*41*

3.3K 207 0
                                    

Terhitung sudah 4 hari Alenka kembali ke mansion, dan sekarang kondisi Alenka sudah sembuh total, perban di kepalanya juga sudah di lepas sepenuhnya.

Hanya harus masih pake salep biar bekas lukanya hilang.

"Pah Alen udah sembuh, kita ketemu nenek" Alenka sedari tadi merengek kepada Ambrose untuk bertemu dengan nenek Suk.

Ambrose juga bingung mau jawab apa, karena dirinya takut salah bicara, bisa-bisa jantungan kan anaknya.

"Nanti ya"Ambrose;

"nanti, nanti, nantinya kapan pah, Alen udah pengen ketemu sama nenek"Alenka;

'cklek'

Seseorang memasuki ruang kerja Ambrose "Alen mau ketemu nenek kan, siap-siap sana" mendengar itu Alenka langsung lari ke kamar untuk siap-siap.

"Gimana kalo nanti kondisi Alen jadi memburuk?" tanya Ambrose pada Tristan "huh, mau bagaimana lagi, kita tidak mungkin menyembunyikan ini terus, Ambrose, seharusnya Lo tau gimana sakitnya pas anak Lo tau istri Lo meninggal tapi mereka taunya dari orang lain".

Ambrose terdiam, dia ingat bagaimana Haidar, Zayn dan Kaili yang mendiaminya selama 1 tahun karena mereka tau jika ibu mereka meninggal, tapi mereka tau dari orang lain, mereka merasa kecewa dengan Ambrose karena tidak mengatakan jika ibu mereka telah meninggal.

Bahkan mereka tau setelah 1 bulan kematian sang ibunda.

"Hah baiklah" Ambrose tidak ingin kejadian yang lalu kembali terjadi.

"Lo ikut" belum sempat Ambrose menjawab Tristan lebih dulu pergi "semoga semua akan baik-baik saja".

...

Alenka sudah duduk diam di kursi penumpang dengan Dylan di sebelahnya, Tristan yang menyetir dan Ambrose duduk di sebelah Tristan.

Alenka sudah sangat bersemangat, setelah hampir 1 bulan tidak bertemu neneknya, akhirnya hari ini dia akan bertemu kembali dengan nenek Suk.

Betapa bahagianya Alenka, tanpa tau apa yang terjadi.

Mobil mereka melaju menyusuri jalanan menuju tempat yang Alenka sendiri tidak tau.

...

Mereka telah sampai, tapi bukannya pergi ke rumah nenek Suk mereka malah pergi ke tempat pemakaman umum.

"Kok ke sini sih Dadd?" Alenka ingin protes tapi tidak jadi saat melihat Tristan, Ambrose dan Dylan menatap pintu makam dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Kita masih" Tristan menggandeng tangan Alenka masuk menuju ke makam.

Tristan membawa Alenka menyusuri ratusan makam, menuju salah satu makam yang terletak di bawah pohon beringin.

Alenka melihat nisan makam itu, dan betapa terkejutnya dia saat mengenal nama itu dengan baik.

Sukma Indah Permana nama asli nenek Suk.

"Dadd, ini-"

"Nenek sudah pergi, dia meninggal 1 Minggu yang lalu" Tristan memotong ucapan Alenka.

Dapat mereka lihat mata Alenka yang memancarkan kesedihan, tal lama mata indah itu berkaca-kaca, dan menumpahkan air mata.

"Hiks, Daddy ini nggak bener kan" mereka merasa bersalah karena melihat putra bungsuh mereka menangis.

Ini salah mereka karena tidak memberikan penjagaan di rumah nenek Suk.

"Ini memang nenek Suk, maaf kita baru kasih tau sekarang, kami bahkan tau saat Al sedang sakit, karena tidak ingin Al tambah sakit, jadi kita rahasiakan ini semua sampai Al sembuh"Dylan;

"Hiks, nenek" tubuh Alenka terasa lemas mengetahui fakta ini.

Dia langsung terduduk di sana "hiks nenek, nenek" Tristan, Ambrose dan Dylan merasa sakit melihat Alenka seperti ini.

Ini pasti salah satu rencana musuh mereka, menghancurkan mental permata mereka, lalu menghancurkan mereka di saat mereka ikut terpuruk.

"Udah jangan sedih, kalo nenek tau Al nangis, pasti nenek bakal sedih di atas sana" Dylan mengangkat tubuh Alenka menuju Gendongannya.

Alenka langsung memeluk leher Dylan, lalu menangis.

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang