*28*

4.5K 279 4
                                    


"Udah" Alenka menjauhkan sendok yang akan kembali memasuki mulutnya "minum obatnya" Haidar membuka bungkus obat satu persatu, lalu memberikannya kepada Alenka.

"Kak idar, hp Alen Mana" tanya Alenka, sudah lama dirinya tidak memegang benda pipih itu.

"Al belum boleh pegang hp" mendengar itu Alenka mengerucutkan bibirnya.

'chup'

Karena gemas akhirnya Haidar mengecup bibir itu "yak" Alenka mengusap bibirnya yang ternodai oleh bibi Haidar, melihat itu Haidar hanya terkekeh.

'tok tok tok'

"Siapa"

"Saya tuan, tuan muda di suruh untuk turun bersama tuan kecil" ujar seorang di luar, dia kepala pelayan di mansion ini.

Tanpa menjawab Haidar langsung menggendong Alenka, Alenka tidak memberontak karena sudah terbiasa.

Mereka langsung menuju ke ruang tamu, di sana sudah nampak seluruh keluarga dengan 1 orang kakek-kakek dan seorang gadis di sebelah kakek itu.

Haidar duduk di sebelah Tristan, dengan Alenka yang duduk di pangkuannya.

"Ada apa anda ke sini pak tua" kakek itu adalah orang yang telah membesarkan Tristan, Ambrose dan Dylan.

Mereka memang tidak memiliki hubungan darah, mereka hidup bersama kakek itu di panti dari bayi hingga berumur 15 tahun, selama hidup bersama mereka selalu berantem.

Tapi walau begitu mereka bertiga saling menyayangi, hanya saja terhalang gengsi.

"Kamu tidak ada sopan-sopannya Tristan" tegur kakek itu, namanya Dery Mahesyar.

Dery adalah seorang pengusaha sukses, walau sekarang sedang menikmati masa tua dan menikmati seluruh hartanya.

Dery membangun panti asuhan karena gabut.

Pertama membangun panti hanya di isi beberapa anak, karena pada saat itu masih jarang di temukan anak terlantar.

Berbeda dengan sekarang yang banyak anak di buang karena hubungan di luar nikah, tidak sanggup membiayai dan banyak lagi alasan untuk membuang seorang anak (nggak taukah di Jepang, cina sama Korea lagi krisis kelahiran anak, di indo malah bayi baru lahir udah di buang, padahal kan bisa di kasih ke pasangan yang nggak bisa punya keturunan) .

"Kakek tua mending pulang, urus selir selirnya yang udah nunggu" ujar Dylan "sembarangan kamu rose" tegur Dery, sementara gadis yang duduk di dekat Dery sedang menatap polos ke arah Haidar dan yang lain.

Sementara Alenka sudah diam karena di kasih iPad, lanjut maraton katanya.

"Ah iya, saya ke sini cuman mau liat cucu saya yang baru, saya cuman berharap kali ini nggak kayak abangnya yang kayak dakj*l" ujar Dery, tatapan Dery langsung terfokus pada Alenka yang sedang fokus ke iPad.

"Apa dia yang namanya Alenka" Alenka yang namanya di sebut langsung menoleh, dan tatapannya bertemu dengan tatapan Dery.

Dery langsung mematung melihatnya.

Dia bergerak menjamah wajah Alenka yang masih mulus "kenapa kamu mirip dengan mendiang istri saya" ujar Dery.

Dia langsung mengangkat Alenka untuk duduk di pangkuannya, seakan menatap mendiang istrinya pada Alenka.

Kenapa bisa semirip ini, padahal anak gadisnya yang durhaka tidak semirip itu "siapa nama orang tua kamu" tanya Dery "Tristan, Ambrose sama Dylan" jawab Alenka yang membuat Dery tepuk jidat.

"Bukan maksudnya nama orang tua kandung kamu"

"Oooh bilang dong yang jelas, namanya Keyra Dan Agus"

"Apa marga ibu kamu"

"Mahesyar"

.
.
.
~•TBC•~

ALENKA IS NOT AN ALBINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang