*8*

9.8K 606 13
                                    


Pagi-pagi sekali Alenka sedang bergulat dengan Dylan, dia akan di mandikan oleh Dylan, tapi Alenka memberontak, dan berakhir Dylan memandikan Alenka dengan di bantu Fahri, Fahri mencekal pinggang Alenka, sementara Dylan menyiram Alenka dengan Air hangat.

Alenka terus memberontak, bahkan sebuah cakaran dia berikan beberapa kali pada Dylan dan Fahri.

"Yaaak, GW BISA MANDI SENDIRI" Teriak Alenka ketika air hangat kembali mengguyur tubuhnya "sttt, diem aja, nanti kalo mandi sendiri takut kepleset" jawab Dylan yang masih mengguyur Alenka.

Dia berusaha mati-matian agar tidak di cakar lagi, bukan karena sakit, tapi bekasnya, jika sampai ada orang yang tau seorang Dylan terluka mau di taruh mana mukanya.

"Nah udah, handuk mana fah" tanpa menjawab, Fahri melilitkan handuk di tubuh Alenka.

Alenka sudah tidak memberontak, tapi menatap tajam kedua orang itu.

Fahri menggendong Alenka untuk pergi keluar kamar mandi, di ikuti oleh Dylan.

Fahri mendudukkan Alenka di kasur, sedangkan Dylan mengambil baju.

Sambil menunggu Dylan, Fahri mengambil minyak telon dan bedak bayi, Fahri memberikan Minyak telon ke tubuh Alenka, lalu di beri bedak bayi.

"Yaak gw bukan bayi" protes Alenka, Fahri tidak peduli.

"Lo kenapa bohong soal keluar lo" tiba-tiba Alenka bertanya pada Fahri, dirinya sebenarnya kecewa dengan Fahri karena selama ini dirinya di bohongi.

Fahri berkata jika orang tuanya sudah meninggal, dan Alenka juga di bohongi soal nama Fahri, ternyata selama ini Fahri menyembunyikan jati dirinya.

"Karena aku pengen nggak ada orang yang Deket sama aku cuman karena harta" Alenka terdiam.

"Ya sebenarnya bukan cuman itu, tapi karena gw mau nyari orang yang mirip sama adik gw" Alenka mengernyit.

"Dan kamu mirip adik aku yang udah meninggal, dia Albino, jadi rambutnya, bulu matanya, dan alisnya berwarna putih, sementara matanya berwarna biru, kamu yang memiliki rambut putih membuat aku teringat sama adik aku, walau hanya rambut yang mirip, tapi itu sudah membuat aku menganggap kamu adik aku" jawab Fahri.

"Oh sebenarnya aku udah lulus SMA, tapi aku ngulang lagi buat Deket sama kamu" Alenka tidak percaya, ternyata selama ini dia di tipu banyak hal oleh sahabatnya.

Tak lama Dylan keluar dari walk in close dengan satu set baju, dan satu Hoodie.

Dylan memakainya pada Alenka, Alenka hanya diam.

"Nah udah" Alenka sudah bau bayi sekarang karena mereka menggunakan perlengkapan bayi.

"Sekarang kita sarapan" Dylan menggendong Alenka menuju meja makan, sementara Fahri sudah pergi lebih dulu sebelum Alenka selesai memakai baju.

...

Alenka duduk di pangkuan Dylan, di depannya sudah ada banyak makanan.

Di depannya ada 3 orang yaitu Galent, Gibran dan Fahri, Alenka di hadapkan bubur, yang jika di lihat sepertinya itu bubur bayi.

Dylan mengambil sendok di mangkuk yang berisikan bubur bayi, dia mengarahkan sendok itu ke mulut Alenka "ayo makan" Alenka menatap Dylan "makan ini, kemarin maag kamu kambuh kan?" Alenka mengernyit, bagaimana orang ini bisa tau.

Alenka akhirnya pasrah dan menerima suapan yang di beri Dylan.

...

Selesai makan Alenka berada di kamar dengan Fahri yang sedari tadi memangkunya di kasur sambil menonton film.

'yang pertama gw nggak tau mereka kayak gimana, yang kedua terlalu mengekang, dan yang ini memperlakukan gw kayak bayi, dan ke-tiga tiganya tidak cocok buat gw, jadi harus gimana, kabur ke luar negri, kalo di sini gw bisa ketemu Mereka kapan aja, tapi kalo di luar negri udah pasti kecil kemungkinannya gw ketemu Mereka, jadi lebih baik gw ke luar negri, hidup mandiri pake tabungan yang gw punya, ide bagus' batin Alenka memikirkan cara untuk tidak bertemu dengan ketiga keluarga ini.

Jadi dia akan pergi ke luar negeri.

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang