S2-3.

563 61 0
                                    

"baru masuk sehari udah kayak gini" Tristan menatap tubuh sang putra yang kini terbaring tak sadarkan diri dengan selang infus di tangannya.

Zayn yang tadi baru selesai mengerjakan sebuah tugas, harus di buat panik ketika tidak menemukan adiknya, dirinya berkeliling sekolah, hingga dirinya melihat pintu gudang olahraga terbuka.

Begitu Zayn masuk, dia langsung melihat adiknya tak sadarkan diri dengan beberapa luka lebam di wajahnya, dan darah yang menggenang di depannya.

"Zayn" Zayn yang di panggil menoleh, menatap Ambrose "CCTV sudah di periksa, pelakunya Exel, salah satu keturunan keluarga Aditya yang kini menggunakan marga ibunya" ambrose mengangguk.

"Cari tau semuanya" Zayn mengangguk.

"Kai?" Kaili yang sedang memeriksa kondisi Alenka menoleh "tidak apa, dia memuntahkan darah karena perutnya yang terbentur, tapi karena itu, asam lambungnya semakin parah, kalau telat sekali saja makanya, itu sudah sangat bahaya" mereka mengangguk.

"Jangan biarkan dia sekolah dulu sampai sembuh, dan lusa, orang suruhanku sudah akan ada di sekolahan untuk menjaganya" ambrose dan Tristan menoleh ke arah Dylan.

"Siapa?" Tanya mereka "seseorang yang pasti sudah Al kenal"

.
.
.

"Nggak mau" Alenka terus menolak suapan yang di berikan oleh Haidar, dirinya sedari tadi tidak mau makan malam.

"Al, makan ya, 3 suap deh ya" Alenka tetap menggelengkan kepalanya "huh" Haidar meletakan piring di Nakas.

"Al, kakak nggak suka di bantah sekarang, makan atau kakak paksa"

"Nggak mau" Haidar menangkup pipi Alenka jingga bibirnya terbuka, lalu Haidar langsung melayangkan sendoknya ke mulut Al.

"Ehm" Alenka berusaha menarik tangan Haidar yang membungkam mulutnya agar tidak memuntahkan makanannya, dengan terpaksa menelan makanan yang sudah masuk ke mulutnya.

"Lagi" Alenka akhirnya pasrah menerima setiap suapan yang di layangkan Haidar.

"Nah, habis, ayo minum obat" Haidar membuka bungkus obat, lalu memberikannya ke Alenka, Alenka menerimanya, dan meminumnya.

"Nah, pinter" Haidar mengusap Surai Alenka "ugh" Haidar menatap Alenka "kenapa dek" Alenka tidak menjawab.

Dia malah berlari masuk ke kamar mandi.

Huek
Huek

Haidar yang mendengar suara orang akan muntah langsung menyusul Alenka.

"Astaga adek" Haidar memijat tengkuk Alenka.

Huek

Alenka mengeluarkan semua isi perutnya "ugh, sakit" Haidar menggendong Alenka saat melihat Alenka sudah tidak muntah lagi.

"Minum dulu" Haidar memberikan gelas berisikan minuman ke Alenka.

"Udah mendingan" Alenka mengangguk.

"Tidur aja ya, biar nggak sakit" Haidar membaringkan Alenka di kasur, membiarkan anak itu tertidur.

.
.
.

Di sebuah ruangan yang terkesan tertutup itu, nampak seorang pria yang duduk di kursi singgasananya, menatap angkuh ke arah pria di depannya.

"Bagaimana?"

"Saya berhasil mengambil informasi dari anak buah Aditya"

"Di mana Aditya?"

"Dia telah kalah di tangan mereka tuan"

"Hmm, informasi apa yang di dapat"

"Mereka kini menjadi satu, tidak saling bersaing lagi, dan mereka mengangkat seorang anak laki-laki tuan"

"Anak laki-laki?"

"Ya tuan, anak itu merupakan keturunan terakhir keluarga Mahesyar"

"Keturunan terakhir? Bukankah keturunan terakhir keluar itu sudah mati di tangan mereka bertiga?"

"Memang begitu tuan, tapi ternyata, dia punya anak, dan anak itu kini menjadi putra bungsuh dari mereka bertiga"

"Hmm, keturunan terakhir keluarga Mahesyar, berarti dia seorang albino bukan?"

"Bisa di bilang begitu, namun dia hanya memiliki rambut putih, sedangkan bagian tubuhnya yang lain masih normal"

"Hm, mungkin dia umpan yang bagus, awasi pergerakan anak itu, dan kirim data dirinya"

"Baik tuan" orang itu pergi dari hadapan sang ketua.

"Hm, keturunan terakhir Mahesyar, apa dia anakku? Ah, jika dia keturunan terakhir bukankah dia anak dari wanita ular itu, kasian sekali dia harus terlahir dari rahim seorang jalang, sepertinya aku harus mencari tau, apakah dia anakku atau bukan" orang itu tersenyum miring, menatap foto yang di kirimkan oleh anak buahnya melalui email.

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang