Hari ini, Raya memutuskan untuk kembali masuk kerja. Meskipun rasanya akan sangat canggung saat ia berhadapan dengan Abimanyu, tapi mau bagaimana lagi, ia merasa sangat bosan jika harus terus di rumah.
Setidaknya saat di kantor ia akan bertemu dengan Silvi, jadi tidak terlalu merasa sangat kesepian.
Ah iya. Ia lupa belum menceritakan hubungan pertunangannya yang kandas.
"Raya!! Akhirnya, aku bisa melihatmu lagi!" seru Silvi. Wanita itu bahkan langsung memeluk tubuhnya.
Raya terkekeh pelan, "Aku tahu kalau Mbak pasti akan merindukan aku.” kekehnya.
Silvi melepaskan pelukannya dan mengangguk. "Selama kami cuti, aku tidak memiliki teman untuk bergosip.” katanya.
Raya lagi-lagi tertawa, kemudian melepaskan pelukannya dari Silvi. "Oh, jadi aku hanya sebagai teman gosip Mbak saja nih?"
Silvi berdecak pelan. "Ah, menyebalkan!" sungutnya. "Bye the way, apakah kamu sudah sehat?" tanyanya dengan raut penuh kekhawatiran.
Raya menatap Silvi, "Kenapa bertanya seperti itu?"
Silvi menghela napas pelan, "Pak Abimanyu yang bilang, jika kamu cuti karena sakit. Kenapa kamu tidak memberitahuku?"
"Ah, sebenarnya ceritanya panjang hehe."
Silvi mendengkus kasar, "Jadi, kamu tidak akan memberitahuku?"
Raya tertawa, "Ayolah, bagaimana jika kita bergosip di ruang kerja Mbak Silvi saja. Mau?”
"Hm, baiklah. Kali ini, aku akan memaafkanmu.” katanya.
Mereka sampai di ruangan Silvi, Raya langsung menceritakan semuanya kepada Silvi, ia juga memberitahu soal Arya yang ternyata sudah menikah dengan wanita lain, dan semua kebohongan pria itu.
"Wah, Arya ini benar-benar sampah. Bisa-bisanya ia melakukan semua itu kepadamu!” Silvi langsung berseru heboh, memancing atensi banyak orang. Kemudian ia menghela napas, “Dan, apa katamu? Abimanyu ada saat kamu terluka?"
Raya mengangguk, sembari meminta Silvi mengecilkan volume suaranya. "Mbak, jangan berisik. Jika ada yang mendengar, mereka akan salah paham," bisik Raya.
"Aku juga akan salah paham. Lagi pula, bagaimana bisa Abimanyu terus terlibat di hidupmu?"
Raya menghela napas, "Mbak, aku sudah bilang jika aku bertemu dengan Arya di rumah sakit, saat Aku dan Abimanyu menjenguk neneknya yang sedang kritis.” paparnya.
Silvi kemudian menepuk keningnya, "Oh ya, soal Abimanyu. Kamu pernah bilang kan, jika ia sudah memecat Leo?"
Raya mengangguk.
"Nah, itu yang aneh. Kamu tahu Ray, selama kamu cuti Leo bekerja untuk menggantikanmu.”
Kedua mata Raya membulat. Apa? Bagaimana bisa? Bukankah Abimanyu bilang sudah memecat Leo?
"Apa? Mbak serius?"
Silvi mengangguk, tatapan wanita itu terlihat sangat serius. "Iya Raya. Aku sendiri bahkan merasa heran, kenapa Leo bisa berada di sini.”
Raya bergeming, kebohongan apalagi ini? Bukankah Abimanyu bilang jika ia telah memecat Leo? Tapi, kenapa pria itu berada di sini.
"Aku juga berpikir seperti itu, saat melihat Leo. Jika di pikir-pikir, bukankah ini sangat aneh? Apa alasan Abimanyu berbohong kepadamu soal Leo, ia juga bahkan berani membayarmu tiga kali lipat.”
Benar juga. Bukankah rasanya terlalu aneh, jika Abimanyu sampai menyanggupi keinginannya yang ingin di gaji tiga kali lipat?
Sial, kepalanya terasa sangat pusing dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Raya [TERBIT] ✓
General FictionRaya Fatarisa telah bertunangan dengan Arya Purnama, yang merupakan kekasihnya sejak SMA. Namun, tiba-tiba saja hubungan mereka mulai merenggang, akibat kurangnya komunikasi, dan Arya yang sangat sibuk bekerja di luar kota membuat Raya kesulitan unt...