghubungi kekasihnya itu kalau dia akan datang kesana. Jagat menekan kode pintu yang sudah dihafalnya. Begitu memasuki apartemen, dilihatnya Ayang sedang duduk di pangkuan Shanum sambil menyandarkan kepalanya di dada Shanum. Mereka sedang duduk di sofa sambil melihat tayangan kartun kesukaan Ayang.

"Assalamualaikum," ucap Jagat sambil mendekati mereka berdua.

"Walaikumsalam."

"Walaikumcalam."

"Ini kenapa lendotan sama Ate?" tanya Jagat heran.

"Biasa, tiap mau pulang pasti gini kan," jawab Shanum sambil tertawa kecil. "Sudah makan, Mas? Itu aku bikin soto ayam. Sana makan dulu aja, anaknya masih manja banget ini, nggak usah ganggu dulu."

Jagat beranjak dari duduknya. "Sha..."

Shanum mendongakkan kepalanya dan ....... cup! Jagat mengecup bibirnya lembut.

"Mas, ih!" gerutu Shanum yang hanya ditanggapi tawa Jagat yang langsung berjalan ke dapur. Untung saja perhatian Ayang masih fokus dengan tayangan kartun di depannya. 

Setelah selesai makan, Jagat kembali duduk di samping Shanum. Dilihatnya Ayang sudah tertidur dalam pelukan Shanum. 

"Tidur dia, Mas." kata Shanum sambil membelai-belai rambut Ayang.

"Malah bagus. Nanti pas pulang ndak drama dulu."

Keduanya kemudian memandangi wajah lelap Ayang yang terlihat begitu menggemaskan.

"Sha, perusahaanku dapat proyek pembangunan perumahan di Lombok." Jagat menyampaikan hal yang sudah dari tadi ingin dibagikannya dengan Shanum.

Mata Shanum melebar, "Alhamdulillah, Mas. Apa aku bilang, Tuhan itu tahu yang terbaik. Yang kemarin gagal pasti akan ada penggantinya. Tapi di Lombok banget ya Mas?"

"Iya, pembangunannya mungkin sekitar 4 sampai 5 bulan."

"Terus Mas bakal di sana selama itu? Yaahhh.." ujar Shanum sedikit tidak rela jika harus berjauhan dengan laki-laki itu selama berbulan-bulan.

"Aku memang harus kesana. Tapi tidak selama itu. Hanya sebulan pertama harus stand by, kemudian bisa bolak-balik sebulan dua kali kesana. Udah jangan cemberut gitu dong. Lama-lama kamu mirip Ayang banget sih." Jagat menciumi pipi Shanum dengan gemas.

"Tapi nanti kangeenn.." kata Shanum dengan rengekan manjanya yang selalu mampu membuat Jagat ingin mencumbunya habis-habisan. Jika saja tidak ada Ayang dipangkuan Shanum, pasti sudah dilahapnya bibir ranum milik gadis itu.

"Kan masih bisa video call, sayang. Nanti setelah satu bulan kalau ada waktu luang kamu bisa susulin sekalian liburan."

"Kapan kamu berangkat ke Lomboknya, Mas? Terus Ayang gimana?"

"Berangkatnya masih seminggu lagi. Makanya aku kesini sambil mau bilang ke kamu, nanti sebulan aku disana aku mau titip Ayang. Bisa kan?"

Shanum mengangguk, "Pasti, Mas. Nanti aku bisa nginep dulu di rumah kamu atau di rumah mama."

"Makasih, ya. Nanti setelah proyek ini selesai, mau kan kuajak menemui orang tuaku di kampung?"

Shanum menatap mata tajam Jagat, dia tahu bahwa yang dimaksud Jagat bukan hanya sekedar menemui orang tuanya saja. Jika sudah menemui mereka, berarti Jagat yakin akan membawa hubungan mereka selangkah lebih dekat menuju pernikahan. Dengan jawaban yang tegas dan penuh keyakinan, Shanum menjawab. "Ya, Mas. Aku mau."

Senyuman Jagat terukir lebar mendengar jawaban tersebut.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang