*24*

5.2K 314 1
                                    

Saat ini ruangan khusus para maid beristirahat sedang sangat mencekam.

Karena kedatangan ketiga tuan besar mereka, Ambrose dan Dylan langsung kembali dari kantor setelah mendapat kabar tentang Alenka, mereka juga ikut menyidang mereka.

"Kenapa tidak ada yang mengantar makanan ke kamar putra saya" tanya Tristan dengan dingin.

"Siska, bukankah sudah saya katakan untuk mengantarkan makanan" Dylan menatap Siska, tadi sebelum berangkat dia sudah memberi tau Siska untuk mengantarkan makanan ke kamar Alenka.

"Ma-maafkan saya" siska membungkuk kepada mereka "sa-saya hanya ingin me-memberi pe-pelajaran" jawab Siska "putra saya tidak perlu di ajar oleh kamu, dia sudah pintar tanpa sekolah" serkah Ambrose.

"Tapi tuan muda sudah membuat putri saya menghilang" Siska langsung menegakkan tubuhnya "salahkan putrimu sudah membuat kaki anak saya terluka, bodyguard, bawa dia ke ruangan yang sama dengan anaknya" mendengar perintah dar Tristan, dua orang bodyguard langsung membawa Siska.

...

Haidar sedang berada di kamar Alenka, karena ini sudah saatnya makan siang jadi dia mengantar makanan ke kamar Alenka.

"Ayo buka mulutnya Baby" Haidar sedang membujuk Alenka yang sedari tadi tidak mau makan "nggak mau, mual kalo makan" jawab Alenka sambil menepis sendok yang berada di depan mulutnya.

"Baby kalau nggak makan, terus nggak minum obat bakal mual terus, jadi makan ya" Haidar kembali mengarahkan sendok berisi nasi lauk dan sayur ke mulut Alenka.

"Ayo buka mulut, habis itu Baby boleh minta apapun ke Abang" bujuk Haidar.

Dengan terpaksa Alenka membuka mulut dan menerima suapan dari Haidar.

"Bagus" Haidar terus menyuapi Alenka hingga suapan terakhir.

"Habis, minum obat ya" Alenka hanya mengangguk, Haidar mengambil obat lalu membukanya dan memberikan pada Alenka.

"Udah,mau apa lagi" Alenka menyingkap bajunya hingga terlihat perut ratanya "usap-usap, perut Alen sakit" Haidar yang gemas langsung mengecupi pipi Alenka.

"Ugh kak idar geli" protes Alenka,mendengar itu Haidar terkekeh.

"Berbaring, biar kakak usapin perutnya" Alenka menurut lalu berbaring, dan Haidar mengusap-usap perut Alenka.

"Masih sakit" Alenka mengangguk "kalo pusingnya udah membaik" Alenka menggeleng "masih pusing" Haidar menyentuh kompres di dahi Alenka, dan sepertinya kompres itu sudah tidak dingin.

"Kakak ganti ya" Alenka hanya mengangguk, Haidar mengambil kompres di laci lalu membukanya.

Setelah itu dia mengambil kompres di dahi Alenka dan memasang yang baru.

"Usap-usap lagi" Haidar menurut.

Lama mengusap, secara perlahan terdengar suara dengkuran halus, dapat Haidar lihat wajah damai adiknya yang tertidur.

'cup'

Haidar mengecup kening Alenka lalu keluar dari kamar Alenka.

...

Di ruang keluarga Haidar melihat seluruh keluarganya sedang duduk.

"Gimana" tanya Tristan "belum membaik, katanya masih pusing sama sakit perut" mereka mengangguk.

Setelah mengeksekusi Siska dan anaknya, mereka langsung berkumpul di ruang keluarga.

"Kenapa kita kumpul" tanya Haidar "ada pergerakan dari mereka..."

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang