S2-2.

797 81 2
                                    

"Nggak gw sangka Lo bakal bisa masuk ke sekolah ini, pake apa Lo masuk" Alenka menatap remaja di depannya.

Elex Bramanta anak yang memiliki banyak catatan buruk di buku guru BK.

"Heh, di tanya itu jawab, Lo masuk ke sini pake apa, eh, pake duit si Fahri ya, kan dia mau buang duitnya buat Lo" Alenka hanya diam, tidak berniat menanggapi perkataan dari Elex itu.

"CK, Lo bisu ya sekar-"

"Al" Elex berhenti berbicara saat ada seseorang yang memanggil Alenka dari arah pintu, dapat Elex liat seorang lelaki tengah bersandar di gawang pintu dengan tatapan yang tak lepas dari Elex.

"Siapa Lo?" Tanya Elex "kamu tidak sopan terhadap guru" ujarnya, dia Zayn yang tadi berniat mengajak Alenka makan di ruangannya.

"Guru, baru liat gw sama Lo, guru baru doang belagu" Zayn mendekati Exel dan Alenka "Exel, akan saya laporkan ke guru BK, ayo Al" Zayn langsung menarik Alenka keluar kelas "HEH" Exel yang melihat Alenka pergi berusaha memanggilnya, tapi gagal.

.
.
.

"Kamu kenal dia dek?" Alenka mengangguk "dia dulu orang yang suka ganggu Al di sekolah" Zayn mengangguk.

"Mau di keluarkan?"

"Nggak usah kak"

"Adek yakin" Alenka mengangguk "ya udah, kita makan dulu di ruangan kakak, tadi Daddy ngasih bekal buat kamu" Alenka mengangguk, lalu mereka berjalan menuju ruangan khusus untuk Zayn yang di sediakan oleh sekolah.

.
.
.

"Kalian akan di pindahkan ke Indonesia" perkataan seorang wanita wanita itu membuat 5 remaja di depannya terkejut.

"Untuk apa?"

"Untuk apanya kalian akan tau nanti, kakak udah bilang ke keluarga kalian, dan mereka setuju, penerbangan kalian lusa, persiapkan baju dan perlengkapan kalian, di sana sudah ada tempat tinggal untuk kalian, kalian juga sudah di daftarkan di salah satu sekolah bergengsi di sana"

"Siapa yang membayar itu semua?"

"Seseorang yang menyuruh kalian ke sana, ini tidak geratis, kalian di sana akan menjaga seseorang"

"Siapa?"

"Kalian akan tau nanti, cafe ini akan tetap berjalan, walau karyawannya di ubah"

.
.
.

"Kenapa harus ada sayur sih" keluhnya saat menatap bekal yang berisikan nasi, ayam goreng, dan sayur.

"Biar adek sehat, di makan oke" Alenka mengangguk pasrah, lalu memakan bekalnya, Zayn hanya mampu menggelengkan kepalanya saja.

.
.
.

Jam pelajaran telah berakhir sejak 10 menit yang lalu, dan kini Alenka tengah menunggu Zayn yang masih berada di dalam sekolah untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.

"Heh, di sini rupanya" Alenka menatap Exel dengan jengah, dirinya harus bertemu lagi dengan orang yang membuat masa sekolahnya hancur.

"Ikut gw" Exel menarik lengan Alenka "akh, lepas sakit" Exel seakan tuli, dia menarik Alenka menuju ke salah satu bangunan yang terletak tak jauh dari gedung sekolah.

Gudang olahraga, di mana di sana terdapat banyak bola dan beberapa peralatan olahraga.

Bruk

"Akh" Exel menghempaskan Alenka ke salah satu rak, mengakibatkan banyak bola di rak itu terjatuh dan mengenai kepala Alenka.

Dug

"AKH" Alenka berteriak kesakitan saat perutnya di injak dengan kuat oleh Exel.

"Bangsat, Lo tau nggak kenapa selama ini gw benci banget sama Lo" Alenka hanya mempunyai menggeleng, dia berusaha menjauhkan kaki Exel yang berada di perutnya.

"KARENA IBU LO BIKIN KELUARGA GW HANCUR"

"AKH LEPAS" Exel menekan kakinya.

Bugh

"Akh hiks berhenti" seru Alenka saat tiba-tiba Exel memukul dengan keras ke perutnya.

"Ibu Lo itu kerjaan nya jadi selingkuhan orang"

Bugh

"Dan karena dia, orang tua gw pisah"

Bugh

"Gw jadi mikir, apa Lo itu anak haram ya, kan kerjaan ibu Lo kotor"

Bugh

Pukulan keras kembali menghantam Alenka, Exel yang melihat itu tersenyum miring "Lo pake apa sampai bisa Deket sama guru"

Alenka tidak menjawab, dirinya memegangi perutnya yang begitu sakit.

"Ah, cukup, besok gw lanjut" Exel pergi dari gudang, meninggalkan Alenka yang merintih kesakitan.

"Uhuk" darah keluar dari mulutnya, tak lama pandanganya mengabur.

Bruk

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang