TCR-18

826 65 2
                                    

Ia tidak tahu pasti, sejak kapan dirinya tertarik kepada sosok Raya Fatarisa yang sudah selama tiga tahun bekerja menjadi sekretarisnya. Selama tiga tahun ini mungkin Raya sudah banyak menaruh dendam yang amat besar kepadanya. Mengingat ia dan Raya sering beradu mulut, dan karena itu juga dirinya di juluki sebagai iblis bertanduk.

Raya memang belum menyadari alasannya ia sering memarahi Raya bukan karena pekerjaannya tidak bagus, tapi itu adalah cara agar ia bisa terus berbicara dengan Raya di luar pekerjaan.

Tidak masuk akal? Tentu, bukankah cinta seperti itu?

Ia sempat syok, ketika wanita itu meminta cuti selama tiga hari, dengan alasan jika ia akan bertunangan dengan kekasihnya. Sebenarnya, Raya sempat mengundangnya untuk datang ke acara tersebut. Tapi, karena ia tidak ingin merasakan sakit yang mendalam, ia memilih untuk tidak datang ke acara pertunangan Raya.

Raya juga tidak sadar mengapa ia sering mengganggunya saat Arya tengah meneleponnya di kantor, dan selalu marah saat Arya mengiriminya sesuatu ke kantor. Tentu saja semua itu karena ia cemburu.

Ya, ia mengakui jika dirinya cemburu.

Cemburu kepada Arya yang bisa menghubungi Raya kapan pun ia mau.

Cemburu kepada Arya yang bisa selalu melihat Raya tertawa dan tersenyum setiap hari.

Dan, saat Arya datang ke Jakarta lalu kemudian memukul wajahnya, ia sebenarnya merasa sangat marah, makanya ia langsung pergi meninggalkan Raya dengan Arya. Tapi, sebenarnya, ia tidak benar-benar pergi. Ia melihat semuanya, saat Arya dan Raya bertengkar, sampai Arya yang meninggalkan Raya sendirian di sana.

Ia mengetahui semuanya.

Kemudian, saat Raya memutuskan akan resign ia kembali marah. Itu artinya Arya memang sangat berarti di hidupnya, sampai Raya rela melepaskan pekerjaan yang sudah ia tekuni selama 3 tahun ini demi Arya.

Ia juga berbohong kepada Raya soal Leo yang telah ia pecat. Leo sebenarnya tidak di pecat, pria itu tetap bekerja sebagai orang kepercayaannya dalam hal apa pun. Ia sengaja menuruti keinginan Raya yang meminta di gaji tiga kali lipat, ia sengaja menahan Raya agar tetap berada di sekitarnya.

Ia hanya ingin terus melihat Raya setiap hari, seperti biasa.

Ini mungkin terdengar sangat gila, tapi ia serius menginginkan Raya untuk terus bersama dengannya.

Lantas, kenapa ia tidak mengungkapkan perasaannya kepada Raya saja?

Tidak. Abimanyu tidak ingin melakukannya dengan terburu-buru, ia tidak ingin terlalu memaksa Raya. Apalagi, wanita itu baru saja terluka karena pengkhianatan tunangannya.

Setidaknya, untuk saat ini ia memiliki Arabella sekarang, sosok yang mendukungnya untuk mendapatkan Raya. Melalui anak itu, ia bisa mengetahui lebih banyak soal Raya.

"Pak, kita sebenarnya akan pergi ke mana sih? Bukankah ini sangat jauh dari tempat tinggal kita masing-masing?" tanyanya.

Abimanyu berdeham, "Ah, iya. Tidak apa-apa kan, jika kita menemui Mr. Chen dulu?"

Raya mengangguk, "Boleh. Apakah beliau ada di Jakarta?"

"Iya, beliau tidak jadi berangkat ke negaranya. Karena ada satu dan lain hal." jelasnya. "Kebetulan sekali, beliau sedang berada di restoran dekat sini. Kita sekalian makan disana saja ya?" tambahnya.

Raya mengangguk, lalu tak lama Abimanyu memarkirkan mobilnya di halaman sebuah restoran jepang.

"Kamu menyukai makanan jepang?" tanya Abimanyu, saat mereka berdua sudah keluar dari dalam mobil.

Takdir Cinta Raya [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang