*40*

3.6K 205 1
                                    


"DADYYYYYYYY" Mereka langsung kaget dengan teriakan Alenka yang menembus kamarnya (padahal kedap suara) "biar kakek yang ke sana" mereka hanya mengangguk dan membiarkan Dery pergi ke kamar Alenka.

...

Dery memasuki kamar Alenka, terlihat Alenka yang terduduk di kasur dengan kaki yang di silah dan wajah yang di topang oleh tangan kiri, dan jangan lupakan tv yang menyala menampilkan Film kisah nyata .

"Kenap kok cucu kakek teriak" Dery berjalan mendekati Alenka yang menatapnya "nggak ada, oh iya kakek Alen mau ke tempat nenek Suk" ujar Alenka berbinar.

Sedangkan Dery nampak gelisah harus bagaimana, tidak mungkin dia langsung bilang "dia udah mati" apa nggak jantungan tuh cucunya.

"Nanti ya, sekarang kan Alen baru sembuh" tukasnya.

"Yah tapi mau ketemu nenek sekarang" mood Alenka jadi buruk tau.

'cklek'

Tristan memasuki kamar sang putra "kenapa hmm" Tristan duduk di sebelah Dery "kalo mau ketemu nenek Suk harus sembuh dulu ya" Tristan mengusap Surai Alenka.

Tristan ingin memastikan terlebih dahulu apakah yang di foto itu benar, sedangkan Ambrose dan Dylan sedang dalam perjalanan menuju rumah nenek Suk.

Tristan akan menyusul setelah membujuk Alenka.

"Ya udah deh, tapi janji ya" ujar Alenka sambil mengangkat jari kelingkingnya, dan Tristan yang langsung menautkan juga jari kelingkingnya "janji" Alenka tersenyum saja.

Dery bernafas lega karena Tristan bisa membujuk Alenka "oh iya Ela mana kok nggak keliatan, biasanya dia nongol kayak jelangkung" tanya Alenka "dia udah pergi, Alen nggak usah pikirin Dia lagi, dia itu nggak penting, cuman cabe cabean" Jawab Tristan yang masih mengelus rambut Alenka.

Alenka hanya mengangguk saja, kalo gini hidupnya kembali damai.

"Tidur lagi, masih sakit kan" Alenka menggeleng, dia tidak ngantuk setelah barusan tidur "kalo gitu makan siang dulu" Dery langsung menggendong Alenka sebelum keduluan Tristan, sedangkan Tristan mendengus kesal lalu menyusul mereka.

...

Di ruang makan sudah lengkap berisikan seluruh keluarga.

Alenka duduk di sebelah Dylan, berhadapan langsung dengan Kaili.

"Karena sudah kumpul semua, kita mulai makan" mereka langsung makan makanan dengan tenang tanpa ada suara kecuali suara dentingan sendok yang bertubrukan dengan piring.

...

Selesai melakukan makan siang bersama, mereka memilih berkumpul di ruang keluarga dengan Alenka yang duduk di antara Fahri dan Haidar.

Alenka merasa tertekan, Haidar yang dari tadi mainin pipinya sedangkan Fahri yang mengelus rambutnya dengan kasar.

"Kak udah Lepas tangannya" Haidar dan Fahri terkekeh lalu melepas tangan mereka.

Tak lama seorang maid datang dengan nampan berisi kue kering, lalu meletakan di meja di susul dengan maid yang membawa minuman, ada susu, kopi, dan teh.

Sama dengan maid sebelumnya, maid itu juga menaruh minuman di meja.

Tristan sudah pergi menyusul Ambrose dan Dylan yang sedang berada di hutan tempat tinggal nenek Suk.

Alenka di beri susu, teh satu-satunya di beri ke Dery, sedangkan kopinya di berikan untuk para remaja kecuali Alenka.

...

Dapat Tristan lihat mayat dari orang yang selalu menjaga Alenka, nenek Suk.

Ternyata foto itu benar, nenek Suk sudah meninggal, bahkan jasadnya sudah membusuk, mungkin telah 2 hari nenek Suk meninggal.

"Sialan, dia mau mengincar Alenka kalo gini" ujar Tristan, dia tau akal-akalan dari musuhnya, dia mencoba membuat anaknya terpuruk lalu menyerang mereka.

"Kita makamkan terlebih dahulu, lalu cari cara buat meyakinkan Alenka" Tristan dan Ambrose mengangguki ucapan Dylan.

Lalu mereka membopong tubuh nenek Suk untuk di makamkan.

Kenapa tidak lapor polisi, jawabannya karena mereka tidak ingin para polisi ikut campur dalam urusan mereka.

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang