*22*

5.2K 314 1
                                    


"A-bang" Alenka dikejutkan dengan ketiga kakaknya yang ada di kafe, dan apa-apaan ini kenapa teman-temannya di ikat di kursi dengan mulut yang di Lakban.

"Kenapa pergi" tanya Kaili dengan dingin "lu-lupa ngasih tau" jawab Alenka sambil menunduk, jujur aura yang di keluarkan oleh ke tiga kakaknya membuatnya merinding.

"Kita langsung kembali ke indo, kamu udah ketemu sama temen kamu kan" mendengar itu Alenka langsung mendongak dan menatap Fahri.

"Lah kok gitu, kan baru sampai" protes Alenka setelah mendengar penuturan Fahri.

"Anggap aja hukuman, kita langsung kembali" Kaili berdiri di ikuti Zayn dan Fahri "ta-" "nggak ada bantahan" ucapan Alenka di potong oleh Kaili "tapi lepasin dulu temen Alen" ujar Alenka.

Tanpa bicara Zayn melepas ikatan di tangan dan kaki Zircon "lepaskan temen Lo" setelah itu Zayn keluar dari kafe di ikuti Alenka dan yang lain.

Zircon langsung melepas ikatan temannya "huh, dia anak yang bebas, tapi harus ketemu sama keluarga yang nggak bisa bikin Alen bebas" Kirana menatap mobil yang di naiki oleh Alenka.

...

Di dalam mobil hanya ada keheningan, Alenka hanya diam, Kaili menyetir, sementara yang lain entah sedang apa, mereka hanya diam tidak ada obrolan yang keluar dari mulut mereka selama perjalanan.

'babi, sialan lah, gw lupa minta kontak mereka lagi' batin Alenka, sebenarnya tadi dia ingin meminta nomor temannya agar lebih mudah berkomunikasi, tapi karena dia lupa dan karena kedatangan ketiga kakaknya membuat dirinya tidak bisa meminta nomor pada mereka.

'padahal masih pengen di sini, belum juga ketemu sama Kaiser Michael' tiba-tiba ada tangan yang kepalanya untuk bersandar di pundak Zayn.

"Tidur" ujar Zayn dingin, dari banyaknya kakak, hanya Zayn yang jarang bicara, dia selalu diam seakan-akan bisu.

Tapi sekali mengeluarkan suara, bisa membuat orang mati dalam sekali mendengar suaranya.

Tapi tidak dengan Alen, dia memejamkan matanya dengan kepala di pundak Zayn.

Jujur dia lelah, baru sampai di Jerman udah di suruh balik, kan nggak seru.

...

Saat ini Alenka sedang di sidang oleh ketiga ayahnya, entah bagaimana, saat bangun dia sudah ada di kamar, baru juga bangun Daddynya datang menyuruhnya untuk ikut.

Padahal nyawanya masih separuh, tapi ya mau gimana.

"Kenapa nggak bilang kakaknya kalo pergi" tanya Tristan dengan nada rendah yang membuat kesan mencekam.

"Al-alen lupa bilang" jawab Alenka dengan gugup, dia tidak ingin berada di situasi seperti ini.

Rasanya mengerikan "jadi tau kesalahannya?" sekarang giliran Ambrose yang bertanya pada Alen

"Tau pa" Jawab Alenka "masuk kamar, jangan keluar dan renungkan kesalahanmu, jangan keluar sampai Dadd yang buka pintu mengerti" "mengerti" setelah mengucapkan itu Alenka pergi menuju kamarnya dengan lesu.

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang