Shanum Agnia Sudrajat,
24 tahun. Bersahabat dengan teman yang berkecimpung di dunia showbiz mau tidak mau membuatnya kecipratan juga. Walau tidak dibuka ke publik, dia adalah seorang youtuber yang terkenal dengan konten memasaknya. Muda, cantik, mem...
Jagat terbangun dari tidurnya, sambil masih terkantuk-kantuk dicarinya sosok perempuan yang semalam telah menenangkan putrinya. Tapi Shanum sudah tidak ada di kamar ini. Di tempat tidur itu hanya ada dia dan Ayang yang masih terlelap tidur. Dilihatnya jam, ternyata sudah jam 5 pagi. Jagat beranjak untuk melaksanakan ibadah wajibnya. Setelah selesai beribadah, dia mendengar rengekan Ayang. Segera Jagat memeriksa keadaan Ayang. Putrinya itu ternyata sudah terbangun dan menangis karena Shanum tidak ada di dekatnya.
"Ate ana ayah? Hiks..hiks..."
Jagat bingung mau jawab apa karena dia juga tidak tahu. Shanum tidak meninggalkan pesan apa-apa. Sambil menggendong Ayang, Jagat membawanya keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Aroma makanan tercium dan terdengar suara alat masak yang digunakan. Apa Mbok Yem sudah balik dari kampungnya? Salah satu alasan mengapa kemarin Jagat kewalahan menangani Ayang yang sakit adalah karena Mbok Yem yang sedang pulang kampung. Sehingga di rumah ini dia hanya benar-benar berdua dengan Ayang.
Ternyata Shanum belum pulang. Dia masih sibuk berkutat di dapur tanpa menyadari kehadiran Jagat dan Ayang. Jagat tersenyum melihat Shanum yang dengan cekatan menyiapkan makanan itu. Ayang yang melihat Shanum langsung memanggilnya.
"Ateeeeee...."
Shanum berbalik dan tersenyum cerah melihat keduanya. "Eh, Ayang udah bangun. Sini sayang, mau bantuin Ate masak nggak?"
Dia mengambil Ayang dari gendongan Jagat kemudian mendudukkannya di meja dapur. Mata Ayang melihat makanan-makanan yang telah Shanum masak. Memang sebenarnya Shanum telah selesai memasak dan tinggal menyajikannya saja. Shanum membimbing Ayang untuk menata makanannya di piring saji. Ayang dengan semangat memberikan 'bantuannya' dan ketika selesai bertepuk tangan sendiri. Shanum dan Ayang menepukkan tangan mereka. Pujian diberikannya kepada gadis kecil itu, dan Ayang tertawa ceria setiap kali mendengar pujian Shanum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayang pintar banget sih bantuin masaknya. Nanti kalau Ate Sha masak bantuin lagi ya."
"Iya Ate.. Aku macakna enak. Ayah cobain macakan Ayang," kata Ayang sambil menyendokkan tumis udang brokoli dan menyodorkan pada Jagat, walau makanan yang disendoknya berjatuhan ketika diangkat dan menyisakan satu potongan kecil bawang putih saja.
Jagat menerima suapan Ayang, "Enak banget sayang. Pinter banget bantuin masaknya." puji Jagat sambil mengacungkan jempol.
Ayang terkikik senang. Suara tawanya memenuhi dapur pagi dan membuat suasana menjadi ceria. Sudah sangat lama Jagat mengharapkan hal ini. Keceriaan Ayang yang seperti anak usia tiga tahun pada umumnya. Sebelum mengenal Shanum dan keluarganya, Ayang sangat pemalu dan pendiam. Sekarang dia mulai menjadi anak yang aktif dan cerewet.
Jagat berjalan mendekati Shanum dan mencium kepalanya. "Pagi, Sha. Aku kira kamu sudah pulang."
Shanum tersenyum manis pada Jagat, "Pagi, Mas. Aku pulang bentar lagi, habis sarapan aja. Mas mau aku buatin kopi?"